bab 21. mulai membaik

257 37 13
                                    


Jangan lupa vote afan di ig, FB ataupun aplikasi x. Dan juga vote melalui aplikasi video

Dan juga lewat SMS dengan ketik
IDA  A1








"Afan" panggil Gibran dalam keadaan masih tidak sadar kan diri. Salma yang mendengar anaknya mengigau semakin khawatir

"Gib cepat sadar ya nak" Salma mengusap surai rambut Gibran menatap anaknya khawatir

Gibran perlahan tersadar, pandangan pertama yang ia lihat adalah keberadaan Salma dan juga Fatir yang menatapnya khawatir

"Mah.." panggil Gibran dengan suaranya yang serak

"Iya sayang ini mama" ucap Salma khawatir

"Afan" panggil Gibran

"Iya sayang nanti afan datang ya" ucap Salma dengan mata yang berkaca kaca, ia sangat tidak bisa melihat anaknya seperti ini

"Gibran kamu kenapa bisa demam"tanya Fatir khawatir

"Pasti kamu mikirin afan berlebihan kan" tebak Fatir. Gibran mengangguk takut

"Gibran kamu punya fisik lemah kamu gak bisa banyak pikiran" ucap Fatir

"Udah mas jangan diceramahi dulu" ucap Salma

"Maaf pah" ucap Gibran menyesal

"Kamu tunggu ya pasti afan akan datang" ucap Salma mengelus surai Rambut anaknya

"Iya ma"

....................

Sepulang sekolah afan sengaja menunggu Noah dipagar karena Noah meminta untuk menemani nya latihan basket

Afan bersandar di dinding dekat pagar sekolah nya, fokus afan teralihkan ketika melihat Al yang mengendarai motornya berhenti didepan nya

"Fan" panggil Al dengan wajah khawatir

"Loh bang Al.. ada apa kenapa bang Al kaya khawatir gitu" tanya afan yang ikut khawatir

"Gibran.. dia masuk rumah sakit" ucap Al, afan yang mendengar berita itu terkejut ia kini juga sangat khawatir dengan Gibran

"Bang antar aku ke tempat Gibran ya" ucap afan tak kalah khawatir dari Al

"Yaudah Lo naik" afan menaiki motor Al. Al yang sangat khawatir tidak sengaja melajukan motornya kencang membuat afan ketakutan dan sontak memegang pinggang Al

Al terpaku pegangan erat afan membuatnya sangat nyaman, ia merasa seperti sedang melindungi adiknya yang sedang ketakutan

Afan yang sadar ia sedang memegang Al erat pun sontak melepas nya

"Maaf bang" ucap afan takut

"Hehehe gak papa kok" ucap Al yang masih melajukan motornya dengan kecepatan sedang

"Gua gak tau fan.. tapi hanya elo dan Gibran yang berhasil buat gua ngerasa jadi seorang Abang" batin Al tersenyum

.............

Rasya, Naura, Adara dan Irsyad terlebih dahulu pergi kerumah sakit

Disana sudah ada Fatir dan Salma juga. Mereka semua memasuki ruangan Gibran dengan tergesa gesa

"Gib Lo gak papa kan" ucap Adara cemas

"Lo kenapa sih gib kita khawatir banget sumpah" ucap Irsyad

"Tau, Lo ini ya kalau udah sakit bilang jangan Lo tanggung sendiri kan jadinya Lo pingsan gak sadar kan diri tadi" ucap Naura panjang lebar karena kesal dengan Gibran yang selalu memendam semuanya sendiri

"Maaf ya kak" ucap Gibran menunduk

"Udah jangan dimarahi bocil ini" ucap Rasya

"Is bang gua udah gede kali" ucap Gibran memanyunkan bibirnya membuat pipinya lebih tembam

Semua yang melihat Gibran merasa gemas sendiri dengan keimutan wajah Gibran

"Udah jangan dibercandain adik nya" ucap Salma

"Gibran udah sehat kan" tanya Fatir

"Mendingan kok pah"

Tiba tiba pintu ruangan Gibran terbuka memperlihat kan Al dan afan yang baru masuk

"Gibran kamu gak papa" tanya afan dengan cepat mengambil posisi disamping Gibran

"Gua gak papa kok... Gua nunggu Lo datang tau" ucap Gibran memegang tangan afan

"Maaf ya aku baru tau dari bang Al" ucap afan menatap mata Gibran yang menurutnya nyaman

"Iya gua yang kasih tau... Lo sehat kan" tanya Al menatap mata Gibran

Gibran mengangguk entah kenapa rasanya ia sangat nyaman ketika mendapatkan perhatian dari Al dan afan

"Boleh aku minta peluk" tanya Gibran memandangi afan. Afan pun mengangguk dan dengan sigap memeluk Gibran dengan erat

Gibran juga melihat Al ia membuka salah satu lengannya mengkode menyuruh Al masuk kedalam pelukannya juga, Al yang mengerti kode dari Gibran pun memeluk Gibran dan afan dengan erat

Salma dan Fatir yang melihat pemandangan itu sedikit terharu, Salma tak ingin melewati momen berharga ini mengambil kesempatan potret mereka yang sedang berpelukan

"Entah kenapa gua pikir Gibran, afan dan Al merupakan adik kakak yang akrab" batin Naura. Ia tersenyum ketika melihat momen bahagia ini

"Gua ngerasa kalau mereka cocok banget jadi adik dan kakak" batin Adara, yang juga terharu dengan Gibran, afan dan Al

"Iiii kenapa pakai pelukan sih" batin Rasya kesal

"Sumpah kalau afan dan Gibran gak papa lah ini sih Al" ucap Irsyad tak terima

"Ekhmm.." kode Rasya keras, membuat semua orang melihat kearah Rasya begitu pula Al, Gibran dan afan yang sedang berpelukan

Mereka melepas pelukannya karena mendapatkan tatapan mengerikan dari Irsyad dan Rasya

"Santai bro udah gua lepas" ucap Al

Fatir hanya terkekeh ketika melihat Rasya dan Irsyad mengeluarkan sikap protektif nya

Salma memandangi afan dengan sangat dalam, ia mendekati afan,

"Kamu sangat mirip dengan Gibran" ucap Salma

"I...iya Tante" ucap afan gugup

"Jangan Tante ya panggil mama aja" ucap Salma lalu memeluk afan

Afan yang belum pernah merasakan pelukan seorang ibu merasa sangat nyaman. Semua yang melihat mereka ikut terharu

"Gua senang fan... Gua senang ketika melihat Lo tersenyum gini" batin Gibran

"Boleh gak sih gua berharap Lo berdua adik kandung gua yang hilang" batin Al






Bersambung

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang