17. Kehadiran Seseorang

307 98 6
                                    

"Aku minta maaf, Yang Mulia." Saat melihat Pangeran Sasuke masuk ke dalam rumah, Sakura langsung mendekatinya dengan permintaan maaf.

Pangeran Sasuke meliriknya sekilas sembari melangkah masuk ke dalam kamar. "Kamu melakukan kesalahan?"

"Iya. Aku pulang terlambat tadi."

Pangeran menghela napas sejenak, bukan itu yang membuatnya marah, melainkan Sakura bisa melupakannya saat dengan pria lain. Pangeran merasa tidak dihargai, ia tahu Sakura sangat tertarik dengan masalah kesehatan, tapi bukan berarti mengabaikan suaminya sendiri.

"Hm. Ya." Pangeran membalas dengan sikap dingin.

Sakura merasa bingung, "Apa ada hal lain? Mengapa Yang Mulia masih marah."

Pangeran Sasuke tidak menjawab, ia melepas jubahnya dan menggantungnya. Sedangkan Sakura mengikutinya dengan kebingungan.

"Aku tidak akan tahu kalau Yang Mulia tidak mengatakannya."

Pangeran memutar tubuhnya untuk menghadap Sakura, matanya membalas sorot kebingungan itu. "Kamu mengabaikan aku saat ada Bashira." Wajahnya berekspresi datar, tetapi nada suaranya terdengar menusuk.

Sakura membelalak. Teringat kejadian di balai pengobatan saat ia bahkan tidak sadar kapan pangeran pergi. Jadi, Karena itu?

"Maaf, seharusnya aku tidak larut mengobrol hingga melupakanmu." Ucap Sakura menyesal.

Pangeran memandang datar, tanpa aba-aba ia mencium Sakura. Mulanya Sakura terkejut, namun kemudian membalasnya sembari memejamkan matanya. Mereka hanyut dalam pagutan yang saling mendamba, lidah yang saling membelit lebih panas bergerak liar sembari pangeran mendorong Sakura ke arah tempat tidur. Pangeran menanggalkan pakaiannya tanpa melepaskan pagutan mereka, hingga Sakura terduduk di atas ranjang Pangeran bantu istrinya itu untuk telanjang bersamanya.

Pangeran melepas ciuman mereka, menggantikan jamahan bibirnya pada pucuk payudara Sakura yang seiring waktu semakin tegang oleh rangsangan. Mulut Pangeran menghisap pucuk itu dengan kuat, menciptakan erangan kenikmatan dari mulut Sakura. Tangannya telah menjamah sebelah payudara Sakura, meremasnya sekenanya, menganggap gundukan itu miliknya.

"Mmhh ...," Sakura mengerang, kakinya ditekan untuk terbuka lebih lebar. Tubuh Sakura melengkung, hisapan di dadanya menciptakan gelenyar rangsangan yang cukup kuat hingga intinya telah basah dan semakin basah saat kedua jari pangeran menerobos masuk dengan gerakan mengorek-ngorek.

"Aaahh ...! Aahh ...!" Sakura belingsatan, tidak lama merasakan miliknya dipenuhi oleh kejantanan Pangeran Sasuke.

Pangeran telah dalam posisi berlutut agak menunduk sembari kedua tangannya berada pada masing-masing paha Sakura, mencengkeram paha Sakura selagi menggagahi liang istrinya. Pandangannya terpaku pada keadaan istrinya yang lebih membuatnya terbakar semangat, pinggulnya bergerak lebih cepat, membuat entakan di dalam liang Sakura semakin kuat. Desahan Sakura mengecang, liangnya terasa melebar oleh batang yang terus menumbuknya. Persetubuhan mereka terasa lebih panas, ada rasa cemburu di setiap entakan yang pangeran buat. Sakura dapat merasakan entakan pangeran berbeda seperti lebih ada penekanan dengan dominasi penuh. Namun, Sakura juga menyukai sensasi yang diberikan pangeran.

Pangeran mendesis nikmat, kejantanannya tanpa jeda menghantam liang Sakura yang semakin licin. Panggilan Yang Mulia dari Sakura nyatanya begitu memengaruhi permainan panas mereka, Pangeran mengerang, nikmat yang diterimanya semakin kuat untuk mencapai pelepasannya.

"Beritahu aku ketika kau akan keluar." Pangeran mengakhirinya dengan mendesis nikmat. Ia sangat suka cengkeraman di dalam liang Sakura yang terasa sempit meski sudah berulang kali ia masuki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHACKLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang