08

50 3 0
                                    

Tidak seperti biasanya. Kali ini Keyra meminta Aga untuk mengantarnya kuliah dengan mobil Aga. Sepanjang perjalanan Keyra hanya terfokus pada lembaran kertas dengan mulut yang terus komat-kamit. Sesekali Keyra membenarkan rambutnya yang berantakan karena deruan angin yang berhembus melewati kaca mobil, lalu kembali fokus membaca.

"Lo lagi baca apa, sih? Serius amat." Ujar Aga akhirnya membuka pembicaraan sesampainya di lampu merah.

"Hari ini gue ada praktek nyuntik."

"Hah? Nyuntik?" Aga terbelalak mendengarnya, "Semoga berhasil ya. Biar gue gak di jadiin objek percobaan lagi."

"Pulang kuliah gue langsung praktek'in ke lo kok." Ucap Keyra enteng tanpa beralih dari lembar SOP-nya.

Aga meneguk salivanya susah payah. Jantungnya mulai berdetak cepat, wajahnya pucat pasi. Jika beberapa hari yang lalu saja Keyra sudah membuat sekujur badannya biru-biru karena belajar pemeriksaan fisik abdomen, bagaimana dengan praktek menyuntik? Aga tidak yakin nyawanya masih melekat di raganya.

Sejenak Aga melihat kanan-kiri lalu belok ke gang dimana kampus Keyra berada. Ia menghentikan mobil merahnya di depan gerbang kampus Keyra lalu melakukan aktivitas rutinnya yang membuat semangatnya bangkit kembali. Memandangi Mahasiswi cantik yang tengah berjalan masuk menuju kampus.

Kebanyakan penghuni kampus Stikes Dirgahayu khususnya para Mahasiswi bersuku Dayak, berkulit putih dan punya julukan gadis tercantik yang membuat mata Aga jadi segar kembali.

"Makin hari kampus lo makin banyak primadonanya."

"Makin hari mata lo makin juling."

Aga terbelalak. Buru-buru ia mengecek matanya di kaca spion mobil.

"Bagus aja tuh, gak juling. Makin gagah malah." Guraunya sok membenarkan rambut dengan gaya yang dibuat-buat.

"Gue sumpahin juling beneran." Ketus Keyra menjulurkan lidahnya lalu pergi meninggalkan Aga yang justru semakin percaya diri dengan ketampanan yang ia miliki.

"Key!" Panggil Aga membuat Keyra terhenti, "Semoga tenang sampai tujuan ya."

"Bang...ke'..." Ingin sekali Keyra menghajar Aga tanpa ampun, naasnya lokasi ia berada sedang tidak mendukung. Keyra harus jaga image. Alhasil ia hanya bisa melotot lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju lab.

Aga tertawa sejenak, ia pandang cukup lama punggung Keyra yang kian menjauh. Memastikan kalau sahabatnya itu baik-baik saja dan selamat sampai tujuan.

Setelah dirasa Keyra aman, Aga bergegas masuk ke mobil. Kembali ke cafe tempat dimana ia bekerja dan menghibur diri dengan menciptakan menu-menu baru karyanya sendiri. Hari ini mood Aga sedang sangat baik, membuat otaknya terus mengalir resep-resep baru yang membuat tangannya gatal tak sabar untuk menyentuh alat-alat dapur dan bahan makanan.

"Lo tau gak cowok yang habis antar Keyra teman sekelas lo itu?" Ujar salah seorang gadis setelah Aga pergi seraya menghadang jalan Delis yang hendak pergi menuju lab. Clara namanya.

"Katanya sih sahabat, tapi gosipnya mereka pacaran. Gak ngerti juga. Kenapa emang?"

"Ternyata dia itu pemilik cafe blasteran tau."

"Hah? Serius? Cafe blasteran yang lagi booming di instogrom itu?"

Clara hanya mengangguk.

"Tau darimana lo?"

"Kemarin gue reunian di cafe itu bareng teman SMA. Ternyata teman SMA gue ada yang kenal akrab sama sahabat Keyra itu, dia cerita yang punya cafe ya sahabat Keyra itu."

Dua Sejoli Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang