Hari kedua di Desa Youshino. Kali ini Pangeran Sasuke mengikuti Sakura ke balai pengobatan, untuk melihat situasi di sana. Pangeran sudah mendengar sepintas keadaan seperti penyembuhan beberapa warga desa yang terkena patah tulang, ataupun luka yang proses penyembuhan lama. Secara langsung pangeran melihat, keadaan mulai membaik, warga desa sudah banyak yang dapat beraktivitas, hanya sisa beberapa orang yang masih dalam proses penyembuhan.
"Kalian sudah tiba?" Bashira mendekati Pangeran Sasuke dan Sakura. Mereka memang hanya berdua, karena yang lain termasuk Jugo diberikan tugas berbeda.
Pandangan pangeran jatuh pada pria yang terlihat matang, pria dengan tubuh yang kekar dan wajah yang lumayan.
"Bashira, ini suamiku, Kirasuke namanya." Sakura lekas mengenalkan Pangeran Sasuke.
Bashira mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan pemuda yang baru datang di desanya. Pangeran Sasuke memandang sesaat sebelum menjabat tangan Bashira.
"Bashira. Tabib di desa ini."
Pangeran Sasuke hanya mengangguk singkat hingga tangannya tidak lama terlepas dari tangan Bashira.
"Ke mana Niami dan Kayuki?" tanya Bashira kembali memperhatikan Sakura.
"A- mereka membantu yang lain. Kayuki membantu mengecek pembangunan rumah warga desa yang hancur, Niami ikut bersamanya." Jawab Sakura.
Bashira mengangguk singkat. "Kalian sudah sarapan? Kebetulan aku baru memasak." Bashira menawarkan makan bersama meski sempat merasa segan.
"Kami sudah sarapan, kami tidak akan mengganggumu, makan saja dengan tenang." Sahut Sakura.
"Apa pernah ada sosok mencurigakan yang pernah kau lihat?" pangeran tiba-tiba menanyakan topik lain yang berhubungan dengan penyelidikannya.
Bashira dapat merasakan keseriusan pria di depannya, jujur saja aura pria itu terasa berbeda, seperti bukan pria biasa, tetapi dari kalangan bangsawan.
"Aku tidak begitu memperhatikan, dua minggu setelah kejadian di balai pengobatan masih begitu genting, banyak warga yang terluka, sehingga aku tidak begitu peka untuk memperhatikan sekitar. Mungkin hanya sosok pria berambut kuning panjang menutupi mata berkeliaran di hutan sebelum kejadian, aku belum pernah melihatnya sebelumnya, kebetulan saja saat mencari obat aku melihatnya, dan tidak begitu lama ia sudah menghilang." Jelas Bashira.
Pangeran Sasuke mengangguk, mulai memikirkannya sendiri dan menyambungkan dengan hasil penyelidikan, memang sepertinya ada yang sengaja berbuat kerusuhan di desa yang terkenal aman dan damai ini. Itu berarti berniat mengusik Kerajaan Uchiha.
"Ada lagi? Jika tidak ada, aku pamit sebentar untuk sarapan. Kalian bisa beristirahat di sana, ruangan membuat obat namun cukup nyaman di tempati." Ucap Bashira kemudian.
"Cukup." Pangeran hanya membalas singkat. Sungguh membuat Bashira semakin merasa pria tersebut bukan sembarang pria. Bashira pernah mendengar, pria kalangan bangsawan agak angkuh, terlebih jika keturunan Uchiha.
"Aku- eh,"
Sakura hendak berkata, namun Pangeran Sasuke lekas menariknya ke arah ruangan yang sebelumnya ditunjuk Bashira. Pangeran tidak memberi kesempatan untuknya lebih lama berbincang dengan Bashira, padahal Sakura hanya akan menanyakan apa yang bisa dibantu hari ini olehnya.
"Aku belum selesai bicara!" protes Sakura agak kesal pada Pangeran.
Seolah menulikan diri, pangeran memasuki ruangan tersebut, kemudian melepaskan Sakura untuk memperhatikan seperti apa ruangan khusus membuat obat-obatan. Terlihat rapi dengan beberapa alat, tentunya ada obat-obatan yang sudah atau belum diolah. Di ruangan tersebut terdapat kursi panjang yang dilapisi busa di dalamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES
Fanfiction21++ 《23》 Haruno Sakura, seorang tabib yang dipaksa menerima misi membunuh seorang pangeran di Kerajaan Uchiha. Uchiha Sasuke ialah pangeran yang menjadi sasaran pembunuhan oleh seseorang, sosok yang terkenal dingin dan tak tersentuh semakin memper...