bab 28. pembalasan

205 31 14
                                    

Naura yang memang sudah ada rencana untuk bertemu dengan afan hari ini, menunggu afan didepan restoran dimana afan bekerja

Afan yang baru saja hendak bekerja di restoran setelah bekerja di caffe Al sedikit terkejut melihat Naura ada didepan restoran, afan pun menghampiri Naura

"Kak nau" panggil afan

"Akhirnya Lo datang juga fan"

"Kak nau nungguin aku" tanya afan

"Iya gua mau ngomong sama Lo...hm boleh" tanya Naura sedikit terjeda

"Hm boleh sih kak tapi aku izin dulu sama bos aku ya" ucap afan

Naura mengangguk, afan pun masuk ke restoran untuk meminta izin pada bosnya, untung bosnya memberikan ia izin

Naura dan afan sudah duduk didekat pohon yang rindang di sebuah simpang

"Jadi kak nau mau ngomong apa" tanya afan

"Kak nau mau kamu tinggal sama kita"

Afan terdiam, bukannya ia tak mau tapi ia tidak enak jika harus merepotkan orang orang yang sudah baik dengan nya

"Maaf kak nau afan belum bisa" ucap afan pelan

"Kenapa" tanya Naura dengan lembut

"Belum waktunya kak...dan afan kan juga punya keluarga" ucap afan

"Keluarga Lo belum tentu keluarga kandung fan" ucap Naura

"Maaf kak selagi kita belum punya bukti soal itu aku gak bisa menyimpulkan" ucap afan sedih

Naura mengelus surai rambut afan, Naura menatap afan dengan tatapan yang sangat tulus

"Its okey... Sampai Lo siap aja" ucap Naura tersenyum

"Tapi ingat ya.. Lo kalau ada masalah  bisa cerita ke kak nau, kak Adara, Irsyad ataupun Rasya...kita akan selalu ada untuk afan" ucap Naura

Afan mengangguk, mengiyakan kata kata Naura, Naura pun memeluk afan sungguh ia sudah menganggap afan seperti Gibran yaitu adiknya yang harus ia lindungi

"Hmm kak afan lanjut kerja ya" ucap afan pamit

"Iya kakak juga mau pulang takut ditungguin saudara kakak"


............

"Lo" ucap Gibran terjeda karena melihat orang yang seperti nya tidak asing untuknya

"Iya gua orang yang Lo gertak saat di jalan malam itu"

"Ooo iya gua baru ingat Lo semua sampah sampah abdi bangsa kan" ucap Gibran dengan pedenya

"Bentar siapa nama Lo hmmm oiya Kevin kan" ucap Gibran dengan nada menantang

Tak tahan lagi Kevin langsung memukul perut Gibran dengan sangat kuat

"Rasakan" ucap Kevin puas

"Enak gak" tanya rehan yang juga ikut puas melihat raut wajah Gibran yang kesakitan

"Yaaa gitu aja kesakitan dasar lemah" ucap jenny dengan sombongnya

"Emang sakit sih" Gibran melihat mereka satu persatu "tapi setidaknya gua bukan pengecut yang menyerang musuh saat musuh sedang diikat" ucap Gibran dengan sombong

"Dasar gak guna Lo" ucap Kevin yang tanpa henti memukul Gibran, diikuti oleh rehan dengan brutalnya mereka memukul Gibran

"Heh masih mau sombong" ucap Kevin

Gibran yang sedikit lemas tidak kuat untuk berbicara "t-tu..Juan Lo ba..w.a g-gua apa" tanya Gibran terbata bata kesakitan

Kevin mendekat membuat pandangan mereka hanya berjarak sejengkal, ia memegang dagu Gibran "karena Lo udah berani nantangin gua malam itu" ucap Kevin

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang