Bab 27

198 10 1
                                    


HAPPY READING

***

Ketika tiba di kamar mandi, Raisa lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia masih kepikiran tentang pernikahan yang diagungkan oleh Tobias. Ia tidak tahu Tobias kenapa dengan mudahnya mengajak seorang wanita menikah. Ia tidak bisa menganggap pernikahan bukan perkara yang mudah. Ia tidak mau jika tidak cocok justru malah cerai.

Ia tidak bisa membayangkan terikat dalam sebuah pernikahan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana menikah dengan Tobias. Padahal ia sudah memiliki Angel setelah itu ia akan bercmbu dengan karir saja. Melihat perkembangan anak, menjalani hidup yang lurus-lurus saja.

Karena kebanyakan teman-temannya yang sudah menikah yang memiliki status suami, katanya suaminya bawel dan banyak tingkah, sudah begitu nafkah ala kadarnya saja, tapi menuntut pengertian penuh dari istri. Katanya jadi istri sangat melelahkan, merawat suami seperti merawat bayi, tapi hidup diatur oleh suami layaknya sipir. Apalagi berhadapan dengan ipar, dan mertua yang banyak drama.

Ini lah hidupnya, hidupnya 100 persen dirinya yang menentukan mau di bawa ke mana, mencari kebahagiaan sendiri, itu semua haknya, kondisinya, situasinya dan solusinya. Ia sepertinya cukup berbangga mengambil tindakan seperti ini bertahun-tahun lamanya. Selama ini ia dapat melakukan apapun yang ia mau, apapun yang membuatnya bahagia. Tobias hadir lagi di sisinya. Pria itu mengacaukan segalanya.

Menikah itu pasti banyak masalah. Temannya ada berpacaran dengan orang Prancis, mereka tinggal bersama, dan memiliki anak. Nama anak menggunakan nama keluarga ayahnya dan bagi kedutaan Indonesia di Prancis anak tetap berhak memiliki paspor. Katanya di Prancis sendiri sudah jarang adanya pernikahan karena tidak ada lagi menjanjikan kestabilan rumah-tangga. Apalagi urusan perceraian di Prancis memerlukan waktu yang sangat lama dan membutuhkan banyak uang untuk membayar pengacara dan pengadilan. Ah ya, kenapa ia berpikiran temannya yang kumpul kebo dengan pria Prancis, mereka . Padahal pernikahan indah itu tergantung dengan siapa dia menikah.

"Raisa," ucap Tobias mengetok pintu kamar mandi.

Raisa membuyarkan lamunannya, "Iya," ucap Raisa, mengecilkan showernya.

"Ada apa?" Teriak Raisa dari kejauhan.

"Ini sudah setengah jam kamu di dalam kamar mandi, kalau kamu lima belas menit lagi tidak keluar, saya akan buka pintu ini dengan paksa."

"Sepuluh menit lagi saya keluar."

Ia tidak mengerti kenapa Tobias yang sekarang jadi pemaksa seperti ini? Padahal dulu pria itu tidak seperti ini. Ia punya sekenario saat mandi, pertama paket kilat lima menit sudah selesai, paket setandar sekitar tiga puluh menit dan terakhir paket lengkap bisa satu jam saat mandi. Angel sudah tidur, ia jadi tidak perlu menunggu apa-apa lagi, jadi ia memilih paket standar untuk mandi.

Sepuluh menit lagi ia lalu keluar dari kamar mandi, ia mendapati Tobias berada di hadapannya dengan tangan berdecak di pinggangnya.

"Hampir satu jam kamu di dalam kamar mandi," gumam Tobias memperhatikan Raisa.

"Saya keramas jadi wajar agak lama, siapa suruh, kamu nyuruh saya mandi duluan. Tau sendiri kalau saya mandi itu memang lama," tandas Raisa.

"Apa yang kamu lakukan selama itu di dalam kamar mandi?"

"Ya saya memang mandi, bersihin badan, gosok badan, keramas, rambut saya kan panjang perlu hati-hati di rawat. Mengertikan kenapa saya lama. Enggak sabaran banget sih."

Tobias tidak menjawab pertanyaanya, pria itu lalu masuk ke dalam kamar mandi. Raisa membuka lemari memakai bra dan celana dalamnya. Ia memilih dress berwarna hitam tanpa lengan, ia mengoles makeup pada wajahnya. Setelah itu ia mengeringkan rambutnya dengan hair dryer/ Ia melihat penampilanya di cermin, penampilannya sudah sempurna.

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang