Pulang dari kantor Mike, bocah kembar ini mampir ke toko buku dekat pusat kota. Kali ini Jeyya akan benar-benar membeli setidaknya satu buah buku. Bukan seperti terakhir kali dirinya datang dengan Bobby yang hanya numpang membaca saja.
Melangkahkan kaki dengan riang masuk untuk memilih novel apa yang akan dirinya bawa pulang untuk memenuhi rak buku di kamarnya. Jeyya memang selalu menyempatkan waktu untuk sekedar membaca setiap harinya. Dengan sabar membaca setiap halaman novel. Namun terkadang juga menggunakan cara membaca cepat scanning yaitu membaca dengan sistem melompat-lompat. Namun jika Jey menggunakan sistem ini dirinya akan langsung ke ending ceritanya lalu membaca dari bab awal.
Sedikit aneh memang bagi beberapa orang tetapi kebiasaan aneh ini yang menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi Jeyya untuk lebih banyak literasi. Dirinya sadar bahwa hidup tanpa literasi bagai berjalan tanpa tujuan.
"Wahh kalo ambil dua buku boleh?" Tanya Jeyya kepada Feyya.
"Nggak. Satu cukup Jey. Lagian Kakak juga mau beli, ujung-ujungnya bakalan kamu baca dan kakak tinggal dikamar kamu." Kata Feyya, sembari memilih-milih novel yang direkomendasikan oleh Jinan.
Karena Fey memilih membeli novel maka Jey akan memilih buku sejarah saja. Sejarah tentang berdirinya kerajaan di Nusantara sangat tidak membosankan untuk dibaca. Apalagi jika dijadikan cerita novel, pasti banyak muda-mudi yang akan penasaran membacanya dan mendapat bonus berupa pengetahuan.
"Udah belum Jey, kakak udah dapet nih. Lama amat tinggal ambil juga." Kata Feyya meminta Jeyya untuk lekas memilih. Tau tidak sih adiknya ini kalau sudah dihadapkan dengan buku akan lama selesainya. Feyya kan introvert, pengen cepet-cepet pulang.
"Sabar, ambil emang gampang tapi dapet traktiran buku yang susah apalagi dari kakak. Jadi harus pintar memilah-milah." Ujar Jey lalu mengambil satu buku untuk dirinya.
Feyya berjalan cepat menuju kasir untuk membayar. Sebenarnya hari ini tidak terlalu ramai tapi mengantri dahulu tidak salahkan walaupun dirinya masih menunggu Jeyya. Manajemen waktu namanya.
O_o
Mereka sampai dirumah dengan selamat. Menurunkan Feyya didepan pintu rumah lalu memasukkan motor kedalam garasi. Saat Feyya sudah masuk kedalam rumah, terdengar derum motor memasuki area rumah.
Dengan level kepo yang tinggi, Feyya dan Jeyya kembali ke teras rumah untuk mengecek siapa orang yang datang berkunjung disiang hari yang panas ini.
"Hallo ponakan kesayangan." Kata Dinugha Ar Giano atau uncle Didin. Adik laki-laki Migo yang jahil dan tengil tentunya. Sepertinya sifat ini diturunkan untuk keponakan tersayangnya.
"Lama tak berjumpa Udin. Apakabar Udin dan mengapa anda datang kemari tanpa membawa jajan?" Kata Feyya saat melihat Dinugha datang tanpa membawa buah tangan.
Jeyya datang dari arah garasi lantas bertos ala-ala dengan unclenya ini. "What's up bro, katanya kesayangan tapi datang tanpa buah tangan."
"Iya nih protes terus kalian. Padahal uncle datang dengan maksud baik. Uncle malas kasih kalo cuman didiemin gini diluar. Panas sweety." Cibir Dinugha kepada duo Aluna.
"Ayo masuk. Silahkan, tadi kami masak loh uncle. Mau coba nggak?." Tanya Jeyya
"Boleh kalau masih, uncle denger kalian free hari ini jadi pulang ngampus langsung kesini. Biar kalian nggak bosen cuman berdua."
Memang benar adanya ketika Dinugha datang kerumah kakaknya demi keponakannya. Dirinya selalu datang ketika tahu sikembar ditinggal hanya berdua dirumah, dirinya yang selalu protes saat keponakan-keponakannya ditinggalkan berdua dirumah. Dari dulu sampai sekarang sesayang itu Dinugha dengan duo Aluna. Karena hadirnya mereka membuat dunianya sebagai anak bungsu sedikit berubah. Sekarang dirinya bisa merasakan posisi menjadi yang tertua saat hanya bertiga begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Siblings
ФэнтезиPernah nggak sih kalian merasa wah banget sama circle ortu kalian. Yang pertemanannya ngalahin circle anaknya, luas banget dari berbagai bentuk manusia hidup. Mana orang-orangnya pada asik lagi. Tapi jangan salah circle anaknya gak kalah asik kok. J...