38. Let's go

0 0 0
                                    

"Kamu kenapa minta aku datang Fey?." Tanya Benua dengan raut wajah penuh kebingungan. Bagaimana tidak, dirinya saja tiba-tiba diminta Feyya untuk datang kerumahnya.

"Koko kalau emang serius sama Feyya harus berani ketemu sama Papa dan Mama." Ungkap Feyya yang masih setia berdiri didekat mobil milik Benua. Mobil Benua berada didepan gerbang rumah milik keluarga Mike Giano.

"Iya, Koko serius sama Feyya. Tapi emang harus sekarang benget ya?." Tanya Benua.

"Sekarang aku tanya. Koko maunya gimana? Aku bakalan terima Koko kalau Koko berani bilang dan izin langsung ke Papa dan Mama. Ini peraturan dari Papa dan Mama nggak bisa diganggu gugat." Jelas Feyya dengan meminta kejelasan kepada Benua.

"Fine, tapi kalau sekarang Koko nggak siap Fey." Kata Benua yang mampu menyulut emosi Feyya.

"Ya Koko sebenarnya serius nggak sih suka sama Feyya?." Tanya Feyya dengan wajah sedikit memerah menahan emosi.

Dibelakang mobil Benua sudah ada Jeyya dengan mopednya yang siap memasuki gerbang rumah namun terhalang oleh mobil milik Benua.

Tin tin. Suara klakson keluar dari arah belakang membuat Benua dan Feyya mengalihkan fokus mereka kepada Jeyya. Membuat Benua mau tidak mau memarkirkan mobilnya masuk ke halaman rumah Keluarga Mike Giano.

"Ayo, Koko mau ketemu Papa Mama kamu sekarang." Ucap Benua.

Sepertinya kedatangan Jeyya membuat Benua membulatkan tekad untuk menemui Mike dan Luna. Tentunya ekspresi wajah Jeyya yang menurut Benua sangat tengil. Bisa-bisa dirinya tidak akan mendapatkan restu adik ipar jika masih cemen.

"Wis, si ada si om. Masuk yok." Ucap Jeyya setelah memarkirkan moped yang dibawanya kedalam garasi.

"Let's go." Lirih Benua.

Feyya yang sedari tadi berdiri disebelah lelaki itu pun tersenyum tipis melihat semangat milik Benua berkobar setelah melihat wajah biasa saja Jeyya. Bahkan sedari tadi Jeyya belum menampakkan ekspresi tengil andalannya.

Pintu depan dibuka lebar-lebar oleh Jeyya mempersilahkan tamu istimewa kakaknya untuk masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum, Jeyya home!." Teriak Jeyya yang langsung membuat baik Mike dan Luna mendekat kearah ruang tamu.

"Waalaikumsalam, bebersih sana dek." Kata Mike. Diantara Mike dan Luna, Mike lah yang lebih terang-terangan menyatakan ungkapan sayangnya untuk sikembar. Seperti memanggil Jeyya dengan sebutan 'adek' dan Feyya dengan sebutan 'kakak'.

"Okey." Kata Jeyya berlalu dari ruang tamu. Bawaan ditangannya sudah meronta meminta di unboxing apalagi set alat tulis baru miliknya rasanya tak sabar untuk membuka brush pen warna-warninya.

O_o

Berbeda dengan keadaan Jeyya sekarang, Feyya justru merasa gugup dan takut jikalau Benua salah menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut Papa Mamanya.

"Jadi, kamu naksir sama putri sulung saya, Benua?." Kata Mike mengawali pembicaraan. Ternyata orang yang disebut-sebut Feyya sebagai 'gebetan' adalah salah satu karyawan magang dikantor miliknya.

"Iya Pak. Saya suka sama putri sulung bapak. Feyya Aluna." Jawab Benua tanpa keraguan membuat Jeyya yang duduk disamping Papanya melihat gerak-gerik benua dengan mata memincing.

Melihat gelagat aneh Benua membuat Feyya melihat ke sekitarnya dan menemukan Jeyya sedang menatap Benua dengan tajam.

"Jey, jangan gitu Ko Benu jadi terintimidasi." Ucap Feyya yang sebenarnya ikut terintimidasi. Katanya jika mata adiknya memincing itu mampu membuat dirinya tak berkutik, ternyata bukan hanya dirinya saja yang berfikir demikian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang