𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟓

227 34 5
                                    

_______

"Kelas Mingyu akan dimulai lusa." Johnny yang datang pagi-pagi ke rumah Seungcheol untuk menumpang sarapan, seperti yang biasa dilakukannya hampir setiap hari, menatap Seungcheol dengan pandangan penuh ingin tahu, "Jadi kau belum berubah pikiran tentang tawaran Mingyu?"

Seungcheol menelan susu cokelatnya dengan susah payah ketika topik itu diangkat. Sebenarnya, semalaman dia memikirkan keputusannya, dan kemudian bertanya-tanya dalam hati, apakah dia terlah bertindak terlalu dangkal dan bodoh? Apakah sebetulnya Johnny benar-benar tidak apa-apa kalau Seungcheol mengambil kesempatan yang ditawarkan Mingyu kepadanya itu?

Johnny sendiri tampaknya tidak memperhatikan pikiran yang berkecamuk di benak Seungcheol, dia sibuk mengunyah wafel enak buatan mama Seungcheol, dan kemudian lelaki itu seolah teringat sesuatu, dan mendongakkan kepalanya.

"Biasanya sebelum kelas Mingyu dimulai, akan ada pesta perayaan, sejenis pesta dansa dan diadakan di akademi dengan mengundang semua murid, sekaligus sebagai pesta tutup tahun. Para guru akan datang, dan orang-orang penting di dunia musik akan datang."

"Oh ya, pesta itu." Seungcheol tahu tentang pesta itu, biasanya dihadiri oleh para murid senior, guru dan orang-orang penting di bidang musik. Pesta itu juga menjadi ajang pertemuan antara para siswa yang sedang menapaki karier di bidang musik dengan orang-orang penting yang telah lebih dahulu menanjak. Tetapi sampai sekarang, Seungcheol belum pernah sekalipun ikut ke pesta itu, selain karena dulu dia masih kelas junior, mama Seungcheol melarang Seungcheol mengikuti pesta di malam hari ketika usianya masih tujuh belas tahun atau di bawahnya.

Tetapi sekarang Seungcheol sudah delapan belas tahun. Mamanya mungkin akan mengizinkannya mengikuti pesta itu.

Diam-diam Seungcheol melirik ke arah Johnny, lelaki itu tampak tampan sekali dengan bibir tipis dan hidung mancung yang terpadu sempurna. Mungkin... mungkin kalau Johnny menemaninya ke pesta itu, mamanya akan lebih setuju lagi untuk membiarkannya datang ke pesta itu.

Seungcheol langsung membayangkan, itu adalah pesta dansa. Jadi kalau dia datang berpasangan dengan Johnny, ada kemungkinan dia akan berdansa dengan Johnny, diiringi musik waltz yang romantis, dalam pakaian yang seperti pangeran... Ya ampun... Rasanya mimpi itu indah sekali.

"Maukah kau datang ke pesta itu bersamaku? Setahuku pestanya akan diadakan besok malam." tiba-tiba Johnny bergumam, membuat Seungcheol tertegun dengan mulut menganga, tidak percaya akan pendengarannya.

"Apa?"

Johnny meneguk susu cokelatnya dengan santai, "Sebenarnya aku ada janji dengan Doyoung, tetapi dia akan datang dengan ayahnya, kau tahu ayahnya sangat menjaganya jadi tidak mengizinkannya datang ke pesta dengan pria, apalagi pestanya di malam hari... Ayahku juga sama, dia terus menerus menyuruhku melakukan riset tentang permainan biola setiap malam dan pasti akan melarangku mendatangi pesta, nah kupikir-pikir aku akan mengajakmu datang ke sana saja kita berangkat dari sini berbarengan, jadi, aku bisa beralasan bahwa aku mengantarmu untuk berkompromi dengan Mingyu."

Perasaan Seungcheol yang melambung langsung merosot jatuh dengan kerasnya, benaknya terasa sakit dan beku, seperti diguyur oleh air es. Rasa sakit langsung menyeruak di dada Seungcheol, semua impiannya untuk berdansa bersama dengan Johnny, melewatkan malam romantis dengan hubungan lebih dari kakak adik ataupun sahabat dekat langsung musnah begitu saja.

"Seungcheol?" Johnny bertanya ketika Seungcheol hanya terpaku dan tidak memberikan tanggapan apa-apa, "Jadi bagaimana? Kau akan pergi denganku atau tidak? Kau mau membantuku bukan Seungcheol?" Johnny melemparkan tatapan mata penuh permohonan, "Aku mohon, karena pertemuan dengan Doyoung amat sangat berarti untukku."

Seungcheol tergeragap, lalu dengan pedih menganggukkan kepalanya, "Tentu saja aku akan pergi denganmu, Johnny."

________

Embrace The Chord (GyuCheol) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang