𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟗

220 22 0
                                    

Mingyu terus memainkan biolanya dengan penuh perasaaan, memainkan seluruh nada yang sulit dengan mudahnya, seolah-olah kemampuannya benar-benar sempurna tanpa pernah terluka sekalipun. Dan kemudian, ketika Mingyu memainkan nada penutup yang tinggi dan menyayat hati di akhir cerita, dan mengakhirinya dengan kelembutan yang tak terkira, Seungcheol langsung berdiri, tidak bisa menahan dirinya dan menubruk Mingyu, memeluknya sambil berurai air mata.

"Kau bisa memainkan biolamu, kau bisa memainkan biolamu dengan tangan kirimu, dan itu sempurna." Serunya penuh perasaan, membuat suaranya sedikit tercekat.

Mingyu menunduk, tersenyum melihat Seungcheol memeluknya, dengan sebelah tangan dia meletakkan biolanya di meja, lalu lelaki itu mendongakkan wajah Seungcheol.

"Apakah permainan biolaku tadi sempurna?" Lelaki itu mengangkat alisnya, tampak tidak yakin, meskipun mata Seungcheol yang berurai air mata dan sinar takjub di sana sudah cukup membuktikan kebenaran kata-kata Seungcheol.

Seungcheol menganggukkan kepalanya dengan kuat.

"Permainan biolamu luar biasa, Mingyu. Sungguh luar biasa." Napas Seungcheol terengah-engah, "Aku tidak menyangka kau bisa memainkan biolamu sama bagusnya dengan menggunakan tangan kirimu."

Mingyu tertawa, "Aku disebut maestro jenius bukan?" Gumamnya sedikit angkuh, dan sekarang Seungcheol sama sekali tidak merasa terganggu dengan keangkuhan Mingyu karena perkataannya benar adanya.

"Aku senang sekali Mingyu." Seungcheol mengusap air matanya, "Selama ini aku dipenuhi rasa bersalah, karena aku berpikir bahwa dirikulah penyebab kau kehilangan bakatmu. Aku... Aku tidak menyangka kau bisa memainkan biola dengan tangan kirimu." suara Seungcheol tercekat, tertelan oleh isakannya.

Mingyu mengulurkan jemarinya dan mengusap air mata Seungcheol, tersenyum dengan lembut,

"Aku bermaksud membuatnya sebagai kejutan, dan sepertinya aku berhasil." Gumamnya sambil tersenyum, "Konser tunggalku akan diadakan sebulan lagi, aku bermaksud menggunakannya untuk memperkenalkanmu, kita akan mengambil satu session panjang di pertunjukan utama, untuk berduet biola bersama."

Seungcheol membelalakkan matanya, tidak menyangka. Dia? Mingyu akan mengajaknya berduet bersamanya langsung di konser tunggalnya? Konser besar bertaraf internasional yang pasti akan dihadiri oleh ribuan orang dari kalangan musik baik dalam dan luar negeri?

Tiba-tiba rasa gugup dan takut memenuhi benaknya, dia menatap Mingyu sedikit ragu. "Aku tidak tahu apakah aku mampu."

Mingyu tersenyum, "Kau pasti mampu, Seungcheol. Aku tahu seberapa tingginya kemampuanmu dan aku yakin." Lelaki itu mengulurkan jemarinya, dan mengangkat dagu Seungcheol. "Bermain duet biola denganmu terasa pas dan sempurna untukku, kau bisa mengimbangiku, semuanya, seluruh nada yang kita mainkan seakan saling melengkapi secara alami, kau adalah pasangan bermain biolaku yang sempurna." Dan kemudian, tanpa diduga, Mingyu menundukkan kepalanya, dan mengecup bibir Seungcheol.

Kecupan itu semula dilakukan untuk meluapkan perasaan mereka berdua, tetapi kemudian tanpa tertahankan berubah semakin dalam, Mingyu merangkulkan tangannya dengan lembut memeluk punggung Seungcheol dan merapatkan kepadanya, sementara Seungcheol berjinjit dan melingkarkan lengannya di leher Mingyu. Kecupan mereka semakin dalam, bibir mereka bertaut semakin erat, saling mencecap rasa satu sama lain.

Dan kemudian ketika bibir mereka berpisah, napas mereka berdua terengah-engah. Saling menatap, yang satu penuh hasrat yang satu lebih seperti terkejut dan malu.

Mingyu lah yang pertama sadarkan diri dan tersenyum lembut.

"Kurasa kita bisa satu tingkat lebih maju sebagai pasangan." Gumamnya lembut.

Embrace The Chord (GyuCheol) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang