06

57 3 3
                                    

"Kyaaaaaaaaaaa..."

Seluruh orang mengarah pada gadis yang tidak tau malu itu, loncat kesana kemari dengan teriakan histerisnya yang membuat kakak tingkat berniat ingin melabraknya. Masih tanpa rasa malu, gadis itu dengan beraninya melewati kakak tingkat seraya berputar-putar lalu berlari kecil menikmati kebahagiaan yang tengah melandanya kini.

"Banyak tingkah banget sih itu anak." Gertak salah satu kakak tingkat geram.

"Sabar, tunggu dua kali dia kayak gitu baru kita gas."

"KEYRA!!!" Panggil Ongki selaku ketua kelas sukses membuat Keyra berhenti berteriak.
"Kok lu senang bangat? Enak ajakah prakteknya? Perasaan yang awal-awal pada ngeluh gara-gara dimarahi bu Rufi terus."

Senyuman Keyra mengembang membuat kedua matanya sipit. Kembali ia loncat kegirangan seraya berteriak histeris di depan Ongki.

"Gue berhasil, Ki. Alhamdulillah gue gak remed."

"Wuih, legend memang anak satu nih. Kemarin nilainya paling tinggi hapalan Muskuloskeletal, sekarang praktek pemfis abdomen juga lulus. Bagi resep biar cerdas dong, Key."

"Lo serius mau tau?" Tanya Keyra memasang wajah serius.

Ongki mengangguk cepat. Sangat senang Keyra mau memberikan ilmunya agar pintar.

"Sini ku bisikkin," Ongki mendekatkan telinganya ke wajah Keyra, "Belajar lah, onta!" Pekik Keyra lalu tertawa terbahak-bahak.

Tanpa memperdulikan muka kusut Ongki, Keyra masuk ke dalam kelas dengan hati riang. Betapa bahagianya ia sudah berhasil menghadapi praktek dan lulus dengan nilai memuaskan. Semua berkat Aga. Jika saja bukan karena Aga yang rela jadi bahan objek latihan Keyra setiap hari,  tidak akan mungkin praktek Keyra hari ini berjalan dengan mulus.

"Oh iya!" Keyra teringat sesuatu, buru-buru ia ambil ponselnya di ransel pinknya. Mencari nama babi hutan di kontaknya lalu menelpon si babi hutan tersebut.

"Halo?"

"AGA!!!" Teriak Keyra riang membuat seluruh teman sekelasnya terkejut, "Gue berhasil."

"Serius? Wah, selamat, Key. Gue ikut senang dengarnya."

"Pokoknya pulang kuliah ini gue bakal traktir lo di cafe Blasteran."

"Serius nih?"

"Pokoknya lo pesan apa aja, sepuas lo. Gue yang bayar."

"Asik, gitu dong jadi sahabat, tau diri kalau udah di bantu."

Keyra terkekeh, ia masih hanyut dalam kesenangannya jadi masih belum sadar dengan ucapan Aga barusan.

"Muah, sampai ketemu nanti sayang akoh." Gumam Keyra lalu mematikan telepon.

"Jijik." Balas Aga meski Keyra tak mendengarnya. Aga menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan, Aga sangat senang Keyra berhasil. Tidak sia-sia Aga membantu sohibnya itu meskipun...

"Aww..." Pekik Aga, "SAKIT, UPIK!!!" Gertak Aga geram melihat Upik tiba-tiba menyolek memar birunya di tangan kiri Aga.

"Udah satu minggu ini badan bos biru-biru, malah makin banyak. Emang bos habis ngapain?"

Aga hanya menghela napas kesal. Tak menghiraukan pelayannya yang terbilang mau tau itu.

"Oh gue tau, jangan-jangan bos..."

"Apa? Jangan-jangan gue apa?"

"Jangan-jangan bos habis di anu kuyang!"

Tak tahan lagi. Aga menoyor kepala Upik dengan geramnya, tidak puas sekali, berkali-kali ia terus toyor kepala pelayannya itu berharap hasil toyoran bisa membuat otak Upik berfungsi lagi.

Dua Sejoli Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang