6. Mendebarkan

947 143 23
                                        

Sakura mulai harus beradaptasi dengan kehidupan barunya, dulu mungkin dirinya bisa bebas ke manapun, tidak dengan sekarang yang sangat dibatasi hanya di sekitar kerajaan dengan pelayan dan pengawal yang setia berada di sekitarnya. Dulu Sakura bebas menggunakan pakaian apapun, kini benar-benar selayaknya seorang putri, pakaian indah yang berlapis-lapis di tubuhnya. Jika bisa memilih, kehidupan sebelumnya lebih nyaman dan tidak terikat aturan.

"Nona-"

Sakura menoleh sedikit kesal, pelayan barunya selalu mengingatkannya tentang yang boleh dan tidak dilakukan oleh seorang putri.

"Ini juga tidak boleh?!" tanyanya dengan kesal, ia hanya mengangkat gaunnya ke atas dan sedikit memperlihatkan betisnya agar bisa berjalan leluasa menuju taman kerajaan.

"Maafkan saya, Nona. Hal itu tidak pantas dilakukan, tubuh seorang putri maupun ratu tidak boleh ditampakkan." Jawab pelayan yang bernama Alma.

Sakura menurunkan gaunnya dengan kesal, hanya sedikit dinaikkan menjadi terlarang, padahal tidak sampai lutut.

"Seharusnya aku buat kesepakatan lain dengannya!" gumam pelan Sakura sembari berjalan cepat diikuti pelayan dan pengawal yang mengejarnya.

Tiga hari lagi menuju hari pernikahannya, Sakura belum memberitahu perihal pernikahannya kepada kedua orang tuanya. Kondisi sang ayah sudah cukup membaik, sedangkan kondisi ibunya masih belum ada peningkatan. Mungkin hari ini ia akan memberitahu kepada mereka, berita pernikahannya pasti akan mengejutkan, karena dulu Sakura menegaskan tidak akan pernah terlibat dalam urusan kerajaan.

"Nona, berjalanlah lebih pelan. Anda tengah mengandung." Pinta Alma yang khawatir nonanya mendapat masalah.

Sakura tengah melangkah cepat sembari sedikit mengangkat pakaiannya agar tidak menghalangi langkahnya, Sakura melirik ke belakang, ia tertawa kecil karena mendengar para pelayan mulai kelelahan mengejarnya. "Sepertinya kalian perlu berolahraga." Komentar Sakura yang sedikit mengejek jahil.

"Nona yang terlalu hebat berjalan dari Istana ke taman kerajaan tanpa kelelahan. Maafkan kami, kami belum terbiasa Nona." Sahut Alma.

Sakura mengangguk sembari berpikir, "Apa aku perlu adakan jadwal olahraga untuk kalian? Meskipun pekerjaan kalian tidak berhubungan dengan ketahanan fisik, tapi fisik kalian perlu kuat untuk melindungi diri."

"Tidak. Tidak perlu repot-repot Nona, kami janji akan sering berolahraga."

Sakura tertawa lebih keras, suara Alma seperti tengah khawatir jika dirinya yang membimbing mereka berolahraga.

"Tampaknya kau menikmati hidup mu sekarang."

Suara seseorang yang agak Sakura kenal mengganggunya, Sakura menoleh ke samping, melihat Pangeran Kagami tengah berjalan menghampirinya. Sebenarnya Sakura ingin menghindari Pangeran Kagami, pertemuan mereka tidak begitu baik, bisa jadi ia dicurigai sekarang dan sangat malas berurusan dengan Pangeran yang satu ini.

"Pangeran." para pelayan dan pengawal memberi hormat dengan serempak.

"Nona," Sakura belum menyadari Alma sedang memberitahunya untuk memberi hormat.

"Apa kini kau telah memiliki sifat angkuh Uchiha, Nona Sakura?" sindir Pangeran Kagami.

Sakura memaksakan senyumnya dan kemudian memberi hormat, "Maaf, pangeran. Saya belum terbiasa dengan aturan kerajaan."

Pangeran Kagami tersenyum puas, "Baiklah, aku mengerti. Selamat atas kehamilan mu, Nona Sakura. Tak ku sangka secepat itu kau mengandung."

Sakura cepat-cepat menahan diri, terlihat jelas Pangeran Kagami tengah mengejeknya karena mengetahui kebohongan mereka.

SHACKLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang