Bab 11

140 8 0
                                    


HAPPY READING

***

Marco, Raisa dan Angel kini berada di PIM, mereka memilih makan siang dulu di Sushi Hiro, tepatnya di Pondok Indah Mall 1. Tepatnya persis di street gallery, tidak jauh dari The Garden, hanya beda beberapa lantai saja. Mereka memesan Gyu Truffle Ramen Onsen, salmon volcano roll, Gyukasu, salmon sashimi dan fried sushi roll.

Sebenarnya dalam lubuk hati dalam, Marco mendambakan hidup bertiga seperti ini. Ia salah satu laki-laki yang berkeinginan untuk berumah tangga. Ia ingin memiliki partner hidup, menurutnya Raisa sudah sempurna menjadi istri yang baik, Angel saja di didik dengan baik olehnya. Biasa anak seumuran Angel memiliki emosi yang tidak stabil, namun Raisa mampu mengajarkannya dengan parentingnya. Selama ia mengenal, Angel selalu memiliki beberapa kata yang menurutnya luar biasa, balita itu terbiasa mengucapkan, tolong, terima kasih dan maaf.

Menurutnya cantik, putih, itu hal umum, sudah biasa ia temui wanita di luar sana. Dan jika dicari pasti akan sangat banyak. Itu hanya atribut biologis, namun ada satu hal yang Marco perhatikan dalam memilih pasangan hidup, ya tentu saja kesehatan, sebisa mungkin ia menjadikan ibu dari anak-anaknya, tidak memiliki 4 penyakit organ, misalnya pencernaan, sirkulasi, endokrin dan pernapasan. Penyakit yang diwariskan itu merepotkan sekali menurutnya. Yang paling menganggu adalah penyakit di pencernaan dan pernapasann karena itu manifestasinya sangat jelas terhadap kualitas hidup. Ia ingin istri dan anak-anaknya sehat ia tahu karena dirinya seorang dokter. Dan yang paling penting, sehat raga, sehat jiwa, tenang dan logis.

Ia berharap bahwa wanita yang menjadi istrinya kelak bisa menjadi teman hidup, senang, sedih, tertawa, menangis, berjalan, berlari dan melangkah seiring bersama. Dapat komunikasi dua arah, saling percaya dan memahami kekurangan masing-masing. Sepertinya semua itu ada di diri Raisa. Ya, ia memang tidak peduli status Raisa apa, yang jelas ia ingin wanita itu tetap bersamanya.

Marco menatap Raisa, wanita itu memakan makanannya dengan tenang, "Sudah lama ya kita nggak main ke sini," ucap Marco membuka topik pembicaraan.

"Iya, lumayan, soalnya kalau sore Angel suka tidur sih."

"Kamu Minggu ini ada wedding?" Tanya Marco, ia tahu kegiatan Raisa seperti apa, jika weekend dia akan sibuk dengan kerjaanya.

"Iya ada, seperti biasa. Angel akan dititipin sama eyangnya?"

"Kamu sendiri nggak sibuk di rumah sakit?"

"Lumayan sibuk, banyak kerjaan juga. Tapi saya pengen sama kalian soalnya udah kangen juga."

"Rubi adik kamu bagaimana kabarnya?"

"Baik. Oiya, dia nanyain kabar kamu juga."

Raisa tersenyum, ingat Ruby adiknya Marco, wanita itu sama seperti dirinya, memiliki anak di luar nikah, namun ayah biologis dari Violet sudah ketemu, dan sang ayah katanya sangat menyayangi Violet, walau mereka tidak bersama.

"Violet masih sama kamu?"

"Sama orang tuanya lah, mana bisa saya bawa lagi ke mana-mana," ucap Marco terkekeh.

"Sosok ayahnya sudah tergantikan, dan saya sendiri."

"Makanya nikah dong, nanti ada baby juga biar nggak kesepian."

Marco tertawa, "Nikah sama kamu. Biar dapat sepaket sama Angel, gimana?"

Raisa ikut tertawa, "Saya belum siap nikah Mar, kamu tahu kan."

"Yaudah tidak apa-apa. Saya tidak memaksakan wanita yang tidak mau sama saya."

"Bukan tidak mau, saya belum siap."

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang