"Maaf, Putri Sakura, anda tidak bisa masuk."
Sakura dihalangi oleh dua penjaga ketika hendak masuk ke dalam aula rapat, Sakura menatap tajam kedua penjaga tersebut dengan auranya yang berwibawa. Alma dengan cemas berada di belakang Sakura, takut yang akan diperbuat oleh nyonyanya.
"Nyonya, anda bisa kena masalah, tunggu tuan saja." Saran Alma berbisik, sedangkan Sakura meliriknya dengan tenang.
"Aku perlu masuk, kalian berani menghalangi ku? Jugo, paksa mereka membuka pintu." Sakura memberi perintah pada Jugo yang memperhatikannya tidak jauh dari sana, tentu untuk menjaga Pangeran Sasuke.
Jugo mendekati mereka, menghadap para penjaga. "Biarkan Putri Sakura masuk ke dalam." Titah Jugo dengan tajam dan serius, ia percaya Putri Sakura pasti bertindak karena ada kepentingan.
Para penjaga seketika merasa takut berurusan dengan tangan kanan Pangeran Sasuke, bisa jadi mereka malah harus berurusan dengan Pangeran secara langsung. Kedua penjaga itu menyingkir dari depan pintu, seorang penjaga membuka pintu sembari memberitahu kedatangan Sakura ke dalam. Sontak seluruh para pejabat menoleh serempak ke belakang dengan ricuh saling membicarakan tindakan lancang istri Pangeran Sasuke.
Pangeran Sasuke dan putra mahkota serta raja sama-sama memperhatikan Putri Sakura yang melangkah tegas dengan mengangkat sedikit wajahnya tanpa merendahkan yang mulia raja. Pangeran Sasuke menatapnya tajam dan serius, bola matanya tak lepas sedikitpun dari pergerakan sang istri.
Sakura menatap Pangeran Sasuke sebelum ia berdiri tepat di hadapan yang mulia Raja yang duduk di kursi kebesarannya. Sakura memberi penghormatan sebelum ia berlutut di hadapan raja dengan posisi tangan tertutup untuk penghormatan.
"Mohon maaf, yang mulia, atas kelancangan saya." Ucap Sakura dengan menunduk, agar tidak semakin lancang.
Pangeran Sasuke bergerak dari posisinya mendekati Sakura, pangeran agak merunduk sembari memegang lengan Sakura dan menarik Sakura agar segera berdiri.
"Ada apa Putri Sakura sampai berani menerobos rapat?" tanya raja dengan aura wibawanya yang kuat, mendominasi dan mengintimidasi.
Pangeran Sasuke belum mengetahui niat Sakura, ia berbisik segera, "Berdirilah." Titahnya.
"Maafkan saya yang mulia raja. Saya mendengar bahwa Pangeran Sasuke diberi tugas menangani masalah di wilayah utara. Saya mohon ..., izinkan saya ikut dengan suami saya."
Seketika para pejabat saling berbicara dengan ricuh, benar-benar hal baru terjadi di antara mereka, ketika seorang istri pangeran memohon ikut suaminya bertugas, sedangkan budaya kerajaan para istri tidak pernah ikut suaminya bertugas meninggalkan area istana kerajaan.
Bahkan hal jarang terjadi, Pangeran Sasuke membelalak terkejut atas keberanian istrinya, namun bukannya ingin marah, pangeran malah menyukai permintaan sang istri.
Yang Mulia Raja dan juga putra mahkota sama terkejutnya. Yang Mulia Raja bahkan sempat tertegun, dalam hatinya benar-benar menyamakan watak dan keberanian suami-istri yang ada di hadapannya saat ini. Yang Mulia Raja menghela napas sejenak, kemudian mulai berbicara dengan tenang, "Hal ini sudah diputuskan tadi, Pangeran Sasuke mengemban tugas tersebut. Bersabarlah, Putri Sakura. Seorang istri di Kerajaan Uchiha dilarang keluar daerah istana kerajaan. Kembalilah ke istanamu, Putri Sakura! Kau harus sadar dirimu yang tengah mengandung!"
Sakura lebih menundukkan tubuh, mengabaikan Sasuke yang menariknya untuk berdiri.
"Saya mohon, Yang Mulia. Saya benar-benar tidak bisa berjauhan dengan suami saya, saya merasa lemah dalam menjalani kehamilan ini jika harus berpisah berbulan-bulan dengan suami saya. Saya mohon ..., saya yakin Pangeran Sasuke tidak akan membiarkan terjadi sesuatu kepada saya, dan saya mempunyai kemampuan melindungi diri. Tolong izinkan saya, Yang Mulia."

KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES
Fanfic21++ 《23》 Haruno Sakura, seorang tabib yang dipaksa menerima misi membunuh seorang pangeran di Kerajaan Uchiha. Uchiha Sasuke ialah pangeran yang menjadi sasaran pembunuhan oleh seseorang, sosok yang terkenal dingin dan tak tersentuh semakin memper...