Aga duduk di samping Keyra. Melihat sejenak gadis itu yang tengah mengenakan sepatu lalu bermain ponselnya. Hening. Baik Aga maupun Keyra keduanya tak berkutik. Sibuk dengan ponsel masing-masing. Hanya kicauan burung dan deruan angin pagi menjadi pengiring suasana antara mereka.
"Kok diam?" Tanya Aga membuka pembicaraan.
Keyra tak menggubris. Terus fokus pada ponselnya.
"Lo gak mau pergi kuliah?"
"Gue nunggu pacar."
"HAH? APA?"
Teriakan Aga memekik di telinga Keyra membuatnya refleks meniup telinganya.
"Gue... Lagi... Nunggu... Pacar gue." Ulang Keyra.
"Pacar darimana? Sejak kapan lo punya pacar?"
"Tadi malam."
"Nemu dimana?"
"Nih, aplikasi perjodohan."
"Key, lo jangan sembarangan dong cari cowok!"
"Tenang, dia aman. Mahasiswa juga kok."
"Gak ada hubungannya kali. Mahasiswa mana?"
"Kampus lain."
"Kampus mana?"
"Universitas Mulawarman."
"Jurusan apa?"
Keyra menghela napas, lelah menjawab pertanyaan Aga, "Kimia."
"Nanti kalau dia macam-macam gimana?"
"Tenang aja, Ga. Gak usah negatif thingking gitu, dong!"
"Nak Aga..." Suara lembut Irka sukses membuat Aga terdiam. Menatap Irka dengan raut wajah yang masih panik, "Udah biarin aja, tante percaya kok cowok pilihan Keyra itu orang baik-baik."
"Masalahnya mereka ketemu di aplikasi, tan. Gak pernah kenal sebelumnya."
Entah dimana kalimat Aga yang lucu, mendengarnya membuat Irka tertawa.
"Tante tau kamu peduli, tapi biarkan aja Keyra berbaur sama yang lain. Kan Keyra udah gede'."
"Dengar tuh!" Pekik Keyra menjulurkan lidahnya pada Aga. Bukannya kesal Aga justru semakin panik. Nafasnya memburu, perasaan gelisah sedaritadi melanda dirinya. Bagai Ayah yang ingin melindungi anaknya, Aga takut nantinya terjadi hal tidak diinginkan. Ini kali pertama Aga tidak mengantar Keyra kuliah.
Tak lama jemputan Keyra datang. Sebuah mobil putih berhenti tepat di depan rumah Keyra. Terlihat si empunya mobil menurunkan kaca mobilnya lalu melambaikan tangannya pada Keyra.
"Gue berangkat dulu."
"Lo pergi sama gue aja, Key."
"Gak."
"Nanti kalau lo hamil gimana?"
"Gak."
Aga terus berusaha membujuk Keyra seraya menyejajarkan langkahnya. Namun gadis itu tetap bersikukuh berangkat kuliah dengan sang pujaan hati.
Keyra masuk, Aga ikut masuk duduk di belakang. Keyra mendengus sebal. Menatap sinis Aga. Meski tak berucap, namun kedua manik mata Keyra memberi isyarat untuk meminta Aga turun dari mobil.
"Gue gak bakal turun sampai lo mau gue yang antar!" Ketus Aga.
"Lo kok ngeyel banget sih... Bentar lagi jam kuliah gue." Gerutu Keyra menggertakkan giginya kesal.
"Bodo amat!"
Angga tertawa melihat tingkah kekanakkan Aga. Ini kali pertama ia melihat cowok segitunya ngambek pada cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sejoli Freak!
Teen Fiction"Ogah pacaran sama cowok super nyebelin kayak Aga! Gue cuman sebatas sahabat sama dia. Titik!" kata Keyra. "Pacaran? Sampe ayam berbulu kadal gak mau gue sama cewek singa buas macam Keyra," kata Aga. Kata mereka sih gitu, cuman sebatas sahabat. Tapi...