bab 8. kehangatan

230 28 14
                                    


Sesampainya mereka dirumah sakit mereka segera menemui dokter yang dapat membantu mereka dalam masalah tes DNA ini

Gibran memberikan sampel rambut miliknya dan juga milik afan. Dokter menyuruh nya untuk kembali ketika hasilnya sudah keluar

Gibran dan yang lainnya sekarang sudah berkumpul diluar rumah sakit

"Duh gua gugup dengan hasilnya" ucap Gibran

"Semoga hasilnya sesuai yang diharapkan ya gib" ucap Naura

"Aamiin" ucap Irsyad

"Tapi kalau hasilnya membuktikan itu semua benar Lo mau apa" tanya Rasya

"Ya pasti dia bakal ngakuin afan lah" ucap Al santai

"Gak" ucap Gibran singkat

Semuanya kaget dengan apa yang dikatakan dikatakan Gibran "lah kenapa" tanya Adara

"Lo gak mau ngakuin saudara Lo sendiri" ucap Irsyad tak percaya

"Ya Allah adik gua kejam banget" ucap Rasya

"Gua gak nyangka gib" ucap Al tak percaya

"Apa sih" ucap Gibran, "nih ya gua gak mau ngakuin dia karena gua mau balas dendam dulu dengan orang orang yang udah jahatin dia" ucap Gibran

"Ooo bilang kek" ucap mereka serentak

"Ya kan ini udah bilang" ucap Gibran

.......

Afan sekarang berada dirumah, ia sedang mengerjakan pr-nya setelah bersih bersih dirumah, dirumah yang besar itu memang sengaja Maxim tak sewa pelayan hanya untuk menyiksa afan

BRAKK

Suara pintu terbuka kasar, Maxim datang membawa tongkat kayu, afan yang kaget pun takut ketika melihat kayu ditangan Maxim

"Pa ada apa" tanya afan gugup

Bughh...

Tongkat kayu itu mengenai pinggang afan "arghh" ringis afan kesakitan

Bugh.. pukulan kedua mengenai pinggang lainnya "arghh ampun pah, apa salah aku" ucapnya menahan sakit

Bughh.. "salah anda karena telah lahir" ucapnya dengan suara keras

Bughh.. "arghhh" ringis afan kembali

"Sakit pah cukup" ucap afan memohon

"Apapun itu salah afan,... Afan minta maaf...afan mohon pah" ucap afan memohon ampunan walau ia tak tau sedang salah apa

Bugh..

Bugh..

Bugh...

Namun Maxim semakin gencar memukul afan "hahahaha" tawa Maxim seperti orang gila

"Saya senang melihat anda tersiksa" ucap Maxim pergi karena sudah puas menghukum afan

Afan yang masih tergeletak tak berdaya berusaha bangkit lagi dari posisinya "arghh" ringis nya lagi karena rasa sakit nya semakin besar

"Kenapa pa ... Kenapa papa jahat dengan aku" ucapnya sedih

Afan mengusap air matanya kuat "gak aku gak boleh sedih, aku yakin papa akan sayang dengan aku seperti papa sayang pada bang Noah" ucap afan yakin

Afan memilih menahan sakitnya dan pergi keluar rumah karena ia harus bekerja, ia bekerja menjadi pelayan disebuah restoran

Ia berangkat dan menahan sakitnya, untuk pekerjaan dirumah ia selalu menyelesaikannya diawal agar ia tidak dimarahi papanya dan Abang nya

.....

Gibran mengingat kembali kejadian dimana ia melihat saudara kembarnya dibully " Lo bahagia kan" tanya Gibran sendiri ia membayangkan sedang berbicara pada afan

"Gua baru tau nama Lo...afan" ucap Gibran tersenyum tipis

"Cieee yang senang karena ketemu kembarannya" ledek Naura melihat Gibran

"Lah kakak sejak kapan disana" tanya Gibran

"Sejak adik aku ini senyum senyum sendiri" ucap Naura dan duduk disamping Gibran

"Hehehe iya kak, aku senang ternyata aku punya kembaran" ucap Gibran

"Tapi.." ucap Gibran menjeda. "Tapi apa" tanya Naura kepada Gibran

"Tapi kalau hasilnya.." ucap Gibran menggantung kalimat

"Jangan mikir aneh aneh insyaallah sesuai harapan" ucap Naura menenangkan

"Aamin" ucap Gibran

..........

"Al..." Panggil Miko

"Eh papa ada apa" tanya Al

"Maaf ya papa masih belum bisa menemui adik adik kamu" ucap Miko

"Gak papa pah aku juga lagi usaha cari adik aku" ucap Al

"Makasih ya kamu udah nolongin papa" ucap papa

"Sama sama pah, bagaimana pun juga adik aku harus ketemu hidup hidup" ucap Al yakin. Miko memeluk putra sulungnya

Sungguh 16 tahun ini membuat dia sedikit hancur hidup keluarga ini tidak pernah lengkap karena bayi bayi kecil mereka dulu belum berkumpul dengan mereka

"Pa tau gak" ucap Al semangat

"Apa"

"Disekolah adik teman aku buat aku nyaman, berasa punya adik aku" ucap Al

"Oh iya lain kali kenalin dong ke papa" ucap Miko

"Siap papa bos"

"Oiya aku mau keluar dulu ya pa, beli makanan" ucap Al lalu pergi

......

Afan sudah mulai bekerja, ia melayani pelanggan dengan sangat ramah, bahkan ada langganan restoran yang hanya mau ia yang melayani

Al memasuki restauran itu, memanggil salah satu pelayang

"Iya mas mau pesan apa", ucap pelayan itu

"Saya mau pesan..." Ucap Al terjeda ketika melihat afan melayani pelanggan lain

"Permisi mas" ucap pelayan itu menyadarkan Al

"Eh iya saya pesan nasi goreng aja ya, oiya nanti diantar sama dia ya" tunjuk Al pada afan

"Oo okey ditunggu ya mas" ucap pelayan itu lalu pergi

Pelayan itu menemui afan dan memberikan nampan nya pada afan "ini antar di meja nomor 4" ucapnya

"Hmm okey mbak" ucapnya pada teman kerjanya itu

Afan mengantarkan makanan itu pada Al "silahkan dinikmati mas" ucap afan ramah

"Sebentar" ucap Al memegang tangan afan

"Maaf mas ada apa" tanya afan sopan

"Lo... Afan kan anak yang digudang tadi" ucap Al memulai pembicaraan

Afan mengingat lagi orang yang didepan nya ini "Lo mas yang tadi menolong saya kan... Terimakasih ya mas" ucap afan

"Sama sama" ucap Al tersenyum

"Maaf mas saya harus lanjut kerja" ucap afan, Al yang sadar posisinya masih memegang tangan afan langsung melepas pegangan tangan nya

"Eh maaf " ucap Al spontan

"Tidak papa mas, kalau gitu saya permisi ya" ucap afan pergi

"Kenapa gua ngerasa hangat ya saat pegang tangan Lo" batin Al

"Sama seperti Gibran" batin Al lagi







Bersambung

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang