BAB 10

202 4 0
                                    

BAB 10

(POV UNTUNG)

Setelah kejadian perkelahian dengan Elle dan tawuran bersama temen-temenku itu. Aku kembali fokusbelajar karena sudah memasuki akhir semester dan sebentar lagi ujian kenaikan kelas. Setelah mengecewakan pak Karim beserta Bu Juleha akibat kenakalanku yang melakukan tawuran tentunya aku ingin memberikan hadiah kepada beliau berdua. Hadiah berupa bisa mendapatkan rangking minimal 10 besar di kelas. “ Kenapa 10 besar ? tidak 3 besar ?“ karena temen-temen sekelas bahkan seangkatanku STM juga tidak boleh di anggap remeh apalagi masalah otaknya. Mereka di atas rata-rata untuk masalah pelajaran.

Hikmah dari perkelahianku dengan pacarnya Ine adalah titik balik mencairnya sikap Ine ke aku. Bagaimana dia sudah tersenyum ketika berpapasan. Gak ada sifat judes yang Ine tunjukkan kepadaku lagi. awalnya aku takut kalau keputusan berkelahi dengan Elle, Mbak Ine akan marah besar. Tapi sifat penolongku dan aku yang telah berjanji melindungi Pak Karim sekeluarga yang menjadi latar belakang aku memutuskan untuk menantang dan berkelahi dengan Elle itu.

Aku pun turut senang akan perubahan sikap Ine sekarang. Dari yang cuek dan judes jadi akrab dan murah senyum. Bukan aku menaksir Ine, tapi Ine sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri yang mungkin bisa mengarahkan aku jika aku melakukan kesalahan atau yang lain. Dan lebih senengnya lagi suasana hatiku ini adalah Ine yang tiap sore malah membantu pekerjaanku, dia malah ikut membantuku menyiram bunga, kadang-kadang ikut mengambil rumbut yang ada di sekitar tanaman agar bersih dan diselingi dengan bersenda gurau, tertawa bersama malah sempat dia melempar bongkahan tanah karena saking gemasnya karena kepolosanku. Itu yang membuatku bahagia tinggal di rumah ini.

Sekarang aku lebih deket dengan Ine, malah tiap malam Ine ngajak belajar bareng di depan dapur yang mana dia mencoba membantuku ketika aku kesulitan mengerjakan PR sedangkan aku membantu Ine untuk memberi soal tentang mata pelajaran yang mau di UAN-kan dan dia yang menjawab atau mengerjakannya. Sisi positif dari sikap cairnya ini kita lebih giat belajar dan bersekolah. Aku jadi semakin yakin kalau aku bisa mendapatkan ranking 10 besar paralel kelas 1 STM.

Hari sabtu sore ketika aku menyapu halaman dan mbak Ine menyiram taman.

“ Ntung malam mingguan kemana?” Tanya Ine kepadaku
“ tadi temenku STM mengajak kumpul-kumpul di rumahnya Mendung Sore, tapi aku tadi menolak gak tau kenapa pengen di rumah aja. Kenapa Mbak?” jawabku sambil bertanya balik
“ Jalan-jalan yuk ke mall” ajaknya
“ Mau ngapain Mbak di mall? Mbak mau belanja? ” tanyaku polos
“ Ya enggak. Emang kalau ke mall cuman belanja aja. Pernah ke mall gak sebelumnya? “ ujar Ine
“ hehehe. Enggak mbak. Cuma lewat depan mall aja yang pernah. Kan mall itu kayak pasar kan Cuma lebih modern dan bersih tempatnya ” jawabku ngawur
“gak sekedar itu juga kali ntung.. nanti aku ajakin nonton juga” ucap Ine
“oke deh. Film apa kak ? ” Tanyaku
“gak tau jadwalnya aku, nanti aja dilihat disana, nanti aku yang milih” Jawab Ine

Akhirnya malam minggu ini kencan pertamaku dengan mbak Ine, eh bukan kencan ding soalnya aku gak pacaran sama dia. Aku di ajak jalan-jalan ke mall, makan di foodcourt dan nonton bioskop, terus aku juga d belikan kaos. Awalnya aku tolak tapi Ine memaksa aku agar mau dibelikan bahkan dia mengancam akan judes lagi kalau aku menolak dibelikan kaos. Aneh memang mahkluk bernama wanita itu.

Di dalam ruangan bioskop saat film mulai berjalan dia menyandarkan kepalanya di pundakku.

DEGH !!!

Detak jantungku langsung berdetak cepat. Bahkan aku gak fokus di filmnya sepanjang menonton aku sangat gelisan. Keringat dingin keluar dan turun menjalar di seluruh tubuhku. Ruangan bioskop yang dingin tidak bisa mencegah keringat dinginku yang terus masih keluar dengan derasnya melalui pori-pori kulitku.

Baru kali ini ada wanita yang menyandarkan kepalanya di bahuku karena sampai sekarang aku belum pernah pacaran dengan wanita. Aku masih minder ketika mau mendekati wanita. Beberapa kali temenku STM John, Mendung Sore, Upilheroes mengenalkan aku dengan wanita. Tapi sekali lagi statusku, latar belakangku yang menyebabkan aku minder dengan yang namanya wanita.

Spectrum kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang