Bab 18

120 7 0
                                    


HAPPY READING

***

Tobias melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 21.00. Angel juga sudah tidur begitu juga dengan mbak di kamarnya. Sebagian lampu di rumah ini sudah di matikan terutama dapur. Kini yang tersisa hanya dirinya dan Raisa.

Tobias melihat rumah tampak sepi, ia duduk di ruang keluarga dan menatap ke arah layar TV yang satu-satunya meramaikan rumah ini. Ia memandang Raisa, wanita itu sudah mengganti pakaiannya dengan piyama, ia tahu kalau orang rumah ini akan bersiap untuk beristirahat.

Tobias tersenyum kepada wanita itu, yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana mereka bersama. Ia memang tidak peduli jika banyak orang berbicara jelek tentangnya atau memaki-maki kelakuan. Apalagi Pevita itu memiliki nama baik di masyarakat dan menginspirasi penuh bakat. Satu hal yang diketahui tentang semua artis adalah mereka juga juga manusia.

Saat ini yang ada di dalam pikirannya adalah membatalkan pernikahannya, ia harus menyelesaikan hubungannya dengan Pevita. Ia tidak bisa membiarkan anaknya dibesarkan tanpa ayah. Alasannya sudah jelas karena ia lebih memilih anak, batal menikah tidak apa-apa, dari pada ia tidak bisa hidup tanpa anak. Mereka belum melakukan foto prawdding, mereka juga belum testing catering, mereka belum melihat vanue, semua itu belum apa-a[a. Walau ia sudah bayar WO setengah dari yang disepakai, menurutnya tidak seberapa untuknya.

Ia sebagai seorang pria mencoba menelaah, kejadian-kejadian ini. Mungkin banyak pro dan kontra dan tidak setuju dengan pendapatnya, lebih baik resiko gagal dari pada melepaskan hasil. Ia tidak mengatakan kalau calon istrinya itu buruk, dia sangat ideal dijadikan istri, dia tipe wanita ceria, cerdas, dan berwawasan luas. Tidak ada ia mengatakan kalau calonnya itu kurang baik, dia sangat baik, oleh sebab itu dia kandidat besar menjadi calon istrinya.

Namun entahlah ia ingin semua orang tahu kalau ia sudah memiliki anak dari Raisa. Dia adalah ibu dari anaknya. Sungguh ia lebih baik batal menikah dari pada tidak bertanggung jawab. Di dalam pikirannya adalah tanggunng jawab terhadap apa yang telah ia lakukan di masa lalu.

Ia melihat ponselnya ada nama Pevita di sana, ia harus memberitahu Pevita terlebih dahulu tentang pembatalan mereka menikah sebelum pergi ke Florida bersama putrinya. Jika ia sudah memberitahu prihal ini, setidaknya hatinya laga, sambil memikirkan bagaimana menjelaskan kepada kedua orang tuanya.

"Kamu mau tidur?" Tanya Tobias.

"Iya, kamu juga harus istirahatkan."

"Lusa kita ke Florida," gumam Tobias mengingatkan.

"Iya, saya packing nanti pagi saja, hari ini rasanya lelah sekali," ucap Raisa.

Tobias menarik nafas, ini keputusannya untuk membawa Raisa dan Angel liburan ke Florida. Rasa bersalahnya sangat besar kepada wanita itu. Ia memasukan ponsel ke saku celananya. Ia berdiri melangkah mendekati Raisa,

"Saya antar kamu sampai depan," ucap Raisa.

"Iya."

Tobias melirik Raisa yang berada di sampingnya, "Ra ..."

"Hemmm," ucap Raisa ia mendongakan wajahnya menatap Tobias.

Tobias menarik nafas, "Saya akan membatalkan pernikahan saya. Itu artinya saya akan memutuskan wedding organizer kita."

Jantung Raisa seolah berhenti berdetak mendengar penuturan Tobias ingin membatalkan pernikahannya, "Apa kamu serius?"

Tobias mengangguk, "Iya saya serius. Saya akan melakukannya."

"Coba kamu pikir-pikir lagi. Jangan mengambil keputusan dengan gegabah."

"Saya tidak gegabah, Ra. Saya lebih baik batal menikah, dari pada nanti banyak sekai provokator-provokator bergentayangan di sekitar saya, kamu, dan Pevita. Hal-hal yang bukan termasuk remeh nanti mendadak menjadi besar, sesuatu yang sederhana akan menjadi rumit."

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang