17

4 1 0
                                    

"Perbaiki dulu semua yang ibu coret ini, ya. Besok kamu dinas masuk shift apa?" tanya Bu Nor selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak.

"Dinas pagi, bu."

"Selesai dinas datang ke ruangan ibu, konsul askep kamu!"

Keyra menghela napas cukup berat. Selama pkl di semester 4 waktu dan tenaganya terkuras habis. Diminta mencapai target tindakan, belum lagi dengan tumpukan tugas teori yang membuat kepala Keyra mau pecah. Sedaritadi ia sibuk menulis, mengerjakan tugas askep nya di cafe Blasteran. Membuat beberapa pengunjung heran melihat banyaknya tumpukan kertas berserakan di meja makan Keyra.

Keyra si tukang tidur dan doyan makan berubah seketika. Tiap hari ia hanya punya waktu tidur 2 atau 3 jam. Makan pun jika ada waktu luang ia menyempatkan mengganjal perutnya dengan bekal pemberian Aga. Naasnya, bekal yang selalu ia lahap habis kini selalu bersisa.

Aga menghela napas, iba melihat kesibukan Keyra, "Kerjakan tugas sambil ngemil, Key. Lo udah satu minggu ini gak pernah habisin bekal yang gue kasih."

"Berat banget kuliah perawat, Ga! Gue mau nikah sama sugar daddy aja!" rengek Keyra seraya melahap kentang goreng pemberian Aga.

"Yang ada baru sehari nikah, itu sugar daddy udah kena serangan jantung gara-gara lo siksa terus."

Keyra menghembuskan napas. Memandangi sejenak tumpukan tugasnya yang entah kapan selesainya. Selalu saja ada revisi. Ia kembali menulis, melanjutkan tugasnya yang sempat terhenti.

"Ya ampun, Keyra!!!!" teriak Mega satu meter dari hadapannya. Kedua mata Mega terbelalak, "Hidung lo berdarah, Key!"

Aga yang tengah sibuk membantu merapikan selebaran tugas Keyra sontak menatap Keyra panik. Ia duduk di samping Keyra dengan rasa cemas. Aga ambil selembar tisu lalu menutup hidung Keyra, berusaha menghentikan pendarahan di hidung Keyra. Aga menempelkan telapak tangannya ke dahi Keyra, suhu tubuhnya panas. Aga semakin panik melihat Keyra hanya diam mendapat perlakuan dari Aga.

"Key, kita pulang ya, lo harus banyak istirahat," ucap Aga lirih berusaha menahan tangisnya. Sampai tak tega hati Aga melihat kondisi mengenaskan Keyra. Ia tak menyangka kuliah sehoror itu, hingga merenggut hoby makan dan tidur Keyra.

Keyra hanya terdiam. Kedua matanya terasa panas dan terus mengeluarkan air mata. Kepalanya terasa pusing, pandangannya kabur. Bahkan suara Aga terdengar samar di telinganya.

Tak tahan lagi Keyra jatuh pingsan di pangkuan Aga.

"Key? KEYRA!!!"

Aga teriak memanggil nama Keyra, namun yang dipanggil tak ada respon sama sekali. Sementara darah masih terus mengalir di hidung Keyra. Semua pengunjung cafe memandangi Keyra, ikut cemas melihat kondisinya.

"UPIK BANTUIN GUE!"

Upik berlari menghampiri Aga, ia mengambil kunci mobil Aga lalu menuju parkiran. Mega sibuk meminta maaf pada pengunjung memberi informasi cafe sudah tutup. Sementara Fitri dan Arra berlari menuju pintu dan membukanya. Mempersilahkan Aga lewat. Aga berlari panik seraya membopong tubuh Keyra. Syukurlah darah di hidung Keyra sudah berhenti mengalir, namun Keyra belum sadarkan diri.

🐨🐨🐨

Aga menggenggam kuat tangan Keyra. Suhu panas dari tubuh Keyra dapat Aga rasakan. Keyra demam tinggi. Anak itu masih tertidur lelap, bahkan saat dipasang infus oleh Perawat IGD ia merintih sejenak lalu kembali tidur.

Tirai terbuka, Darren selaku dokter umum IGD datang menghampiri Aga.

"Dengan nona Keyra?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua Sejoli Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang