BTS SHORT STORY

DECALCOMANIA [jungri]

song: BTS Jungkook - Decalcomania 

WARNING TYPO 

ENJOY READING 

Ukiran pada kanpas tak lekang hanya dengan guratan cat dan juga pola, pahatan indah yang tergambar direlung jiwa adalah nilai seni yang mungkin saja bisa membangkitkan prasa hati yang telah sakit. Cinta dalam keseluruhan hanya bentuk tak kasat mata namun terasa begitu berat.

Tumbuh, mekar, mewangi, layu, gugur dan kemudian patah adalah tahapan keindahan yang mungkin akan tercipta lagi, dalam beberapa saat ranum kelopak membawa deru nafas untuk insan yang saling merindu. Riuh rindu, redam kesakitan dan untai kata belum selesai mewarnai sebuah maha karya indah yang tengah terpajang di galeri.

Dalam beberapa waktu dia mulai mengerti dan mencari bagaimana cinta harusnya berjalan, bagaimana risalah hati yang harusnya terpecahkan dan mana rasa bersalah yang harus ia terima.Goresan pena, pahatan dimeja, ukiran dikanpas dan pesan didalam tatapan mengubah sebuah patung mati menjadi hidup hanya dengan perasaan yang tersampaikan dengan baik.

Inilah penghargaan untuk dia yang mencinta seseorang, ini adalah hadiah terbesar didalam hidupnya dan inilah akhir dari mencintai seseorang yang telah berada disii Tuhan.

"Decalcomania" (A Thousand Times Good Night)

Main cast: BTS Jeon Jungkook

Other cast: Red Velvet Yeri

Genre: Romance Sad ( Length- Oneshoot )

Author: Jy_kim

Namanya Jeon Jungkook seorang pelukis yang terkenal dengan lukisan - lukisan indah yang menawan dirinya besar dilingkungan keluarga yang berkecukupan ibunya adalah seorang pembuat tembikar dan ayahnya adalah seorang pelukis ternama jadi tidak heran namanya didengar seantero kota.

Dengan mata yang tajam, gerak tangan yang lincah serta tingkat ketilitian yang tinggi membuat karyanya layak untuk dipajang digaleri kota yang bernama " Decalcomania" tampak indah dan nyata dengan semua hasil dekorasi sebuah ilustrasi baik itu kehidupan nyata maupun objek mimpi. Sebuah keterbatasan dunia ruang yang membuat karya karya itu layaknya hidup dan berbicara dengan penikmatnya.

Kota ini menjadi sebuah lembar kertas untuk menuliskan sebuah hubungan manis ditengah ketatnya peraturan keluarga, cinta yang tumbuh diantara keduanya menjadi romansa yang akan dikonsumsi untuk semua orang dimasa depan kelak, mungkin saja karya yang akan dia ciptakan menjadi remah bibir bagi mereka yang memang sering mendengar ceritanya.

Ini bukan perjuangan cinta yang berakhir dengan bahagia, dan ini juga bukan sebuah tulisan yang akan membuktikan cinta itu adalah bahan dasar untuk kesensaraan.

Cerita itu dimulai disuatu senja ditaman dimana seorang gadis cantik tengah memandang kuntum bunga yang hampir mekar dengan gaun berwarna putih dan tata rambut yang ia gerai serta garis senyum yang membetuk matanya menjadi tatap tipis namun elengan dan juga bibir ranum semerah delima yang tengah mekar.

Semua itu terekam sempurna didalam ingatan seniman yang tak sengaja lewat, jauh disana ia berdiri dibalik pohon sambil memperhatikan gadis menawan itu ia hanya tersenyum tipis kala sang gadis beranjak dari duduknya lalu memetik bunga – bunga yang tersebar di kiri dan kanan jalan setapak.

Malam mulai mengantikan siang, ditengah lamunannya bayangan sang gadis tiba dan membuat dirinya kembali tersenyum simpul. Dengan perlahan ia mengambil beberapa bahan untuk membuat sebuah ukiran dikanpas putih.