Bab 15

128 8 0
                                    


HAPPY READING

***

Raisa terbangun oleh Angel di pagi hari, ia mengangkat kepalanya ke bantal, lalu menyingkirkan guling yang ia peluk sejak malam. Ia mencari ponselnya di bawah bantal, ia melirik jam digital pada layar ponselnya menunjukkan pukul 06.30 menit, ia membuka matanya lebar-lebar lalu beranjak dari tidur. Ia mengedipkan matanya beberapa detik, mengusir warna merah yang menghalangi pandangannya. Raisa lalu membuka horden kamar, agar cahaya matahari masuk ke jendela, ia menatap langit tampak mendung. Langit sangat bersahabat untuk dirinya menarik selimut lagi, ia lalu teringat bahwa Tobias akan datang pagi ini. Lagi-lagi ia akan berurusan dengan pria itu, kepalanya rampir pecah jika mengingat Tobias.

Ia lalu bergegas ke kamar mandi, ia butuh air hangat untuk menyegarkan pikirannya yang cemas sejak tadi malam. Ia perjelas bahwa selama ini tidak memiliki gangguan kecemasan berlebih. Jika ia panik dan cemas seperti ini ia hanya bisa mengatur nafas perlahan, dan mengarahkan pikirannya berpikir positif.

Jika ia terkena mental health mungkin ketika hamil Angel ia sudah depresi. Nyatanya ia melangkah lebih maju ke depan, tidak berpikiran yang membuatnya bunuh diri. Atau paling tidak kedua orang tua dan adiknya membawanya ke psikiater menyembuhkan mentalnya.

Ia teringat percakapan dirinya dan Tobias tadi malam, pria itu menawarkan dirinya untuk kembali bersama. Ia kembali berpikir, bukan ia tidak mau kembali bersama ayahnya Angel. Namun ia belum sanggup menghadapi apa yang terjadi.

Selama tidak ada Tobias, setiap hari yang ia lakukan ia hanya perlu bangun dan mengantar Angel ke sekolah. Tidak pernah sepusing ini.

Setelah mandi, ia membuka lemari, ia mengambil rok span dan kemeja berwarna putih. Rambut panjangnya ia biarkan terurai, seketika ia teringat tentang kejadian tadi malam. Pria itu suka jika rambutnya terurai dari pada di kucir. Ia mengambil karet dan mengucir rambutnya ke belakang. Ia tidak ingin mengurai rambutnya dihadapan pria itu, ia tidak ingin terlihat menggodanya.

Raisa melihat penampilan di cermin, melihat penampilannya. Ini pakaian yang sering ia pakai untuk pergi mengantar Angel ke sekolah dan pergi ke kantor. Tidak ada sedikitpun untuk menggoda Tobias.

Beberapa menit kemudian Raisa keluar dari kamar, langkahnya terhenti memandang sosok Tobias sudah berada di samping Angel di ruang keluarga, sambil menonton Frozen kesayangan Angel. Pria itu menyadari kehadiranya, dan menyungging senyum.

"Morning," sapa Tobias melihat Raisa yang baru keluar dari kamar, dia sudah mandi dan berpakaian lengkap. Seperti biasa rambutnya di kucir, padahal ia ingin sekali menarik kuciran itu agar rambutnya tergerai indah.

"Morning juga, kamu sudah lama datangnya?" Tanya Raisa berbasa-basi, ia melihat cangkir teh di meja. Menatap Angel bersama mbak, mbak sibuk menyuapi sarapan kepada Angel.

"Baru lima menit yang lalu."

Raisa melihat penampilan Tobias, dia menenakan kemeja hitam dan celana berwarna abu-abu. Rambutnya di sisir rapi, ia tahu jam tangan yang dikenakannya Tobias seharga fantastis. Penampilan Tobias penuhh dengan kenyamanan bukan gaya-gayaan, tetap saja dia terlahir menawan, bak model ternama.

Untuk pertama kalinya pria itu hadir di rumahnya pagi ini, dia benar-benar menepati janjinya. Sekarang ia harus sadar bahwa ia akan berhadapan dengan Tobias dari ia membuka mata hingga ia terlelap tidur dengan alasan Angel. Ia menghadapi kenyataan bahwa dialah ayahnya Angel, dia mengambil adil di sini. Pandangannya lalu memburu meja makan.

Raisa melihat di meja makan tersedia roti gandum, selai, sereal. Raisa menatap Tobi dari kejauhan, "Kamu sudah sarapan?"

"Belum."

Baby Billionaire 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang