Yo..Yo..Yo..guysss!! Cie author nya dah rajin upload, tapi jadi malas mandi, hadehh..
Oke kali ini NO bikin lumutan, suer😸✌️•
•
~Happy reading~
"kok gw merinding sih, masa iya ni kamar mandi angker?" Benak Riski, Tanpa tau ada mas-mas kepanasan di balik tembok.
"Cha.."
"Hah?"
"Ke kantin aja yok?" Ajak riski
"Gila lo! Mau gw di hukum lebih parah lagi hahh??!" Jawab oca dengan kesal sambil kembali membersihkan toilet,
"Lo gak ngerasa aneh? Merinding gitu?"
"Apaan si? Gak usah ngaco deh!" Ucap oca sedikit kesal,
"Hey."
"wahhhhhhhh!!!! Gw belom mau mati!!" Teriak oca dengan histeris saat gadis itu tanpa sadar menjambak rambut Riski.
"ehh?.." Oca dan Riski terdiam saat mereka menatap ke arah sosok di hadapan mereka, memang benar dia manusia tapi auranya saat ini benar-benar seperti malaikat pencabut nyawa.
"Dafa???!!" Ucap oca dan Riski bersamaan,
"hm?" Jawabnya dengan nada suara yang dingin,
"Lo mau bikin gw jantungan hah??!" Teriak oca dengan kesal, Tentu saja..dia tidak tau alasan di balik aura hitam yang menyelimuti tunangannya itu,
"Ikut aku, Sekarang." Ucap Dafa dengan nada tegas, Jelas tidak mau di tolak.
Hanya dari suaranya yang berbeda jauh dari biasanya mambu membuat ratu es ini ketakutan, Dengan anggukan kecil Oca melangkah maju ke arahnya..
"K-Kemana?" Tanpa menjawab pertanyaan dari ratu es itu Dafa langsung menggenggam tangan nya yang kecil, membawanya pergi bersamanya ke suatu tempat.
-Krik -Krik
"Lah gw???!!!" Ucap Riski dengan kebingungan,
"Ya kamu yang bersihkan toilet sampai selesai.." Suara itu mengejutkan Riski, Itu dia..Guru BK tercinta.
"Bu Zaynab.." Tubuh Riski sedikit gemetar melihat penampakan guru galak itu,
"Kenapa kaget kamu?" Jawab Zaynab dengan santai.
"ehehe..i-iya Bu, Abisnya saya gak lihat ibu ada di situ.." Jawabnya dengan gugup,
"Saya cuma numpang nonton Drakor." Sahut Zaynab dengan santai saat dia akhirnya mulai memantau pekerjaan Riski di toilet hingga selesai.
-Koridor Sekolah
"eh..aduhh! pelan-pelan bisa gak sih??" Oca menatap ke arah Dafa dengan tatapan kesal, Lirikan itu segera di sadari oleh Dafa saat dia menatap kembali ke arah Oca.
"No." Dengan itu, Dafa mengangkat Oca ke pelukannya saat dia mulai menggendong gadisnya ke ruang osis.
Sesampainya di sana, Dafa menatap lurus ke beberapa anak osis yang sedang mengerjakan tugas mereka.
"Keluar." Titah Dafa dengan suara dingin,
"Baik..ketua.." Semua anggota osis yang ada di sana segera keluar, meninggalkan ratu kulkas itu dengan mas-mas yang lagi kepanasan, Uihhh..mengerikannn!
"Apa??.." Tanya oca saat tatapan Dafa mengarah padanya,
"Kamu saya hukum." Setelah mengatakan perkataan yang cukup singkat itu dafa menurunkan oca hingga gadis itu sekarang duduk di sofa yang ada di dalam ruang osis.
Oca melihat sekitar sebelum akhirnya menatap mas-mas itu pergi ke mejanya lalu melemparkan setumpuk kertas ke meja yang ada di hadapannya.
-Brugh
"gila ni cowo, kalau gw punya sakit jantung bisa mati gw." Benak Ratu kulkas itu.
"Kerjain Semuanya." Ucap Dafa dengan santai namun dengan nada yang tegas dan dingin,
"Gila!! lo pikir gw babu lo??"
-Brugh
Dafa melemparkan setumpuk kertas lagi ke arah gadis yang asyik mengoceh itu,
"What the- Stop!! Lo mau nyiksa gw??!"
-Brugh
"oke...oke fine!!!! gw kerjain okee??!" Meskipun enggan, tapi akhirnya oca mulai mengisi satu persatu kertas itu, Bro..3 tumpuk bro..encok gak tuh :v
Dafa memperlihatkan setiap gerakan gerik gadis itu saat sedikit amarahnya mereda, melihat gadisnya sekarang ada di hadapannya.
"She's Mine, Only Mine." Ucap Dafa dalam benaknya.
Berjam-jam berlalu dan Dafa masih terus memperhatikan saat oca perlahan mulai tertidur karena kelelahan, Jelas..3 tumpuk kertas bro ')
"Mine.." Umpatnya dengan senyum hangat sebelum akhirnya dia membenarkan posisi tidur gadisnya, membuatnya berbaring di sofa.
Setelah kejadian itu, oca akhirnya terbangun..Mendapati dirinya tertidur di sofa ruang osis.
"ugh.." Matanya perlahan terbuka saat dia bisa melihat dengan jelas wajah pria yang baru saja menghukumnya kini sudah kembali normal. (Normal maksudnya udah adem ayem ya..)
"Dafa?" Ucap oca,
"hm? yes, baby?" Jawab Dafa dengan suara lembut.
"Muka lo.." Oca berhenti sejenak, Wajahnya sedikit merona, Saat dia kembali bicara.. "Gw lebih suka lo pas senyum."
"Kamu, baby."
"huh?"
"Jangan panggil Lo, tapi 'Kamu' ya?" Dafa menatap oca dengan matanya yang sedikit bersinar seolah sedang memohon.
"K-Kamu.." Ucap oca, Sedikit gugup.
"That's my good girl." Dafa kembali tersenyum saat pujian itu berhasil membuat oca merona, Jantungnya kembali berdebar.
"Apa..apaan ini? gak..gak mungkin.." Benak gadis itu.
"Stop Daf, jangan panggil gw dengan sebutan kayak gitu."
"Why? You like it, don't you?" Jawab Dafa dengan sedikit seringai di ujung bibirnya.
Kali ini rona merah di pipi Oca bisa terlihat dengan jelas saat dia mau tidak mau harus menghadapi situasi memalukan ini,
"Y-Ya.."
~🍓~
.
.
.
Stay kalem ya permisahhhh...Aku yang nulis ikut ngeblushhh😩
Jadi gitulah ya..harus smuttt di era oke gas oke gas, Kalau penasaran sama kelanjutan nya jangan lupa di vote dan komen..biar gak sepi kayak kuburan ahay😁
Next bab
(Kau milikku, kan?)
•
•
•
Saran untuk author?
Oca😎
KAMU SEDANG MEMBACA
regret from oca
Genç Kurgucinta tejadi karena dua hati yang saling mencintai, jadi jangan heran jika kamu mati tapi cinta tetap abadi. -oca