28. Goodbye Jeanno

6 3 0
                                    

Pagi menyongsong. Matahari naik menerangi bumi yang gelap. Cahayanya mampu membuat orang-orang yang sedang berada di kediaman Jamalio Adiputra tergesa-gesa untuk segera meninggalkan rumah. Mereka akan mengantarkan Jeanno menuju Bandara internasional untuk berangkat ke Singapore.

"Ini udah semua kan bang. Papa nggak mau ya kalo nanti ada yang ketinggalan. Nanti berabe gegara ceroboh papa harus nyusulin kamu ke Singapura. Nggak jadi pisah nanti gara-gara papa nggak tega ninggalin kamu sendiri." Kata Jamalio memastikan barang bawaan anaknya lengkap tanpa kurang satupun.

"Aman pa, kan aku bisa beli disana. Percaya sama Abang deh." Ujar Jean berusaha meyakinkan Jamalio.

"Berangkat yuk! Kasihan Abang kalo nanti ketinggalan pesawat pa!." Kata Erick.

"Ayok semua masuk mobil ya. Kalo nggak muat ya bawa lagi aja." Komando Jamalio.

"Siap pah, kita nanti mau pergi kerumahnya Oma Lin. Beliau ngundang kami buat kesana." Terang Erick.

"Oke deh." Balas Jamalio.

O_o

Hiruk pikuk ibu kota yang akan segera Jean ditinggalkan membuat selama diperjalanan selalu memperhatikan sekitar. Dirinya merasa akan merindukan suasana di tanah air.

Entah mengapa hari ini sedang lancar-lancarnya lalu lintas, membuat mobil yang mereka kendarai cepet sampai tujuan saja.

Orang-orang berlalu-lalang datang dan pergi meninggalkan bandara. Seperti halnya mereka, Jean yang akan segera meninggalkan mereka menuju negara orang.

"Jean pamit semua. Do'akan semoga kuliah Jean lancar disana. Terimakasih karena semuanya sudah mau repot-repot mengantar Jean ke bandara." Katanya penuh haru yang membuat suasana sedikit melow.

"It's oke bang. Jangan lupain kita loh ya. Nanti kalo punya kawan baru, kawan lama ditinggalkan." Kata Jeyya.

"Bay bay Abang Jean. Diva tungguin Abang sampai lulus disini." Seloroh Vanya.

"Jangan ya bang ya. Ndak boleh pokoknya." Timpal Bobby.

"Hati-hati bang Jean, nggak nyangka Abang beneran lanjut study di luar padahal dulu kita cuman beradai. Eh malah jadi kenyataan." Ujar Feyya.

"Udah satu tahun yang lalu. Nggak nyangka ya, siapa lagi yang bakalan mewujudkan andalannya saat itu. Selain gue." Jawab Jean lalu segera berpamitan karena pesawatnya akan segera lepas landas.

"Jangan lupa kabarin kita bang kalo undah sampe sana!!!." Teriak Azza dan Erick secara bersamaan berharap Jean dapat mendengar mereka.

"Siap bos!!!." Teriak Jean tanpa menoleh kebelakang.

O_o

"Kalian semua beneran mau kerumah Oma Lin?." Tanya Jamalio.

"Iyalah uncle udah ditungguin ini. Uncle pulang sama aunty Mika aja. Jagain loh awas lecet!." Cerocos Jeyya.

"Siap. Sana hati-hati dijalan." Jawab Jamalio.

"Udah kayak lagu tulus aja papa ih." Kata Azza.

Mereka lantas berpencar. Jamalio, Mikayla dan Divanya sedangkan Bestie's minus Jean dan ditambah Azza akan berkunjung kerumah Oma.

Hari ini adalah hari dimana Jeanno sudah tidak bersama Bestie's. Namun selain mengalami pengurangan anggota lantaran ditinggal ke Singapure oleh sang Captain ada pula penambahan mamber yaitu Zhafran Fahrezza atau Azza.

The SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang