Bab 14

123 7 0
                                    


HAPPY READING

***

"Terdengar sangat gila! Kamu benar-benar keterlaluan jika membatalkan pernikahan kamu dengan Pevita."

Tobias menyandarkan punggungnya melirik Raisa, ia lalu tertawa sumbang, "Akan lebih gila, jika saya menikah dengan wanita lain, sementara saya memiliki anak dari kamu? Apalagi anak saya sudah balita. Mengerti!"

"Saya terlihat, seperti laki-laki tidak bertanggung jawab!"

"Bertanggung jawab atas apa Tob? Ini juga udah berlalu kan!"

"Look! Secara logis, saya ini seperti pria yang menghamili kamu, lalu kabur, dan pergi meninggalkannya saat susah, malah menikahi wanita lain. Saya terlihat sangat brengsek, Ra! Yang hanya mengikuti semua nafsu bejatnya!"

"Di mata masyarakat, saya juga terlihat sangat bajingan! karena mencampakkan kamu yang sudah jelas saya harus tanggung jawab. Lalu memilih menikah dengan wanita lain! Apa itu udah gila, hah!"

"Di mata masyarakat berspekulasi bahwa saya berhubungan seg dengan kamu, ketika hamil lalu saya tinggalkan. Artinya dari awal saya melihat kamu bukan sebagai calon pasangan saya, tapi objek pemuas nafsu saya. Saya akui kalau saya memang berengsek. Tapi saya terlihat sangat berengsek jika tidak bertanggung jawab atas kamu dan anak syaa."

"Apa saya terlihat pria ABG yang belum siap menikah? Apa saya seperti pria yang belum mapan? Enggak kan? Saya mapan secara finansial, semua orang tau siapa saya!"

"Kamu tahu? Kebanyakan laki-laki yang menghamili wanita lain, saya lihat ending-nya pasti akan menikah dengan wanita lain ketimbang dengan wanita yang dia hamili. Laki-laki apa seperti itu, hah!"

"Saya tidak mau seperti itu Raisa. Saya tidak mau kamu hanya jadi angin lewat di kehidupan kamu. Saya tahu kamu juga tidak bisa menuntut apa-apa dari saya, saya paham. Ingat, kamu dan saya sudah dewasa. Kita berdua tidak sesuci itu. Realitanya yang menikah resmi saja, banyak sekali yang tidak mau tanggung jawab dengan anaknya, apalagi yang tidak menikah."

Tobias menarik nafas, kembali menatap Raisa, "Untungnya di sini saya belum menikah. Saya masih bisa memiliki waktu untuk memperbaiki semuanya. Tidak apa-apa batal menikah, tidak apa-apa saya mengalami kerugian yang tidak seberapa ini, batal menikah sudah sering terjadi di masyarakat. Bukan saya yang mengalaminya, tapi orang di luar sana juga. Bahkan saat hari H banyak juga calon pengantinnya kabur."

"Tidak akan malu batal menikah. Yang malu itu ketika saya mengabaikan wanita yang saya hamili menanggung beban sendiri!"

"Rejection hurts, but it's necessary!" Tegas Tobias.

Raisa menutup wajahnya dengan tangan, ia seketika pusing memikirkan ucapan Tobias. Ia sudah mengatakan kepada pria itu ia tidak menuntut dinikahi olehnya. Namun tetap saya dia punya pandangaan sendiri dalam hal ini. Bahkan terang-terangan mengatakan kalau dia tidak apa-apa batal menikah. Karena dia akan memperbaiki semua. Ia akui kalau dia sangat gentleman.

Dia memiliki sudut pandang yang sangat luas dalam menyikapi masalah hidupnya. Dia yang awalnya punya plan A lalu dihadapi dengan sebuah masalah, memilih mengganti jalan B. Dia sama sekali tidak takut patah, karena dia yakin tembakannya tidak meleset. Dia laki-laki yang berani mengaku salah, punya pengadilan sendiri.

Raisa tidak tahu lagi mau berkata apa, ia beranjak dari duduknya dan berdiri. Ia memandang Angel masih tertidur pulas. Ia kembali memandang Tobias, pria itu mendongakan kepala memandangnya. Topik pembicaraan mereka di kamar Angel terlalu berat, membuat suasana semakin panas.

Hari ini kepalanya lebih berat dari biasanya. Ia tidak tahu mereka sedang deeptalk atau bertengkar, bahkan ia tidak bisa membedakannya. Sekarang tanpa mereka rencanakan membahas seperti ini.

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang