29. Hai Feyya

8 4 0
                                    

"Halo om, ini dapet titipan dari Oma Lin." Kata Jeyya.

"Saya bukan om kamu bocah." Ujar Benua.

"Yee situ kan dah tua!." Ledek Jeyya.

"Ini siapa cil. Kok kalian mirip." Tanya Benu, "Kita pernah ketemu nggak sih sebelumnya? Kamu mirip sama orang yang saya kenal deh." Lanjut Benu sambil menunjuk Feyya.

"Muka gile kalo kita nggak mirip. Kembar nih boss!." Pamer Jeyya.

"Kenalan sendiri dong om. Nggak gantle banget masa minta gue yang ngenalin." Sarkas Jeyya.

"Ngeselin sekali ya manusia satu ini. Pasti dia --- menunguk Feyya --- tertekan jadi kembaran kamu." Kata Benu savage.

"Yakin om?." Ucap Jeyya dengan nada mengejek.

"Iya lah buktinya orangnya diam saja." Sanggah Benu.

"Yaudah gue pergi dulu. Oma minta tolong nih. Nanti habis kenalan balikin kakakku ya om."

Bisa-bisanya Lo ninggalin Kakak Lo sama ni orangg! Udah tau bakalan kikuk malah main pergi, dasar!. Tapi makasih jadi ada moment guenya. Sayang jeyyy deh. Batin Feyya berteriak.

"Nama kamu siapa. Waktu itu kita kenalan cuman gitu aja. Oh ya, kenalin saya Benua Marvel. Panggil Benu boleh, Marvel juga oke kok." Kata Benu memperkenalkan diri.

"Oh iya, om. Saya Feyya Aluna. Panggil Feyya saja." Balas Feyya.

"Eh saya masih muda jangan panggil om dong. Baru juga magang dikantor papa kamu masa udah jadi om-om." Canda Benu membuat Feyya tersenyum kikuk.

"Emm gimana kalo kita nggak pakek bahasa formal. Non formal gitu? Aku kamu atau Lo gue?." Tanya Benu.

"Aku kamu saja anu om. Soalnya nggak sopan sama yang lebih tua. Aku harus panggil apa nih kan tadi dipanggil om nggak mau?." Giliran Feyya bertanya.

"Kakak? Eh jangan deh biasanya merujuk ke formal kalo manggil laki-laki kakak. Abang, tapi aku nggak suka dipanggil Abang. Apa ya kira-kira kamu ada masukan?." Cerocos Benu.

"Koko aja deh, lebih sopan juga karena jarak umur yang lumayankan." Putus Feyya.

"Boleh deh, Kukira kamu bakalan kayak adikmu yang tengil tadi. Ternyata nggak ya." Kata Benu berusaha mencari topik.

"Walaupun dari orangtua yang sama nggak bakalan punya anak-anak yang sifatnya sama." Balas Feyya.

"Wah rupa boleh sama tapi sifat nggak yakan." Ujar Benu. "Aku antar balik kerumah Oma Lin yuk. Tapi bentar ya naroh ini dulu." Lanjut Benu sembari menaruh rantang tadi kedalam rumah.

"Eh nggak usah ko, cuman disamping rumah kok. Nggak nyebrang pula."  Kata Feyya.

Mendengar ucapan Feyya, Jeyya sontak langsung berlari tanpa menimbulkan suara kembali kerumah Oma Lin.

Sedari tadi Jeyya memang sibuk memotret Feyya dan ko Benu. Biar bisa buat malak buku lumayan dapet satukan.

"Hai Jey, kita belum saling sapa nih." Kata Crist.

"Oh hallo Crist. What are you doing?." Tanya Jeyya.

"Pekek nanya ya ngunjungin Oma ku sayang iya kan Oma!." Pekik Harry.

"Eleh jarang datang sok asik lu." Kata Bobby sambil mengepal kepala Harry.

"Mau pindah sini kah Lo?." Tanya Jeyya.

"Not yet, nunggu lulus SMA gue mah. Lanjut kuliah disini nanti." Ujar Harry.

"Kasihan nggak ketemu sama bang Jean Lo." Ejek Bobby.

"Iya lagi." Balas Harry.

Caramel sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi mereka. Tidak pernah disangka oleh nya jika Oma Lin juga merupakan oma dari Harry mantan kekasihnya.

Si berandal yang dirinya tinggalkan sudah jauh berubah dari awal mereka bertemu.

O_o

"Ih nggak papa, Koko cuma menyampaikan amanah aja." Kata Benu.

"Eh, emang siapa yang ngasih amanah?." Tanya Feyya.

"Adikmu sendiri yang minta nganterin kamu ke rumah Oma Lin. Itu kan juga termasuk amanah Feyya." Jawab Benu.

Mereka sudah sampai didepan gerbang rumah Oma Lin. Perjalanan yang seharusnya cepat menjadi lambat karena keduanya yang berjalan dengan lamban.

"Udah sampai, makasih ya ko. Feyya masuk dulu bay." Ucap Feyya lalu memasukki pekarangan rumah Oma Lin.

"Nggak mau nyuruh Koko mampir Fey?." Tanya Benu.

"Nggak kan ini bukan rumahku." Kata Feyya lalu berlari menuju rumah Oma sambil melambai kearah Benu tanpa melihat sosok Benu.

O_o

Mendengar langkah kaki mendekat, mereka pun menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Feyya dengan wajah tomatnya. Membuat Jeyya menyemburkan tawa. Lantas mendekat ke arah sang Kakak.

"Look like an angele." Nyanyi Jeyya sambil memperlihatkan hasil jepretannya.

"Ih mauu!." Kata Feyya merebut handphone Jeyya.

"Berani berapa buku dulu nih." Tanya Jeyya yang berhasil merampas kembali ponselnya.

"Dua gimana deal?." Tawar Feyya.

"Boleh juga. Mau dikirim via apa?." Tanya Jeyya.

"Kayak biasa yang penting nggak nge blur aja. Thanks loh ya gara-gara kau ninggalin kakakmu ini, kakakmu bisa punya moment sama doi." Kata Feyya sambil tersenyum aneh.

"Salting Lo begitu. Fey sadar Fey nanti lanjut dimimpi aja." Perkataan Jeyya langsung membuat mereka yang mendengarnya tertawa kecil.

"Bisa-bisanya nyuruh lanjut tapi didalem mimpi." Kata Erick. Entahlah mendadak humornya sangat rendah.

"Ih emangnya mimpi bisa diskenario apa Jey?." Tanya Bobby tak habis pikir.

"Nggak tau juga, itu tergantung personality sih. Di aku bisa. Contohnya kalo lagi ngehafal rumus tapi udah ngantuk, auto hafal karena waktu mimpi juga lagi ngehafalin itu rumus." Terang Jeyya.

"Eh tapi bisa juga tau. Kadang aku gitu. Kalo ada tugas tapi ngantuk malah mimpi lagi dihukum disekolah alhasil kebangun lalu ngerjain tuh tugas." Timpal Caramel.

"Tuh kan personality bro!." Pekik Jeyya.

Dia buku baru Jeyya datangggg!

O_o

Don't plagiarize
#tbc

Makasihhhhh





Caramel - Harry
Or
Caramel - Kael

Feyya - Benu???

❤️‍🔥😉✨🤏



The SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang