Bab 32

111 8 1
                                    


BAB 32

HAPPY READING

***

"Angel sudah tidur?" Tanya Tobias memandang Raisa yang baru keluar dari kamar Angel.

"Iya sudah," ucap Raisa ia melangkah mendekati Tobias, pria itu berada di sofa sambil memperhatikannya.

Raisa lalu duduk di samping Tobias, ia merasakan tangan pria itu berada di bahu lalu memeluknya. Ciuman Tobias mendarat di puncak kepalanya. Tobias meraih jemari Raisa, ia melihat cincin permata yang tersemat di jari manis istrinya.

"Maaf ya, kalau pernikahan kita dilangsungkan secara sederhana. Saya hanya memberi kamu cincin pernikahan," ucap Tobias, ia memegang tangan Raisa.

Raisa tersenyum, "Iya, tidak apa-apa, saya mengerti. Situasi dan kondisi memang tidak memungkinkan. Saya juga sebenarnya ingin pernikahan sederhana seperti ini, tidak ada namanya pesta, hanya nikah biasa saja, karena sah itu yang paling utama. Apalagi saya sudah punya anak, anaknya sudah besar."

"Why?" Sebenarnya Tobias ingin protes, namun ia tahan.

"Acara pernikahan itu menurut saya kesannya sama saja, di mulai dari mendengarkan deretan sambutan yang membosankan, lalu dilanjutkan berdesakan untuk antri salaman dengan pengantin. Lalu dilanjutkan dengan antrian yang lain, antri mengambil makan nyaris semua sama. Tidak peduli acara berlangsung di ballroom, hotel mewah berbintang, ataupun di rumah sederhana."

"Dulu Ssya pernah mendapat undangan on air di salah satu pernikahan di Sumatera, saya datang memang untuk mengisi acara hiburan saja. Pernikahan mereka diadakan di rumah calon pengantin wanita. Saya cukup surprise dengan penyambutan pernikahan yang saya pikir akan di adakan di ballroom atau hotel berbintang yang sering saya kunjungi."

"Pernikahannya diadakan di rumahnya peninggalan jaman Belanda, yang mempunyai ruang keluarga berbentuk oval dan cukup luas, hanya menampung 30 orang saja tidak lebih."

"Si kedua mempelai merupakan terpandang di daerahnya, mereka hanya mengenakan pakaian adat melayu yang tampak anggun menurut saya. Tidak ada yang berlebihan, semua serba simpel dan intim. Sebuah keintiman terjalin secara hangat. Saat itu hanya kenalan anggota keluarga saja secara personal."

"Lanjutkan cerita kamu," ucap Tobias menatap Raisa.

Raisa menarik napas, "Walaupun keduanya dari keluarga terpandang di daerahnya, tapi mereka sepakat kalau dari awal upacara pernikahan akan dilakukan secara sederhana yang dihadiri keluarga inti saja. Tidak ada acara sungkeman artifisial yang biasa terlihat di acara akad nikah, tidak ada namanya lampu blitz yang menyilaukan mata."

"Semua serba wajar, intim, dan khusyu. Ketika akad selesai kemudian dilanjutkan dengan obrolan dengan ditemani hidangan yang tidak berlebihan. Mirip dengan sebuah jamuan yang dihidangkan oleh teman lama, yang memberikan keramahan sewajarnya."

"Jujur, itu salah satu acara perkawinan yang membekas dalam ingatan saya. Mengalahkan segala resepsi di ballroom hotel besar di mana ingatan saya hanya yang tertinggal melihat hiruk pikuk orang mengantri makanan."

Tobias mengangguk dan mengerti atas ucapan Raisa, "Padahal kalau dipikir-pikir kamu itu pemilik wedding organizer ya. Tapi kamu sendiri justru milihnya konsep sederhana itu."

Raisa tertawa, "Karena saya sudah mengurusi ribuan pernikahan orang dengan segala konsep, jadi ya cuma gitu-gitu aja."

"Memang agak susah mencari titik temu antara hedonistic dan 'kedalaman'. Dalam banyak hal, materialism membuat pikiran bertambah dangkal. Seakan semua parameter kesenangan hanyalah yang bisa dikecap oleh indera terluar saja," gumam Tobias.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang