15

53 4 0
                                    

Aga gelisah. Sudah hampir satu jam ia mondar-mandir di cafe seraya menggigit kuku jarinya membuat pelanggan cafe heran melihatnya. Bahkan Fitri rela menggantikan posisi Aga sementara menjadi kasir. Ia gelengkan kepala kesal melihat tingkah aneh bosnya yang satu itu.

Nomor yang anda tuju...

Aga terus mencoba menelpon Keyra namun selalu tak diangkat. Menelpon lagi dan selalu operator yang menjawab. Aga berdecak kesal. Mengacak rambutnya frustasi. Rasa khawatirnya pada Keyra semakin memuncak. Sudah lima jam Keyra tidak ada kabar.

"Keyra itu lagi sibuk dinas, bos. Jangan terlalu panik gitu." Ujar Upik berusaha menenangkan bosnya.

"Udah lima jam dia gak ada kabar, gak normal itu namanya." Elak Aga, "Ini anak kemana sih ditelpon gak diangkat-angkat!" Aga mencoba menelpon Keyra lagi.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif...

"TUH! SEKARANG GAK AKTIF, PIK! INI DIA KENAPA NOMORNYA GAK AKTIF?" Aga panik. Terus berteriak histeris mengganggu ketenangan para pengunjung cafe.
"GAK AKTIF JUGA, PIK! ASTAGA, UPIK!"

"Tenang, Ga, tenang! Keyra itu lagi dinas di rumah sakit, bukan keluyuran gak jelas."

"INI NOMORNYA GAK AKTIF KENAPA? TADI TERSAMBUNG AJA, KOK SEKARANG GAK AKTIF? KALAU DIA KENAPA-NAPA GIMANA? COBA LO BANTU MIKIR CARI SOLUSINYA... blablabla..."

Aga terus mengoceh. Melemparkan rasa khawatirnya pada Upik. Geram. Upik tutup mulut Aga. Tak peduli jabatan Aga adalah bosnya. Ia seret tubuh Aga masuk ke dapur. Aga sudah overprotektif dan perlu di ruqyah.

🍰🍰🍰

Cafe tutup. Dan Aga masih sibuk meratapi ponselnya yang sepi. Hingga sekarang Keyra tak kunjung memberi kabar. Aga membantu pegawainya merapikan meja dan kursi lalu berlari cepat hingga menabrak Upik ketika ponselnya berdering. Bahkan tak peduli dengan Upik yang sudah jatuh terpental mencium lantai karena tabrakan ganasnya.

"Halo, Key? Key, lo darimana aja sih ditelpon gak bisa-bisa?"

"Lo tuh manusia macam apa yang nelpon orang sampai 100 kali?"

"Habisnya lo gak angkat-angkat telpon gue, gak aktif lagi nomornya. Udah gitu gak bolehin gue yang antarin lo dinas."

"Gue dinas itu pulang-perginya gak netap, ngikutin jadwal. Ntar malah nyusahin lo."

"Kenapa nomor lo gak aktif?"

"Gue sibuk, lo nelpon ganggu dinas gue. Jadi gue off kan aja hp gue."

"Sesibuk apa, sih? Masa megang hp aja gak ada waktu?"

"Gue itu harus bantu kakak perawatnya TTV pasien, bantu pasien kalau cairan infusnya habis atau macet, bantu BAB BAK, ini itu, belum lagi diminta tolong kakak perawat antar darah ke lab, ambil obat di apotek. Sibuk dah!"

"Ya kan setidaknya lo luangkan waktu buat angkat telpon gue walau bentar doang."

"Gak sempat, Aga! Gue duduk 5 menit aja gak bisa. Ini aja belum ada makan."

"HAH? LO DINAS DARI JAM 2 SIANG SAMPAI JAM 9 MALAM GINI BELUM ADA MAKAN?"

"Iya."

"Nanti kalau lo sakit gimana? Udah mulai besok gue yang antar lo dinas, gue juga bakal antar bekal buat lo."

"Gak perlu!"

"Kenapa?"

"Malas. Nanti lo buat kerusuhan disini. Dah, gue mau pulang."

"Mampir ke cafe! Gue buatkan makan malam."

"Ma'acih, muahhh..."

Keyra mematikan telepon. Aga menghembuskan napas dengan kasar. Sesibuk itu Keyra hingga makan pun gadis itu tak sempat. Bisa-bisa dalam waktu 3 hari aja Keyra bisa kurus kayak lidi.

Aga melarang dua chef andalannya pulang. Mereka harus membantu Aga membuat makan malam sebanyak mungkin untuk Keyra. Pasrah. Jiro dan Liko menurut. Sementara pegawai lainnya tertawa terbahak-bahak melihat penderitaan mereka. Terutama Upik yang sangat lebar tertawanya hingga akhirnya tersedak ketika seekor nyamuk masuk ke dalam tenggorokkannya.

"Mampus! Nikmatin tuh karma." Gertak Liko menoyor kepala Upik.

Tepat seusai Aga masak, motor Keyra muncul. Terparkir di halaman depan cafe. Keyra terlihat sangat lelah. Jalan pun gadis itu tak ada tenaga. Sebelum memasuki cafe Keyra mencuci tangannya di wastafel yang disediakan cafe untuk para pengunjung. Rasa lelahnya lenyap ketika melihat banyaknya makanan yang disuguhkan untuknya. Tanpa kata gadis itu duduk dan melahapnya dengan khidmat.

"Mulai besok gue yang antar." Ujar Aga duduk di depan Keyra.

"Gak usah!"

"Gak, pokoknya tetap gue antar."

"Gak mau!"

"Kenapa?"

"Nanti lo bikin rusuh."

"Gue cuman antar sekalian bawain lo bekal."

"Dinas gue beda sama kuliah. Bener-bener sibuk, gak ada waktu buat makan. Bisa duduk aja udah Alhamdulillah."

"Gue tetap antar mulai besok!"

"Bawel banget! Mami sama bunda aja gak pernah sebawel ini."

"Salah sendiri ditelpon gak diangkat."

"Gue sibuk, Aga. Si-buk!"

"Ya kan bisa aja pura-pura ke toilet terus angkat telepon dari gue."

"Udah dibilangi gue sibuk banget, gak ada waktu buat megang hp."

Aga dan Keyra mulai berdebat. Rupanya Aga masih tak terima teleponnya tak direspon Keyra. Terus berdebat hingga membuat Jiro dan Liko mendesah sebal. Tidak bertemu kangen, sekali ketemu ribut terus. Telinga mereka sudah panas. Masa bodoh dengan perdebatan Aga dan Keyra yang membuat sunyinya cafe menjadi riuh. Jiro dan Liko memilih bergegas pulang ke rumah tanpa ijin terlebih dahulu.

Dua Sejoli Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang