Aga mengerutkan kening heran. Sudah hampir sepuluh menit ia menunggu di depan rumah Keyra, namun sosok yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Halo, Key... Lama banget! Bentar lagi kuliahmu dimulai loh." Ujar Aga memutuskan menelpon teman dableknya itu.
"Aga..."
Aga semakin panik mendengar suara parau Keyra dari balik telepon. Lalu suara dengusan seperti... Buang ingus.
"Kamu kenapa?"
"Gak kuat! Gendong gue, badan gue lemah banget."
Sontak Aga mematikan telepon, masuk ke dalam rumah Keyra menuju kamar gadis itu yang berada di lantai dua. Semakin dibuat paniklah Aga melihat Keyra terbaring lemas dengan washlap sebagai pengompres dahinya.
"Kamu sakit?"
"Gak, gue sehat! Iyalah, Ga, gue lagi lemah gini juga."
"Monster macam kamu sakit apaan? Tumben ada virus berani nyamplok di badanmu."
"Arrgghhh, gendong gue cepetin!"
"Gak usah masuk kuliah aja."
Keyra menggeleng, "Gak bisa! Kuliah gue sistem blok."
"Maksudnya?"
"Dalam satu hari gue belajar satu mata kuliah aja. Jadi kalau gak masuk sehari, otomatis alpanya 3 kali, karena sehari 3 kali pertemuan."
"Tapi kamu sakit kayak gini. Ntar kalau gimana-gimana, gimana?"
Sekali lagi Keyra menggeleng lemah, "Gue demam gara-gara lagi pilek aja, sama pusing soalnya tekanan darah gue rendah."
"Kok bisa rendah?"
"Begadang. Hari ini uts lisan." Keyra menaruh washlap pengompres demamnya itu ke baskom kecil berisi air hangat, "Cepat gendong."
Aga menghela napas, menggelengkan kepalanya iba melihat kondisi Keyra. Aga jongkok di hadapan Keyra lalu menggendong tubuh gadis mungil itu menuju mobilnya. Aga merasakan jelas hangatnya tubuh Keyra, bahkan hembusan napas gadis itu pun terasa panas.
"Kamu beneran gak apa-apa?" Tanya Aga lagi sesampainya di kampus.
Keyra hanya menggeleng lemah, melambaikan tangannya sejenak lalu pergi menuju kelas.
Aga terus pandang punggung Keyra, siap siaga kalau-kalau sahabatnya itu jatuh pingsan. Sebal. Aga menghela napas secara kasar. Ia hampiri Keyra dan tanpa ijin membopong tubuh Keyra membuat Keyra dan Mahasiswa lainnya terkejut.
"Eh... Kamu ngapain?"
"Males gue lihat kamu jalan kayak nenek-nenek."
"Turunin gue!" Namun Aga tak menurutinya, "Ga, turunin gue! Malu dilihat orang."
"Kamu aja pernah maksa aku antar ke kelas sambil gandengan tangan kok."
"Itu lain lagi situasinya, onta!" Gertak Keyra seraya mencubit kecil dada Aga, "Turunin gue sekarang!"
"Gak."
"Aga!!!" Keyra semakin malu, ia mencubit kulit Aga. Aga menjerit kesakitan namun bersikeras tak mau menurunkan Keyra.
"Nanti ada dosen gue lihat, bunglon!""SAND!!!" Teriak Aga menghampiri Sandri lalu menurunkan Keyra di samping Sandri, "Titip. Lagi sakit dia."
"Oh, iya, oke." Sandri masih syok melihat adegan Aga menggendong Keyra membuatnya hanya bisa menjawab seadanya.
Aga pergi. Bahkan dengan percaya dirinya cowok itu jalan dengan gaya sok-cool-nya. Naasnya gayanya itu justru membuat Mahasiswi yang ia lewati terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sejoli Freak!
Teen Fiction"Ogah pacaran sama cowok super nyebelin kayak Aga! Gue cuman sebatas sahabat sama dia. Titik!" kata Keyra. "Pacaran? Sampe ayam berbulu kadal gak mau gue sama cewek singa buas macam Keyra," kata Aga. Kata mereka sih gitu, cuman sebatas sahabat. Tapi...