17-the plan didn't work👤

141 97 141
                                    

Ruangan gelap yang di isi bau anyir itu menyebar. Tidak peduli kondisi lawan, anak remaja dengan jaket berlambang Garuda terus menghajar. Tidak ada yang menghentikan remaja lelaki itu sampai dia sendiri yang berhenti.

"Lo becus ga si kerjanya HAH?!" gertak remaja tersebut

Mereka saling memandang dengan tatapan tajam juga di tambahkan sulutan emosi

sekali lagi remaja lelaki tersebut mengajar tepat di bagian wajah, lalu menarik rambut lawan agar berbicara

"Berani Lo ya natap gua kayak gitu hmm"

Tidak ada suara hanya ada suasana mencekam

"Dito anjing jawab!!!"

"Gua Uda kerjain sesuai aba aba dari Lo, apa yang kurang?" dengan suara terbata-bata Dito akhirnya membuka suara

"Manda sudah siuman. Kalo dia sampai usut kasus nya... Gua bakal buat Lo jadi pelakunya"

"Bangsat Lo Kevin, Lo mau buat dia meninggal? Gua ngelakuin ini karena suruh lo" teriak Dito

"Dito dengar kalo Lo nyebut nama gua walau satu katapun nanti, gua ga segan buat Lo mati" ancam Kevin

Dito meneguk silvanya ia tahu betul bahwa ancaman tersebut tidak main main, tetapi ia juga tidak mau sampai masuk penjara.

Jika di tanya kondisi Dito, keadaannya sudah babak belur, sangat kacauu. Dito sendiri sudah lemas tidak ada tenaga untuk melawan jangankan melawan jika berbicara salah sedikitpun ia bisa di buat lumpuh

"Tolong vin tolong gue." Dito bersimpuh di bawah kaki Kevin. Terpaksa melakukan hal tersebut karena tidak menemukan jalan keluar dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan dirinya

"HAHAHAA ada satu hal lagi yang harus Lo lakuin. Lo tinggal ikutin sesuai rencana"
Kevin tertawa sambil memikirkan rencana nya

______________🕴️⁉️_______________
Hari ini Diana akan menjemput Manda pulang dari Rumah sakit. Ia sangat lega mengetahui keadaan temannya sudah membaik. Ya walau sekarang Diana bad mood di temani Devan yang berada di samping nya sedang menyetir

"Ngomong dong na" tegur Devan

Diana melirik Devan tajam

Devan yang melihat lirikan tersebut mencoba menahan tawa, bukan apa melihat Diana bukannya takut tapi malah gemas sendiri

"Ekhmm judes banget si. Diana uda makan belum?" Tanya Devan

"Denger kamu ngomong aja Uda kenyang, MUAL malahan. Jadi gausa ngomong ya" ucapan tajam itu keluar lagi dari mulut Diana

Devan tidak mengerti apakah Diana berbicara sadis hanya padanya saja kah?

Tunggu...Devan dan Diana seperti mendengar suara yang tidak asing
Mereka berdua sama sama anak IPA jadi tahu suara itu berasal dari mana

Suara ini biasanya dipicu oleh rasa lapar. Ketika lapar, ada zat di otak yang mengaktifkan keinginan untuk makan. Zat yang menyerupai hormon tersebut, kemudian mengirim sinyal ke usus dan lambung.

Yaa suara itu terdengar seperti kruncuk kruncuk dan mereka tahu suara itu berasal dari perut siapa

Diana memegangi perutnya menepuk nepuk pelan sembari bergumam
"Aduh ni perut gabisa di ajak kerja sama banget sii kan aku malu!!!"

Devan tidak bisa menyembunyikan suara tawanya lagi akhirnya mobil itu di isi suara tawa dan perut lapar Diana

"Itu di pinggir jalan kayanya ada bubur, Kita mampir ya na" ujar Devan

Devan dan Diana turun dari mobil dan berjalan sedikit menuju gerobak bubur yang tadi Devan lihat

"Mang 2 mangkok ya satu pedes satu lagi engga" ucap Devan pada Abang bubur

"Van nanti manda nunggu. Ayo langsung ke Rumah sakit aja" rengek kecil Diana

"Manda mungkin juga lagi sarapan na di sana, Lo makan dulu sama gue, nanti kalau lo belum makan bisa di omelin gue sama Manda" bujuk Devan

Terpaksa Diana menuruti Devan lagi kenapa orang ini suka sekali memakai manda sebagai senjata sih

Abang tukang bubur menghampiri meja mereka dengan 2 mangkok bubur di bawanya.

"Nah ini buburnya sudah jadii"

"Makasi bang"

"Sami sami Kaka kasep"

"Bang kabogoh abdi cakep teu bang?" Tanya Devan sambil melirik Diana

"Wah ulah di taros cakep pisan kabogoh na imut imut lucu, Tiasa wae ningali na" ujar jujur Abang bubur itu sembari meledek

Diana yang mendengar nya tidak mengerti dan tidak ambil pusing walau ia yakin Devan dan tukang bubur itu sedang membahas dirinya

Devan tersenyum melihat Diana yang sedang menikmati bubur, ia harap Diana tidak tahu  bahwa ia sedang mengaku pada Abang bubur itu jika Diana adalah pacarnya hahahaha

______________˚˖𓍢ִ໋🧚🏻________________
Diana sekarang sudah berada di ruang rawat Manda, sedang membantu Manda untuk memperbaiki penampilan nya

Saat ini Diana memberi sedikit perona pipi dan bibir agar temannya itu tidak terlalu pucat
membawa cermin pada manda untuk melihat apa ada yang kurang dengan riasannya

"Cantik man" tersenyum Diana sambil menatap Manda

Manda membalas senyuman itu
"Makasi ya na" memeluk Diana berharap temannya ini selalu berada dalam lindungannya

"Sebentar lagi Manda keluar dari ruangan obat ini yeyy" ujar Diana setelah melepas pelukannya

"Iya. Kamu uda sarapan na?" Tanya Manda sambil memegang tangan Diana

"Kalau belum kamu boleh ke kantin nanti Clara datang" tersenyum Manda

Diana tersenyum kikuk ia sudah sarapan dengan Devan yang memaksa nya tadi, apa ia harus bilang pada Manda bahwa ia sarapan bersama dengan Devan tadi pagi?

"Na? Kan ngelamun pasti belum makan" ucap Manda

"Diana belum makan??" suara itu terdengar dari arah pintu

"Clara? Uda ada Clara nih, sana kamu makan dulu" ujar Manda menyuruh Diana pergi ke kantin

"Man aku Uda makan--" ucapan Diana terpotong

"Diana Uda makan pakai bubur bukan si?" Tanya Clara menginterupsi

"Kalo ga salah sarapan bareng Devan di jalan cinta Deket rumah sakit jam 7.30" lanjut Clara menyudutkan

Senyuman Manda memudar menatap Diana yang sedang merancang perkataan agar Manda tidak salah paham yang kesekian kali padanya

Nantiin bab selanjutnya yaa
Jangan lupa komen,vote dan follow ya untuk keseruan cerita ini tinggalin jejak kalian ya di sini see you😻💖💖
Terimakasih atas dukungan nya🙏

#DILARANG UNTUK MENJIPLAK KARYA SESEORANG

recognize you...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang