Taman Hiburan penuh dengan orang-orang yang saling bergembira, teriakan dan seruan anak-anak paling mendominasi. Alvian dengan tanpa rencana mengajak Clara ketempat yang bahkan sebelumnya tak pernah dia kunjungi. Jadi, bingunglah Alvian apa yang harus dilakukan di dalam, beda dengan Clara yang tak bisa diam kagum dengan segala jenis apa yang ada di dalam Taman Hiburan: banyak wahana dari seram hingga lucu, pakaian yang bisa di sewa berbentuk hewan-hewanan, hingga makanan yang harumnya menyerbu ke mana-mana.
Seperti sekarang ini, Clara meminta untuk dibelikan Alvian. Popcorn karamel berbau harum langsung di lapah dengan senang oleh Clara. Dia bergoyang sambil tersenyum, matanya menyipit, tanda suka terhadap makanan itu.
"La, bisa nggak jangan kayak gitu." Alvian menghalangi pandangan Clara dengan berdiri di depannya yang sedang duduk secara tiba-tiba. Membuat Clara bingung hingga kesal karena menghalangi pandangannya, padahalkan dia sedang asyik melihat anak-anak lucu yang sedang menggunakan kostum hewan berlari kesana-kemari. Gue gak suka lo diliatin sama orang-orang karena tingkah lucu lo, batin Alvian.
"Apa sih? Nggak jelas." Jeda, sebab mulutnya masih penuh dengan popcorn karamel. "Jangan ngalangin bisa gak? Gue lagi liat anak-anak lari-lari."
Alvian dibuat bingung. "Ada apa dengan anak-anak itu?" Akhirnya Alvian menyingkir dari hadapan Clara dan pindah ke samping tempat duduknya.
"Mereka lucu," kata Clara dengan popcorn yang masih di tangannya, tak terasa sebentar lagi akan habis olehnya sendiri.
"Kamu mau?" tanya Alvian, membuat Clara tiba-tiba berwajah merah karena malu. "Kenapa?" Alvian benar-benar tidak tau dengan salah tingkah Clara. Tangannya mengambil popcorn dengan susah payah karena tangan Clara dengan refleks selalu menepis tangan Alvian yang berusaha mengambil makanan itu dari bungkusnya.
Mereka menjadi diam ketika mulut sudah tak ada lagi bahan gigitan. Popcorn karamel itu sudah habis tak tersisa, bukan hanya lezat Clara menyukainya karena bungkusan yang terbuat dari paper bag dengan gambar-gambar lucu, lalu dia simpan di dalam kantong kecil putih miliknya. Semoga bisa menjadi sebuah kenangan nantinya.
"Gue mau naik itu," tunjuk Clara sambil menatap ke arah roller coaster yang berdesing bahkan banyak teriakan orang-orang yang keluar dari wahana ketika kereta berdiam di rel paling atas.
Alvian menelan ludah. Berusaha sedikit mencerna permintaan Clara yang menurutnya tidak masuk akal. "Nggak, saya gak mau kamu naik itu."
"Kenapa?"
"Soalnya kamu pake rok." Clara mengedipkan matanya sebanyak yang dia bisa dengan cepat, bingunglah perempuan itu. Dia pikir Alvian tidak jelas.
"Apaan sih? Rok gue kenapa? Gak bakal kenapa-kenapa juga kan? Duduk ini, kok." Tangannya tiba-tiba meraih tangan Alvian. "Ayok, gak usah takut ada gue kok."
Ternyata dia tau, Alvian menahan Clara untuk tidak menaiki wahana kereta itu bukan karena masalah rok atau apa. Tapi, laki-laki itu takut menaikinya, meski terlihat berwibawa ke mana-mana selalu menggunakan pakaian bos pemilik sebuah perusahaan, Alvian ini adalah seseorang yang tak bisa menaiki wahana manapun, kecuali komidi putar.
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvian, Cinta, dan Clara
Teen FictionSebuah pernikahan bodoh penuh formalitas, tanpa cinta, kasih sayang, atau apalah itu yang berhubungan dengan sesuatu yang manis-masis. Pasalnya, rasa pahit selalu menjadi topik utama pertemuan serumah mereka, hidup mereka hanya dipenuhi: masalah-per...