BAB 12

198 4 0
                                    

BAB 12

Masa-masa indah kelas 2 STM sudah terlewati, banyak kenangan yang sudah tersimpan rapi di memoriku. Kenangan indah bersama temen-temen geng SSL yang tidak pernah bisa aku lupakan. Aku sekarang sudah kelas 3 STM artinya aku sudah di katakan dewasa soal sex. Mungkin saatnya aku mulai berburu MILF-MILF yang semlohay. Eits tapi aku sadar aku ini siapa, hanya seorang pembantu yang baru beranjak dewasa.

Main game sudah aku kurangi guna mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan tapi untuk main sama temen masih sering. Dan aku juga sekarang sudah jarang berkominkasi dengan Ine. Waktu mau kenaikan kelas 2 ke kelas 3 kemarin Ine sempet cerita kalau dia dideketi kakak tingkat anak kedokteran dan Ine bilang juga dari awal sudah naksir sama dia. Dan sebulan kemudian watu aku lagi masa liburan kenaikan kelas, Ine bercerita kalau kakak tingkat itu menembaknya dan langsung di terima Ine, aku Cuma mendukung dan berdoa semoga Ine gak salah pilih seperti dahulu dan awet sampai ke jenjang pernikahan. Awalnya aku sempet cemburu tapi aku sadar akhirnya mengikhlaskan Ine bersanding dengan cowok lain.

Semenjak itu Ine sudah jarang komunikasi denganku mungkin seminggu hanya sekali itupun chat basa basi aja, obrolan melalui telpon pun sudah tidak pernah lagi. aku pun juga gak mau menganggu pacarannya Ine dan kesenengan Ine di sana.

Aku sendiri pun juga masih belum mau mendekati wanita aku berpikir mending kerja dulu dapat uang baru memikirkan atau mencari pendamping hidup. Kalau sekarang aku masih belum punya keinginan untuk mencari wanita untuk dijadikan pacar. Meskipun temen-temenku banyak yang sudah punya pacar masing-masing tetapi aku tidak ada sedikitpun ounya keinginan mencari pacar. Bukan aku tidak normal (aku masih sering ngaceng atau berdiri ketika melihat cewek sexy) tetapi aku masih memandang diriku belum layak untuk punya pacar.

Aku ingin fokus ke kelulusan STM dan sekarang aku rajin belajar. Kehidupanku di kota tinggal beberapa bulan lagi, apalagi sekarang sudah memasuki semester 2 artinya 6 bulan lagi aku harus keluar dari sekolah ini mungkin juga keluar dari kota ini karena aku harus kembali ke desa.

Membicarakan soal desa. Awal-awal kakekku memang sering ke kota untuk menjenguk aku tapi semenjak kelas 2 aku yang ke desa, sebulan sekali aku ke sana. Aku bersyukur meskipun kakek tinggal sendiri tapi dia masih sehat dan bugar karena dia masih sering olahraga silat untuk menjaga kebugaran itu.

Kalau pulang ke desa pasti gak lepas dari petuah-petuah kakek. Sebenernya bosan tapi aku tahu petuah kakek akan sangat berguna di kehidupanku mendatang. Akupun hanya mendengarkan dan mencerna apa yang sudah di ajarkan kakek kepadaku. Aku juga sudah bilang ke kakek kalau selepas STM aku akan kembali ke desa untuk menmani beliau dan bekerja seadanya. Beliau hanya tersenyum dan bilang kalau ada kesempatan kerja di kota gak usah kembali ke desa dulu. Kamu kalau bisa mencari rejeki di kota karena kakek pengen hidupku gak susah lagi istilahnya memperbaiki nasib.

Waktu terus berjalan tidak ada yang menarik di ceritakan apalagi temen-temen mesum seperti John, Nanksbry, Eko dan lain-lain sudah kuliah ke luar kota jadi pengaruhnya tidak lagi terasa. Pada akhirnya ujian akhir pun di mulai dan semua mata pelajaran aku lahap habis.

Setelah ujian maka libur pun dimulai. Banyak temen-temenku yang berencana mau kuliah tetapi ada juga temenku yang mau mencari pekerjaan karena mahalnya biaya pendidikan perguruan tinggi. Mereka mengadu nasib dan menjalani garis kehidupan masing – masing.

Setelah dinyatakan lulus kemarin sempat terbersit pikiranku untuk kembali ke desa hidup bersama Kakek sembari melamar pekerjaan di sana, dengan ijazah STM aku yakin akan mudah mencari pekerjaan disekitar desaku.

"Sebaiknya aku bicarakan dulu dengan Pak Karim” Batinku.

Pada saat malam hari setelah Pak Karim dan Bu Juleha selesai makan malam dilanjut mereka sedang menonton acara berita di televisi.

Spectrum kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang