10. Memulai Perjalanan

580 128 8
                                    

Sesuai rencana, persiapan perjalanan telah rampung oleh para pelayan. Semua telah berkumpul di titik kepergian, termasuk keberadaan Yang Mulia Raja dan Ratu untuk mengantar kepergian Pangeran Sasuke dan kelompoknya. Perjalanan kali ini sangat berbeda bagi Pangeran Sasuke, selain bersama istrinya, perlengkapan mereka jadi bertambah, Pangeran tidak pernah membawa kereta kuda dalam perjalanan, tapi karena Yang Mulia Ratu memerintahkan kereta kuda terbaik kerajaan. Di perjalanan ini, pakaian mereka berubah menjadi pakaian rakyat biasa, sekalian menyamar dalam perjalanan. Namun ketika nanti berkunjung ke Kerajaan Iwagakure, mereka kembali mengenakan pakaian bangsawan.

"Berhati-hatilah ya, nak." Ucap Yang Mulia Ratu sembari menggenggam tangan Putri Sakura.

Sakura mengulum senyum lembut, ia mengeluarkan dua buah kotak obat yang berukuran sedang sembari menaruh kedua kotak obat tersebut di telapak tangan Yang Mulia Ratu.

"Ibu, Saku sudah membuatkan dua obat untuk untuk ibu dan ayah. Kotak yang ini berisi obat untuk kesehatan ibu dan ayah. Sedangkan yang ini, obat penetralisir racun mematikan, obat ini juga bisa menunda racun yang ganas dalam beberapa hari." Ucap Sakura menjelaskan.

Yang Mulia Ratu membuka kotak tersebut, memperhatikannya lebih detail agar menghafal keaslian obat yang diberikan Putri Sakura. Setelahnya kembali menatap Putri Sakura dengan senyum yang meneguhkan.

"Terima kasih banyak Putriku. Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Maaf kami belum dapat sering berkunjung."

"Ibu tenang saja, aku juga sudah memberikan pada kedua orang tuaku, mereka juga tidak mempermasalahkan kepergianku sekarang dengan Pangeran Sasuke. Ibu dan ayah tidak perlu berkunjung pada kedua orang tuaku, mereka akan merasa sungkan, ayahku bilang jika kondisi ibuku sudah lebih baik, mereka yang akan berkunjung." Jelas Sakura sekalian menyampaikan pesan dari ayahnya.

Yang Mulia Ratu mengangguk paham, beliau sekilas melirik suaminya dan putranya yang diam membisu di sebelah mereka.

"Ibu, kami pergi sekarang." Ucap Pangeran Sasuke saat bertatapan dengan ibunya.

Yang Mulia Ratu mengerti mereka tak bisa menahan kelompok Pangeran Sasuke lebih lama, Pangeran Sasuke juga pasti mengejar waktu untuk segera sampai ke tempat tujuan dan mengatasi masalah di sana.

"Kau tidak akan berpamitan dengan ayahmu?"

Pangeran Sasuke menggeleng sembari melirik malas sang ayah, merasa tidak penting berpamitan dengan ayahnya, toh sang ayah juga sudah tahu akan pergi ke mana. Daripada merasa kesal, Pangeran lebih baik mendiamkan sang ayah yang juga melakukan hal seperti itu.

Yang Mulia Ratu menghela napas pasrah, harusnya sudah terbiasa, tapi ia pun ingin melihat ayah dan anak saling hangat satu sama lain.

"Baiklah, kalian boleh pergi sekarang." Ucap Yang Mulia Ratu.

Pangeran Sasuke memeluk sesaat ibunya, sebelum menaiki kudanya, tanpa menyadari ibunya memandang gemas kepadanya.

"Okuza, bantu Putri Sakura naik ke kereta kuda." Titah Yang Mulia Ratu dengan sengaja.

Perintah itu seketika membuat Pangeran Sasuke menoleh cepat dengan mengernyit tidak suka.

"Siap, Yang Mulia! Mari Nyonya Sakura saya bantu." Okuza memberikan lengannya untuk menjadi tumpuan Putri Sakura menaiki kereta kuda.

"Aku tebas lenganmu, Okuza!" ucap Pangeran Sasuke penuh peringatan.

Sakura yang mendengar pun menjadi khawatir, ia mengode Alma untuk mendekatinya. "Terima kasih, Okuza. Alma akan menbantuku." Ucapnya. Sakura kemudian dibantu Alma menaiki kereta kuda dengan aman.

Yang Mulia Ratu mendekati Pangeran, "Kalau tidak ingin ada pria lain membantu istrimu, lebih pedulilah, Pangeran Sasuke." Nasihat Yang Mulia Ratu.

Pangeran Sasuke mendengarnya, namun tidak terlalu menanggapi. "Ya, bu. Kami pergi." Pamitnya sembari memacu kuda untuk berjalan.

SHACKLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang