Chapter 17 | Be Mine

268 30 5
                                    

*

Aou menatap hamparan luas halaman samping Mansion mewah itu dari balik jendela kamarnya full kaca. Menatap pelayan, maupun bodyguard keluarga Kiatniran yang selalu di sibukkan dengan tugas Meraka masing-masing.

Tidak ada niatan untuk Aou hari ini beranjak dari dalam kamarnya, setelah kejadian semalam Aou terlalu malas untuk bertemu orang-orang di rumahnya kecuali bibi Nan.

' Maafkan tidak jadi menghubungimu. Aku baik-baik saja. '

tulis Aou pada pesan singkat di ponselnya.

Sudah beberapa kali helaan nafas lelah itu terdengar dari Aou, jika semua orang tau bagaimana sebenarnya hidup Aou di dalam ruang lingkup Kiatniran, maka tidak akan ada yang ingin menjadi seorang Aou.

Pecundang, lemah, payah, dan ia layaknya boneka yang di haruskan menuruti semua perintah dan tuntutan segala aturan yang ada.

Menyebalkan.!!!

Klik.

" Nan terdeteksi. "

Ucap sensor kamar Aou saat bibi Nan memasuki kamar Aou.

" pagi tuan Aou. Saya membawakan sarapan kesukaan tuan. " Ucap bibi Nan sambil meletakkan nampan berisi sarapan dan secangkir teh panas.

" Nyonya Arina sangat mengkhawatirkan tuan. " Sambung bibi Nan.

" Apa tuan tidak ingin menemui nyonya?? " Bibi Nan menatap punggung Aou yang masih membelakanginya.

" Apa bibi sudah tau rencana Pho.?? " Ucap Aou tanpa memandang lawan bicaranya.

" Apa yang salah dengan ku selama ini Bi??? aku tidak menyakiti orang lain, atau membunuh seperti yang Pho lakukan. " Aou berbalik menatap bibi Nan dengan nanar.

" Tuan. . "

" Kenapa??? Apa bibi juga ingin berpihak pada Pho, menganggap ku hanya sebuah boneka yang bisa di kendalikan??? "

" Pernikahan?? Yang benar saja, pernikahan karena politik, atau bisnis bukan jalan yang benar. "

Keluh Aou, setidaknya hanya bibi Nan yg mendengarkannya tanpa memberikan kritikan yang menyakiti perasaan Aou.

" Tuan. . Maafkan saya, saya memang sudah tau tentang rencana Khun Niran itu. "

" Tapi saya tau betul bagaimana kekhawatiran Khun Niran terhadap tuan Aou. " Bibi Nan mengusap lengan Aou lembut.

" Tapi apa harus dengan menikah, bibi tau sendiri bukan, kalau Aku sangat mencintai P'Boom. " Aou menatap lemah bibi Nan.

" Saya tau, saya tau itu tuan. Maka dari itu tuan Aou harus membuktikan pada semua orang jika tuan Aou dapat di andalkan tanpa harus mengikat tuan dalam sebuah pernikahan bisnis. "

" Saya akan selalu berada di samping tuan Aou. Tuan tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal naa. . "

Seperti punya kekuatan magic, sekali lagi bibi Nan dapat menenangkan anak asuhnya itu, Aou mengangguk dengan patuh mengikuti ucapan bibi Nan.


" Lalu apa tuan Aou sudah berbaikan dengan tuan Boom.?? " Bibi Nan menyerahkan cangkir teh pada Aou.

" Dia masih sama saja, walau aku tau dia hanya menjunjung tinggi rasa gengsinya. " Aou menarik senyumnya.

" Cobalah untuk kalian bicara dari hati ke hati naa. . "

" Nah sebaiknya tuan Aou segera sarapan, jika tuan butuh sesuatu tuan bisa kembali memanggil saya naa. "

Be Mine [ AOUBOOM✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang