03

56 4 2
                                    

"Key..."

"Keyra cimoy unyu-unyucuu..."

Sembari menapaki kaki masuk ke dalam rumah Keyra, Aga terus memanggil gadis yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya itu. Sudah biasa rumah Keyra sepi, karena Mami Keyra yang sibuk bekerja hingga pergi ke luar kota. Sehingga Keyra sering dititipkan pada Aga dan Mamanya. Rumah Aga dan Keyra bersampingan, lebih lagi Mami Keyra dan Mamanya sudah sahabatan sejak kecil membuat Mami Keyea sangat percaya jika Aga bisa menjaga Keyra.

Tidak seperti biasanya. Setiap pulang kuliah Keyra selalu mampir ke cafe Blasteran menunggu Aga hingga pulang kerja seraya mengerjakan tugas jika ada, jika sedang free Keyra tidur hingga Aga pulang baru ia bangun.

Namun kali ini Keyra tak kunjung datang setelah 1 jam Aga menunggu, Aga khawatir. Ia memutuskan ijin ke rumah sahabatnya itu.

"Femur?" Kening Aga berkerut melihat banyaknya tempelan kertas kecil warna ungu di kulkas dengan tulisan-tulisan alien yang tidak Aga mengerti.

"Tibia? Fibulla? Ver-te-bra-ser-vi-kal? Aduh, berkunang-kunang kepala gue baca ini tulisan."

Aga berdecak kesal, lanjut berjalan dan lagi-lagi ditemukannya tempelan kertas kecil di sofa ruang tamu, meja makan, televisi, wastafel, lemari piring bahkan setiap piringnya, remote, juga setiap anak tangga hingga Aga menaikinya dengan tunduk karena penasaran dengan semua tulisan di kertas kecil itu.

Brakk...
Kepala Aga kejeduk pintu kamar Keyra.

"Aghh..." Keluh Aga meringis, mengelus kepalanya yang terasa nyut-nyut.
"Key, lo ada di dalam kah? Gue masuk."

Tak ada sahutan. Rasa khawatir Aga semakin memuncak. Pasalnya motor Keyra terpakir di samping rumah, sudah pasti Keyra ada di rumah. Biasanya setiap Aga datang Keyra langsung muncul tanpa harus dipanggil. Namun kali ini Aga panggil pun Keyra tak menyahut.

"KEYRA!!!" Teriak Aga seraya membuka pintu kamar Keyra.

Aga tercengoh melihat Keyra terbaring lemah di lantai seraya memeluk cemilan keripik kentang dengan kaki naik ke atas tempat tidur. Tisu dan remahan keripik kentang berserakan di lantai. Bahkan segerombolan semut mulai berdatangan menjemput rezeki mereka.

Aga pandang Keyra. Terdapat lingkaran hitam besar di bawah matanya. Rambutnya berantakan. Menatap Aga pun Keyra seperti orang halusinasi, tatapannya kosong.

"Lo... Kenapa?"

Keyra menangis. Menendang-nendang layaknya anak kecil yang merengek karena tak dibelikan mainan.

"GUE MAU MATI AJA!!!" Tangisan Keyra semakin kencang, "GUE UDAH GAK SANGGUP, AGA!!!"

"Lo kenapa, Key?"

"HAPALANNYA SUSAH BANGET!!! BUNUH GUE SEKARANG JUGA!!! AAAAAAAAAA...."

Aga menghembuskan napas kasar. Baca dua kata yang Keyra catat di kulkas aja mata Aga sudah berkunang-kunang, apalagi sahabatnya yang harus menghapal hingga berpuluh-puluh bahasa medis itu.

Dengan perasaan iba Aga menghampiri Keyra, menarik tangan gadis itu hingga terduduk. Dengan malas Keyra baring lagi, Aga tarik paksa Keyra hingga duduk. Keyra baring lagi membuat Aga kesal.

"Lo gak duduk gue cium!" Tegas Aga.

Sontak Keyra duduk. Menatap Aga kesal. Ancaman Aga sangat horor bagi Keyra.

"Hari ini lupakan itu hapalan. Sekarang lo ikut gue ke cafe, makan sepuasnya. Gratis! Bonus gue yang masakin semua pesanan lo."

Perlahan bibir Keyra menyunggingkan senyuman. Semakin lama semakin lebar hingga kedua mata Keyra menyipit. Keyra mengangguk mantap. Tentu saja ia mau. Tawaran gold seperti itu tidak boleh Keyra sia-siakan.

Dua Sejoli Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang