___________
Seulgi melepaskan jemarinya dari pisau lipat kecil di tasnya.
Tidak. Dia tidak boleh terbawa emosi dan berbuat bodoh yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sendiri. Seulgi memang selalu membawa pisau kemana-mana sejak peristiwa percobaan perampokan yang pernah menimpanya. Pisau itu memberinya rasa aman, dan seharusnya hanya dipakai untuk melindungi dirinya. Seulgi tidak akan menggunakan pisau itu untuk melukai Seungcheol. Kalau dia ingin mencelakakan Seungcheol maka itu tidak akan dilakukan dengan tangannya sendiri, tangannya harus benar-benar bersih.
Orang lainlah yang akan melakukan untuknya.
Seulgi kemudian menekan nomor ponsel yang sangat dikenalnya, nomor ponsel seorang teman sekaligus pesuruhnya yang setia, karena Seulgi selalu memberikan bayaran yang besar kepadanya. Suara di seberang langsung menjawab pada deringan kedua.
"Seulgi." Terdengar suara yang dalam dan tenang, Seulgi bahkan bisa membayangkan senyum lebar orang diseberang sana.
"Lucas." Setengah berbisik Seulgi memanggil nama lawan bicaranya itu, "Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku nanti."
__________
Acara makan malam itu berlangsung elegan dan menyenangkan, banyak orang-orang penting dari dunia musik klasik yang datang, dan Seungcheol beruntung bisa berkenalan dengan beberapa di antara mereka. Tentu saja kalau dia tidak kemari bersama Mingyu, dia tidak akan mendapatkan kesempatan itu. Mingyu mengenal hampir semua orang di ruangan ini, dan bahkan dikenal oleh seluruh orang di ruangan ini.
Seungcheol melihat bahwa beberapa orang melemparkan tatapan kagum kepada Mingyu. Yah... lelaki ini tampak berbeda kalau berada di depan umum, Mingyu tersenyum sopan dan lembut kepada semua orang yang menyapanya, menanggapi setiap pertanyaan atau sapaan dengan penuh perhatian, bisa dikatakan lelaki ini tampak.. dewasa.
Selama ini yang ada di benak Seungcheol adalah Mingyu yang tukang memaksa, tukang cium sembarangan, tidak sopan dan suka memaksakan kehendaknya.
Kalau begitu, manakah dari dua sisi yang ditampilkan Mingyu ini yang merupakan kepribadian aslinya?
"Kita akan tampil setelah makan malam." Mingyu sedikit menundukkan kepalaya, berbisik pelan di telinga Seungcheol. Dengan lengannya yang masih melingkari pinggang Seungcheol, mereka berdua terlihat benar-benar intim. Dan sayangnya mereka tidak menyadari ada dua pasang mata yang mengawasi mereka, sama-sama cemburu.
Tiba-tiba Seungcheol mengingat musik yang akan mereka mainkan dan mengerutkan keningnya.
"Kenapa di antara semua musik yang ada, kau memilih untuk memainkan itu?"
"Memilih apa?" Mingyu menganggukkan kepalanya kepada seorang tamu yang menyapanya dari kejauhan, lalu dia memfokuskan pandangannya kepada Seungcheol sambil mengangkat alisnya.
Pipi Seungcheol langsung memerah menerima tatapan itu, "Lagu itu, maksudku..."
Mata Mingyu langsung berbinar, "Itu adalah melodi yang indah, cocok untuk dimainkan di malam yang juga indah ini... Apakah judulnya yang mengganggumu? Beethoven Violin Romance hmm? Kau tidak sedang berpikir bahwa aku sengaja membuat kita tampak seperti sepasang kekasih bukan?"
Sekarang pipi Seungcheol benar-benar merah padam.
"Aku... aku akan ke kamar mandi dulu." Seungcheol melepaskan diri dari pegangan Mingyu dan terbirit-birit masuk ke kamar mandi.
__________
Mingyu sedang meminum gelas anggur keduanya, bersandar di dekat jendela di salah satu sudut yang sepi, berusaha menghindari keramaian pesta sambil mengamati tamu-tamu yang berkerumun dan asyik bercakap-cakap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace The Chord (GyuCheol) ✔️
FanficKim Mingyu X Choi Seungcheol •••• Remake from novel "Embrace the Chord" by Shanty Agatha. Presented by @sebirulaut_