4. Persetujuan

1.1K 156 21
                                        

Sakura menarik tangannya dari tangan pangeran, kemudian memindahkan tangannya ke atas pangkuannya dengan meremas kain.

"Saya tidak hamil, yang mulia. Saya-"

"Jangan ditutupi lagi." Potong Pangeran Sasuke terasa mengintimidasi Sakura.

Sakura menoleh ke arah Pangeran Sasuke, mata mereka terus bertatapan seolah tengah bicara melalui mata, mengabaikan Ratu Mikoto yang memperhatikan mereka dengan pandangan menilai.

"Ibu, lanjutkan bicara nanti." Ucap Sasuke dengan datar menatap ibunya.

"Tidak, tidak bisa. Ibu ingin semua jelas sekarang." Sahut ratu dengan cepat. Ratu Mikoto merasa perlu penjelasan, ia antara percaya dan tidak pada perkataan Pangeran Sasuke.

"Sakura takut jika keluarga kerajaan mengetahui hubungan kami. Nyawa keluarganya dalam bahaya, maka kami menyembunyikannya, ibu." Ucap Pangeran Sasuke berusaha meyakinkan ibunya.

Ratu Mikoto memicing curiga, ia paling mengenal anaknya, dan kali ini Pangeran Sasuke sangat mencurigakan. Arah pandangan Ratu Mikoto kembali menatap Sakura sembari berkata, "Tidak perlu takut, katakan dengan jujur, apakah Sasuke menjebak mu?" tanyanya.

Sasuke sedikit terkejut, ibunya bisa dengan cepat menebaknya.

Sakura yang masih dalam keadaan bingung atas tindakan Pangeran Sasuke, kemudian hendak berbicara sebelum Sasuke menyelanya.

"Be-"

"Bu, semua akan kami jelaskan setelah aku memberitahu keluarga Uchiha. Aku sudah mendengar tentang ibu yang diracuni, aku akan mulai penyelidikan. Sekarang ibu kembali lah, beristirahat."

Ratu Mikoto menghela napas sejenak, ia hilangkan kecurigaannya untuk saat ini, karena Pangeran Sasuke pasti tidak akan bisa dipaksa.

"Baiklah, ibu akan kembali ke istana. Ibu harap kamu tidak melakukan sesuatu yang menyusahkan ayah mu lagi, Pangeran."

Sasuke terdiam mendengar perkataan ibunya, membiarkan ibunya meninggalkan mereka berdua. Sementara Sakura segera berdiri dan hendak pergi sebelum Sasuke mencekalnya.

"Ke mana?!"

"Pergi dari Istana ini. Aku tidak bisa berada di sini lebih lama dalam jebakan mu."

"Siapa yang mengizinkan mu untuk pergi?!"

Sakura mendelik. "Aku tahu ini jebakan, Pangeran. Semalam kita tidak berbuat apa-apa, bukan? Tapi fakta kau menelanjangi ku membuat ku marah! Aku sekarang mengerti, kau telah menjebak ku demi keuntungan mu!"

"Kau tidak bisa pergi sesuka hati mu, Sakura Haruno!"

"Kau lebih licik dari mereka yang menculik kedua orang tua ku! Aku tidak bisa berlama-lama di sini, nyawa orang tua ku lebih penting dibandingkan sandiwara murahan ini!" Sakura menyentak tangan Pangeran Sasuke dari pergelangan tangannya, ia melangkah terburu-buru untuk mendekati pintu.

"Aku tahu tempat kedua orang tua mu."

Deg!

Sakura menoleh cepat, ia menyadari Pangeran Sasuke tengah membujuknya secara tidak langsung. Selama tinggal di istana Pangeran Sasuke, gerak-gerik Sakura terbatas, sehingga tidak dapat melakukan pencarian tempat keberadaan kedua orang tuanya. Sakura akui Pangeran Sasuke cukup cerdas dalam bertindak.

"Aku bisa mencarinya sendiri setelah keluar dari Istana ini!"

"Yakin? Kau pikir kabar kepergian mu tidak berhembus cepat terdengar pada musuh?!" Pangeran Sasuke menyeringai.

'Sial!'

"Ternyata kau lebih licik dari yang aku duga, Pangeran Sasuke!" Sakura berdecak kesal, ia kembali melanjutkan langkahnya.

SHACKLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang