Kenapa ia tidak suka anak kecil?
Pertanyaan itu cukup membuat Pangeran Sasuke terusik, terasa memunculkan ingatan lama di benaknya. Pangeran menghembuskan napas berat, hal itu segera disadari oleh Sakura yang seketika menoleh untuk memperhatikan raut wajah suaminya. Sedangkan Pangeran Sasuke tetap meluruskan pandangan, meskipun dengan mengingat kisah lama.
"Menurutmu, kenapa?" balas Pangeran dengan hanya sekilas melirik.
Sakura lantas berdecak sebal, ia bertanya itu artinya ia tidak tahu. Sakura melepaskan seluruh sentuhannya pada tubuh Pangeran Sasuke, ia sedikit bergeser sembari melipatkan kedua tangan di atas dada tanpa menyadari Pangeran menutup tangan perlahan seperti kehilangan sentuhan itu. Sentuhan yang disukainya.
Sakura membuang muka ke arah lain, ini adalah bentuk protesnya karena Pangeran tidak menjawab dengan benar pertanyaannya. Sakura sengaja membisu, tidak bersuara sedikitpun. Mula-mula tidak ada pergerakan atau suara dari Pangeran, namun tiba-tiba pangeran bersuara, "Aku benci sifat mereka yang lemah."
"Karena aku pernah menjadi lemah." Imbuh Pangeran kemudian.
Karena pertanyaannya kembali direspons, Sakura membuka liputan tangannya dengan menarik kecil kain pakaian Pangeran, Sakura juga menyamping sembari memperhatikan Pangeran Sasuke.
"Bukankah menjadi lemah itu wajar bagi anak-anak? Tidak ada anak yang terlahir kuat tanpa butuh perlindungan."
Pangeran melirik Sakura untuk saling bertatapan. "Aku dibawa ke medan perang saat aku masih kecil, di sana aku melihat sendiri penjaga kesayanganku mati mengenaskan karena melindungiku. Aku merasa bersalah tidak bisa berbuat apa-apa, sejak saat itu menjadi lemah adalah hal yang aku benci."
Sakura dapat melihatnya, air muka Pangeran tampak kusut menceritakan masa lalu kelamnya, terlihat menjadi berat. Dari cerita Pangeran, membuat Sakura bisa mengerti beratnya kejadian saat itu bagi Pangeran. Seorang anak kecil harus dipaksa menerima keadaan menyaksikan orang yang disayangnya mati, karenanya.
"Sini, aku peluk." Sakura menarik kepala Sasuke ke dadanya, memeluknya seperti itu.
"Hei! Apa yang kau lakukan?!" tanya Pangeran Sasuke sembari berusaha melepaskan diri, terlihat telinga pangeran sampai memerah karena perbuatannya.
Sakura sengaja menahan kepala Pangeran di dadanya, ia memang dengan tulus melakukan itu hanya saja ada sedikit keinginan menjahili Pangeran.
Karena merasa Sakura tengah mengerjainya, Pangeran balas memeluk Sakura dengan erat, tangannya menggelitik tubuh Sakura yang membuat Sakura kegelian dan meremang.
"Aahahaha ..., Pangeran ..., sudah ..., maafkan aku ...," Sakura tidak bisa berhenti tertawa karena kegelian, ia sudah coba menjauhkan Pangeran, namun Pangeran mengeratkan pelukannya, tak membiarkannya menjauh.
Pangeran tersenyum, "Kau yang mulai duluan." Bisiknya belum puas menggelitik Sakura.
Sakura sudah kelelahan tertawa, sudut matanya telah mengeluarkan air akibat kegelian. Keadaan Sakura, membuat Pangeran tanpa sadar tertawa, Pangeran belum pernah melihat Sakura dalam keadaan seperti ini.
"Yang Muliaa ...!" Sakura merajuk meminta Pangeran berhenti, sudah Sakura coba balas dengan menggekitik balik, namun entah mengapa Pangeran tak terpengaruh. Apa kulit Pangeran begitu tebal hingga tak kegelian?
Pangeran Sasuke tertawa sembari melepaskan Sakura, ia tak kuasa menahan tawa melihat ekspresi Sakura yang lelah karena tertawa kegelian.
"Hah ..., aku jadi lemas." Keluh Sakura sembari menyandar pada dinding kereta.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES
أدب الهواة21++ 《23》 Haruno Sakura, seorang tabib yang dipaksa menerima misi membunuh seorang pangeran di Kerajaan Uchiha. Uchiha Sasuke ialah pangeran yang menjadi sasaran pembunuhan oleh seseorang, sosok yang terkenal dingin dan tak tersentuh semakin memper...