BAB 11

172 2 0
                                    

BAB 11

(POV UNTUNG)

Semenjak kepergian Ine, aku kembali melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu sekolah dan kerja, kerja disini seperti sebelum-sebelumnya yaitu menyiram taman, menyapu dan membantu mbah man mencuci mobil. Sedangkan sekolah juga layaknya seperti biasa yaitu belajar sepulang sekolah kumpul bersama geng SSL saing bully dan sebagainya.

Ine masih sering hubungi aku melalui telpon curhat tentang ospeknya, tentang kuliahnya, tentang suasana kotanya dan tentang segala aktivitasnya. Kita seperti dua insan yang sedang menjalin asmara tapi bagiku setelah kita bersepakat kemarin sebelum Ine kuliah tentang perasaan kita yang seakan-akan dihadang oleh tembok berlin, terkait status kita, dan belum tentu juga Pak Karim setuju dan sebagainya. Memang kita terlalu takut melangkah lebih tapi untuk sementara lebih baik seperti ini. maka aku dan Ine tidak berani melangkah lebih, kita cuma saling memberikan kabar layaknya adik kakak.

Disekolah rutinitas berjalan seperti biasanya, dimana geng SSL pun semakin solid dan sering kumpul ngopi. Korban bullyan pun masih sama di arahkan ke Nanksberry John dan Eko. Merekan bertiga malah bangga kalau dibully, Nanksbery dengan sedotannya, John dengan binor hunternya, Eko dengan kimcil hunternya.

Dan sekarang aku sudah kelas 2, aku sudah melewati 'sweet seventeen’ yang artinya di usiaku ini aku berharap pikiran dan perilakuku semakin dewasa. Memang masa 17 tahun ini transisi pemikiran dan perilaku dari anak-anak menuju dewasa. Masa indahnya SMA di mulai di kelas 2 ini. Masa mencari jati diri. Tetapi aku sendiri malah keluar jalur dan tidak sesuai dengan apa yang aku dan kakek cita-citakan.

Berawal dari sebelum pemberangkatan mbak Ine, aku di kasih kenang-kenangan dan ucapan terima kasih dan hadiah karena aku dapat rangking 10 besar di sekolah oleh Ine. Hadiah itu berupa HP android yang bagiku harganya mahal tetapi bagi Ine itu harga segitu harga yang murah. Maklum horang kaya. Ine berharap ketika aku memiliki HP itu semakin memudahkan kita berkomunikasi lewat chat bahkan sampai vidio call. Harapan dari Ine memang terkabul tapi efek samping dari penggunaan itu aku jadi kena syndrome barang elektronik yang lupa akan waktu yaitu maniak game atau biasa disebut gamers.

Aku terkena syndrome handphone berawal dari pengaruh geng SSL, anggota geng SSL punya hobi masing-masing dan membentuk grup sendiri-sendiri. Ada yang suka balap motor liar, gamers, olahraga dan lain sebagainya. Khusus untuk olahraga semua anggota geng SSL menggemarinya. Hanya beberapa saja karena dia itu gak punya bakat alami olahraga, seperti contohnya John. John menganggap dirinya bakat olahraga tapi tidak dilapangan tapi di ranjang, baginya olahraga di ranjang dengan binor lebih bagus dan nikmat ketimbang olahraga di lapangan. Itu salah satu ajaran sesat yang john jalankan dan mempengaruhi anggota-anggota SSL lainnya.

Pernah suatu ketika John mengajak Nanksberry untuk berburu binor atau janda di suatu tempat lokalisasi yang khusus menyediakan setengah baya atau STW. Satu kamar diisi empat orang karena John dan Nanksberry mengajak untuk di tengah-tengah permainan ganti pasangan. Setelah di kamar setelah sama-sama telanjang bulat si dua setengah baya ini kaget karena melihat kejantanan mereka berdua, yang punyanya Nanksberry kayak sedotan pop es sedangkan punya Jojon kayak sedotan es teh.

“ Seperti ini apa kerasa mas?” ujar salah satu setengah baya ini.
“ Wasyuuu. Meskipun kecil bisa muter-muter ini” jawab John karena merasa di remehkan. Karena mereka di bayar mau gak mau dan suka gak suka setengah baya melayani keberingasan mereka berdua tapi pada akhirnya setengah baya itu puas. Meskipun batang kejantanannya kecil tapi bisa muter. Itulah cerita john ketika kita kumpul-kumpul.

(Oh iya John dan Nanksbry sudah kelas 3 STM berarti sudah 18 tahun)

Untuk geng SSL yang hoby motor ada yang suka modif ada yang suka balap liar, semua tergantung passionnya masing-masing. Kalau balap liar aku hanya suka melihat saja tanpa harus ikut-ikutan jadi joki. Motor aja gak punya apalagi menjadi joki. Aku hanya menikmati dari setiap hoby temen-temenku aja. Olahraga aku sering ikut. Futsal dan main bola lapangan besaradalah kegemaranku. Kalau lapangan besar posisiku playmaker seperti bintang dunia zinedine zidane dan klub favoritku adalah juventus. Kita juga sering nobar kalau ada siaran langsung pertandingan-pertandingan besar.

Telegram : @cerita_dewasaa

Game favorit yang aku mainkan adalah ML dan PUBG. Awalnya Aku penasaran dengan game Mobile legend ini karena banyak temen-temenku berkumpul membahas game ini akhirnya aku minta di ajari dan aku ketagihan akan game ini. Selain mobile legend juga ada PUBG yang setiap hari dan setiap waktu aku memainkan dua game ini.

Sejak maniak games aku jadi pulang sekolah telat karena setelah pulang dari sekolah kita cari tempat untuk kopi dan wifi gratis kemudian kita main game bareng sampai sore. Kadang juga diingetin temen kalau sudah menunjukkan angka empat sore maka aku pun segera pulang. Malemnya setelah belajar sedikit, kembali aku main game di kamar sampai malam, jdi dulu aku yang biasanya jam 9 atau 10 sudah tidur sekarang jam 12 bahkan jam 1 baru tidur akibatnya aku sering bangun telat.

Awalnya aku di biarkan oleh Pak Karim dan Bu Juleha tapi karena semakin asyik main game jadwal kerjaku semakin berantakan malah terkadang sore hari aku tidak melakukan pekerjaan atau pagi karena telat bangun aku langsung ke sekolah. Jadi kalau biasanya dalam sehari 2x aku melakukan pekerjaanku, sekarang malah 1x sehari aku melakukan pekerjaanku. Aku semakin terlena akibat maniak game itu.

TOK..TOK..TOK !!!

“ Mas, di panggil Bapak” Terdengar suara Bu Juleha memanggilku.

Aku yang lagi asyik main PUBG mau gak mau menutup gameku dan terpaksa bunuh diri (dalam games) dan segera membuka pintu

“ Iya Bu, tunggu sebentar” Jawabku setelah melihat Bu Juleha di depan pintu.
"Ada masalah apa ya? “ Batinku.

Akupun melangkah ke ruang tengah, disitu pak Karim sudah menunggu tapi dengan senyum ramah.

“ Gimana sekolah Ntung?” Sapa Pak Karim berbasa basi
“ Lancar pak, Alhamdulillah. Oh iya ada apa kira-kira Bapak manggil Untung kemari?” Tanyaku kebingungan.
“Yaudah langsung to the point aja ya.......” kata Pak Karim.

Intinya Pak Karim menegur karena aku sering lalai dalam hal pekerjaan, beliau tahu persis aku melakukan perkerjaan sekali dalam sehari, disamping itu beliau juga memantau aku ngapain aja sepulang sekolah tahu bener apa yang aku lakukan yaitu ngopi dan ngegame bareng temen-temen. Sebenernya beliau memaklumi kenakalanku itu, beliau bilang kenakalanku dalam batas wajar masihan, cuman kalau dibiarkan lama kelamaan aku akan semakin terlena dan bisa menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab. Beliau Cuma berharap agar aku mengurangi game boleh aja aku main atau ngopi bareng temen tapi jangan lupa waktu dan tanggung jawablah di pekerjaan. Itu pesannya pak karim.

Aku pun hanya bisa mengiyakan saja. Bu Juleha juga menambahi apa yang di bilang Pak Karim bahwa kalau ada masalah apapun entah disekolah atau diluar aku juga di suruh bilang apalagi kemarin sempat punya masalah dengan anak SMA negeri karena aku sudah di anggap anak oleh mereka berdua. Mungkin karena Ine sudah di luar kota jadinya mereka berdua gak ada anak lagi kemudian menganggap aku anak. Aku pun tidak tersinggung atau kecewa atau bahasa gaulnya baper. Aku malah semakin berterima kasih. Meskipun aku ini bisa di katakan pembantu tapi perhatiannya seperti mereka ke anak sendiri.

Setelah beberapa hari kemudian akhirnya aku sadar karena sering lalai dalam hal pekerjaan akhirnya aku pun mengurangi acara ngegame biasanya setiap waktu sekarang hanya beberapa kali saja dalam sehari. Sehabis sekolah satu kali main kemudian pulang ke rumah kalau malam main sampai jam 9 atau 10 kemudian tidur. Aku mulai mendisplinkan diri agar diriku ini tidak terpengaruh dengan lingkungan luar. Mesumku juga gitu meskipun beberapa kali John mencoba mempengaruhi aku merubah mindsetku, beberapa kali diajak hunting Milf tetapi aku monalak da tetep teguh pada pendirian untuk tidak mesum paling mesum ya nonton bokep saja. Untuk mendekati wanita aja rasanya masih enggan dikarenakan aku masih kurang pede.

Setelah semester 1 kemarin nilaiku sempat jeblok dan terlempar dari rangking 10 besar paralel akibat terkena syndrome games itu. Kenaikan kelas 2 menuju kelas 3 kembali aku mendapatkan rangking 10 besar paralel yaitu pering ke delapan. Aku bersyukur telah melewati beberapa godaan di masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa ini.

BERSAMBUNG

Spectrum kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang