"Aku pastikan kau akan mengandung."
Pangeran Sasuke tidak suka bermain-main dengan perkataannya, jika dia sudah mengatakan begitu, maka itu akan terjadi dan harus terjadi. Pangeran bisa merasakan gairahnya yang besar, kejantanannya yang mengeras dan berdenyut di sana perlu dileburkan di dalam milik Sakura. Pangeran bukan orang yang awam mengenai bersetubuh dengan lawan jenis, sebagai keluarga kerajaan, sedari remaja mereka diberikan guru untuk mengajar, ada total tiga guru dengan tugas yang berbeda-beda. Tentu saja Pangeran telah mengetahui hubungan badan antara pria dan wanita.
Sakura membelalak mendengarnya, ia sangat terkejut atas perbuatan pangeran yang menjamah bagian tubuhnya yang dalam karena tangan itu sempat berhasil menyelinap. Sakura menelan saliva dengan kasar, tubuhnya juga bereaksi, ikut bergairah, namun perbuatan mereka tidak boleh dilanjutkan.
"Pangeran aku datang bulan!" Sakura berbicara cepat sebelum tangan pangeran semakin naik ke atas.
Telinga pangeran Sasuke masih berfungsi dengan baik, seketika tangannya terdiam di paha Sakura, ia memproses cepat perkataan sang istri. Sejenak pangeran memejamkan kedua matanya, berusaha meredamkan hasratnya yang sudah naik.
Sakura melirik Pangeran Sasuke yang terdiam, sebenarnya ia tidak berkeinginan menolak, ia suka setiap sensasi sentuhan pangeran ketika gairahnya meningkat, namun tamu bulanannya datang kemarin dan di budaya mereka hal itu dilarang dilakukan.
Tidak begitu lama, pangeran Sasuke beranjak dari tubuh Sakura. Tanpa melihat ke arah Sakura, pangeran Sasuke berucap, "Aku tunggu di luar."
Pangeran Sasuke kemudian melangkah keluar kamar mereka tanpa menoleh, ia takut menatap sang istri menaikkan gairahnya yang belum padam sempurna.
《08》
Pada akhirnya Sakura berkenan datang ke penjamuan khusus dirinya, meski terus menghela napas panjang dan berat. Tangannya tidak lepas merangkul lengan Pangeran Sasuke sepanjang mereka berjalan menuju tempat penjamuan. Sakura yang memintanya, meminta agar Pangeran Sasuke tidak melepaskannya dan jauh-jauh darinya, batinnya masih terasa berat, maka perlu didampingi.
Mereka memasuki penjamuan, di mana seluruh pasang mata menjadikan keduanya pusat perhatian, cengkeraman Sakura mengerat kuat, merasa tidak sanggup menatap orang-orang karena kebohongan mereka saat ini. Tentu saja Pangeran Sasuke menyadari kegugupan Sakura karena rasa bersalah, Pangeran melepaskan rangkulan Sakura di lengannya, memegang tangan yang dingin itu sembari tangannya sendiri merangkul pinggang Sakura. Perbuatan pangeran berhasil membuat Sakura menoleh ke arahnya yang ia balas senyum tipis.
"Kita tidak berbohong, hanya tertunda saja." Bisik pangeran yang sedikit terdengar menggodanya.
Sakura tertegun, tidak sempat bereaksi lebih karena mereka perlu naik ke atas untuk duduk di kursi mereka. Kaki pangeran naik lebih dulu, kemudian menoleh ke samping sembari mengulurkan tangannya. Sakura menaiki anak tangga dengan bantuan pangeran yang kemudian menggenggam tangannya dan mengarahkannya duduk di kursi khusus mereka. Baru kini Sakura dapat melihat semua para tamu dan keluarga mereka yang hadir, ternyata begitu banyak yang hadir, benar-benar seperti perayaan.
"Aku tidak menyangka sebanyak ini dan seindah ini dekorasinya." Ucap Sakura yang terperangah memperhatikan sekitarnya.
Pangeran Sasuke turut memperhatikan sekitar mereka hanya sekilas, sebelum bola matanya melihat kembali pada mata berbinar Sakura melihat semuanya yang ada. Sakura merasa takjub, banyak lampion bertebaran, sekitar kolam yang menjadi bercahaya begitu memanjakan mata.
![](https://img.wattpad.com/cover/353736168-288-k696937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES
Fanfiction21++ 《23》 Haruno Sakura, seorang tabib yang dipaksa menerima misi membunuh seorang pangeran di Kerajaan Uchiha. Uchiha Sasuke ialah pangeran yang menjadi sasaran pembunuhan oleh seseorang, sosok yang terkenal dingin dan tak tersentuh semakin memper...