Bab 22

124 6 0
                                    


HAPPY READING

***

Raisa membuka matanya secara perlahan, ia tahu kalau ia sudah tidur lebih lama dari yang ia rencanakan. Ia mencoba merenggangkan otot pada tubuh. Melihat ke arah balkon, matahari masuk melalui jendela. Ia mengambil ponselnya di nakas melihat jam digital yang sudah ia setting tadi malam mengikuti jam di Amerika, jam itu menunjukkan pukul 08.10 menit.

Raisa mendengar suara Angel dan Tobias sedang bercanda lalu di selingi tawa. Raisa tersenyum mendengar percakapan-percakapan mereka. Ketika ia membuka mata, yang ia pahami bahwa itu adalah keceriaan ayah dan anak perempuannya. Ini merupakan pagi terindah yang pernah ia rasakan seumur hidupnya. Ia bersyukur kalau Angel sudah mendapatkan figure ayah dari Tobias.

Menurutnya keharmonisan sebuah keluarga yang langgeng adalah terletak pada persahabatan kedua pasutri. Lalu pola pikir yang ditanamkan adalah pemahaman tentang apakah cinta itu dan tujuan pernikahan itu sendiri.

Kebahagiaan itu ditandai dengan jiwa yang sehat, tidak ada di dunia ini orang yang tidak pernah sakit. Ia bahagia karena ia biasa-biasa saja terhadap segala hal. Tidak berada di kiri atau kanan, tidak berada di atas maupun di bawah. Tapi berada di tengah-tengah, ia juga pernah mencari kebahagiaan kepada orang yang paling ia cintai. Baik sahabat maupun pasangan, tapi semua tidak berakhir sebagaimana mestinya.

Jika ia memaksakan mencari kebahagiaan orang lain, ia juga secara tidak sadar ternyata ia memaksa orang lain untuk bersikap, berpikir dan merasakan hal yang sama dengan dirinya. Alih-alih ingin bahagia dan dicintai, malah ia justru mendapatkan kesepian. Semakin dalam, semakin tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan, karena tidak sesuai dengan ekspetasinya. Dan ia selalu seperti itu. Hingga ia menyadari kalau sebenarnya bahagia itu tidak pernah ada di dalam diri orang lain. Semua itu ia dapat dari dirinya sendiri.

Semenjak melahirkan Angel, ia banyak sekali membaca buku psikolog. Anak yang bahagia bersumber dari ibu bahagia. Ya, itu memang benar kestabilan emosi dirinya memegang peranan penting untuk Angel, agar dapat menjalin seluruh aktivitas dirinya dan anak. Rasa bahagianya akan berpengaruh pada suasana di rumah dan kebahagiaan dirinya akan dirasakan oleh anaknya, karena memberikan energy positif. Setiap hari ia menjaga mood agar emosi stabil. Saat ini yang ia rasakan, tentu saja ia bahagia menjadi seorang ibu.

Raisa menarik dirinya dari tempat tidur ia mengambil ikat rambutnya di nakas dan mengucir rambutnya ke belakang, ia memandang dirinya dari pantulan cermin, ia mengambil air mineral dan meneguknya. Setelah itu ia masuk ke kamar mandi membersihkan wajahnya dan menggosok gigi.

Setelah aktifitas di kamar mandi selesai ia keluar, ia menatap Tobias dan Angel di ruang TV tamu. Tobias dan Angel menyadari kehadirannya, ia tersenyum kepada dua orang itu.

"Morning sayang," sapa Raisa mendekati mereka.

"Morning to honey," ucap Tobias.

Raisa tertawa, "Saya sedang menyapa Angel bukan kamu," ucap Raisa, ia menyeimbangi wajahnya ke Angel, anaknya sudah berpakaian rapi dan cantik.

"Owh ya, saya pikir kamu menyapa saya."

"Kamu terlalu GR."

Tobias tertawa dan Raisa ikut tertawa, "Harusnya kamu menyapa saya dulu, baru menyapa Angel. Saya kepala keluarga di sini."

"Tapi saya menyematkan kata sayang kepad Angel bukan kamu."

"Ya, saya beranggapan atas apa yang telah kita lakukan tadi malam. Kamu berubah pikiran dan lalu menyematkan kata sayang itu kepada saya," jelas Tobias.

Raisa tidak menjawab ucapann Tobias, ia kembali menatap Angel, "Siapa yang mandiin?"

"Papi," jawab Angel.

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang