12. Di Balik Batu

517 104 23
                                    


Peringatan 21+!!








Pangeran Sasuke dan Sakura terbangun bersamaan di pagi hari, mereka belum beranjak dari tempat tidur itu, namun telah berpakaian seadanya. Keduanya hanya diam memandangi atap buatan di atas mereka, rasanya mereka juga belum dapat mempercayai hidup mereka sekarang. Hei, kalau sudah begini, artinya mereka bukan orang asing lagi.

"Kamu tidak segera bersiap? Bukankah kita sebentar lagi berangkat, Pangeran?" tanya Sakura sembari menyamping untuk menghadap Pangeran Sasuke.

Pangeran meniduri tangannya yang disilangkan ke belakang, ia melirik Sakura, "Kau sudah merasa baik?"

"Aku sudah meminum obat, mungkin efek semalam masih ada sedikit, tapi aku bisa segera berangkat, Pangeran."

"Dua jam lagi kita berangkat, kau butuh bantuan?"

"Tidak usah, aku akan meminta bantuan pada Alma saja nanti."

"Aku ada di sini, dan kau cari orang yang tidak berada di sini." Nada bicara Pangeran terdengar tidak suka Sakura tidak meminta bantuannya.

Sakura menghela napas sejenak. "Aku akan meminta bantuan Alma untuk menyiapkan pakaianku, Pangeran. Sedangkan Pangeran pasti harus mempersiapkan hal lain."

Pangeran Sasuke bangkit dari berbaringnya menjadi duduk dengan condong ke arah Sakura. "Kita mandi bersama." Ucap terdengar sedikit seperti ajakan.

Sakura membelalak terkejut, "Pangeran ...," ia berdeham gugup.

Pangeran Sasuke turun dari tempat tidur mereka, membuka peti pakaian Sakura, mengambil pakaian yang mudah dipakai dan nyaman, kemudian memberikannya pada Sakura.

"Pakai juga jubah." Titah Pangeran sembari setia berdiri di dekat tempat tidur.

Sakura menelan salivanya kasar, bola matanya menatap intens pada Pangeran, namun ia tidak mau membuat Pangeran menunggu lama. Sakura pakai pakaian yang Pangeran berikan, kemudian memakai jubahnya.

Pangeran mengulurkan tangannya yang kemudian diraih oleh Sakura, ia bawa istrinya keluar tempat peristirahatan mereka, seketika melihat rombongan mereka tengah sibuk bersiap.

"Jugo, pastikan sekitar aman." Titah Pangeran sembari membawa Sakura bersamanya menuju air terjun yang tidak jauh dari mereka.

Jugo mengikuti mereka, berbalik membelakangi aja terjun ketika telah sampai karena menjaga agar tidak lancang.

Pangeran melepas genggaman tangannya untuk melepas jubahnya hingga hanya mengenakan celana yang menutupi asetnya di antara kedua kaki. Pangeran masuk lebih dulu ke air itu, kembali mengulurkan tangannya sembari menatap Sakura yang tampak ragu.

"Agak sedikit dingin." Ucap Pangeran sembari masih mengulurkan tangan.

"Kau mengajakku membersihkan diri di sini, Pangeran?" tanya Sakura.

"Menurutmu?" tanya balik Pangeran kepadanya.

"Tapi aku tidak terbiasa dengan dingin, Pangeran. Aku takut airnya dingin." Balas Sakura.

Pangeran Sasuke naik kembali ke atas permukaan, tangannya melepas jubah Sakura yang kemudian disimpan di atas batu, kemudian dengan gerakan tiba-tiba pangeran mengangkat tubuh Sakura, membuat Sakura seketika memekik dan melingkarkan lengannya di bahu pangeran dengan erat.

"Pangeran ...! Aku tidak suka dingin ...!" protes Sakura.

Pangeran Sasuke tetap melanjutkan langkahnya memasuki air itu, rasa dingin terasa, namun tak terlalu menusuk seperti saat malam. Beruntung matahari di pagi hari sudah mulai muncul dan menghangatkan sedikit air terjun di sini.

SHACKLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang