BAB 3

396 3 0
                                    

BAB 3

(POV PAK KARIM)

Namaku ahmad karim orang-orang biasa memanggilku karim. Istriku bernama juleha, bersama istri aku aku dikaruniai putri satu-satunya yang bernama ine. Sebenernya aku pengen menambah anak lagi akan tetapi Tuhan tidak merestui jadilah ine sebagai putri tunggalku.

Aku seorang pengusaha meubel di kota ini. Aku merintis meubel sudah bertahun-tahun. Dulu aku adalah seorang tukang kayu. Waktu muda aku terbiasa menabung gaji dari tukang kayu aku kumpulkan selama bertahun-tahun, dirasa tabunganku sudah cukup aku mulai resign dari tempatku bekerja. Aku mulai merintis usaha meubel, selang dua tahun meubel berdiri aku meminang juleha jadi istriku. Juleha bunga desa pada waktu itu akupun bersyukur dapat meminang juleha meski usahaku baru berdiri. Jatuh bangun, pasang surut aku menjalankan bisnis meubel dan sekarang aku bersyukur usaha meubelku bisa terbilang sukses dan terbesar di kotaku.

Aku memperkerjakan banyak karyawan. Awalnya juleha hanya sebagai ibu rumah tangga tapi setelah putriku masuk sekolah juleha ingin merintis usaha akhirnya dipilihlah usaha mini market yang berada di kota ini. Setelah juleha sibuk dengan usahanya urusan rumah akhirnya terbengkalai akhirnya aku merekrut pembantu rumah tangga. Aku meminta tetanggaku untuk mencarikan pembantu dan dia bilang ada pembantu tapi agak jauh dari desa. Tetanggaku bercerita calon pembantuku ini bernama mbak Wati, mbak wati ini sangat butuh pekerjaan karena dia tulang punggung keluarga. Suaminya meninggal akbat kecelakaan kerja di proyek sehingga dia sangat butuh pekerjaan untuk membiayai anaknya yang berada di desa. Aku terenyuh mendengarkan cerita tetanggaku, akhirnya akupun mengangkat mbak wati jadi pembantu kamu. Tak disangka-sangka mbak wati orang bekerja keras, jujur dan tanggung jawab. Urusan rumah setiap hari hari diselsaikannya rumah selalu bersih dan wangi. Akupun mengapresiasi kinerjanya, disamping mengurus rumah mbak wati juga menjadi juru masak kami, masakannya enak dan sesuai lidah saya. Jadi aku dan istri sangat cocok dengan kehadiran mbak wati di rumah ini.

Siang itu, anakku pulang awal sekolah karena guru-guru di tempat sekolah putriku dengan rapat. Ketika masuk rumah anakku menemukan mbak wati tidak sadarkan diri. Putriku yang terkejut langsung menelponku mengabarkan bahwa mbak wati pingsan, waktu itu aku masih di gudang tempat workshop meubel sangat kaget atas kabari dari putriku dan bergegas ke rumah tak lupa juga saya mengabari istri tentang kabar mengejutkan itu. Setelah di rumah akupun segera membawa mbak wati ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan intensif di ruangan ICU terlihat dokter keluar ruangan dengan wajah tegang.

“dok bagaimana keadaan mbak wati?”tanyaku ke dokter yang sudah paruh baya.
“ini dengan siapa?apakah keluarganya?” tanya balik dokter dengan wajah yang terlihat sedih dan tegang.
“ini saya karim majikan mbak wati dok, mbak wati bekerja di rumah saya, saya juga belum mengabari keluarganya karena saya panik banget dok” jawabku
“mohon maaf bapak karim, saya sudah melakukan yang terbaik, akan tetapi karena waktu pingsan kepala mbak wati membentur lantai sangat keras akhirnya mbak wati mengalami pendarahan otak dan saya tidak bisa menyelamatkan nyawa beliau. Saya mohon maaf pak” jawab pak dokter dengan memasang wajah sedih.
“innalillahi wa inna ilaihi rojiun.” Terlihat istriku dan anakku menangis mendengar kabar tersebut. akupun pada akhirnya ikut mengeluarkan air mata juga.
“untuk jasadnya ini bagaimana pak karim” tanya dokter
“segera diproses dan di bawa pulang ke keluarganya aja dok. Ini saya mau mengabari keluarganya yang ada di desa”
“ baik pak kalau begitu silahkan ke bagian administrasi dan memproses itu.”

Aku segera ke bagian administrasi untuk memproses jenazah mbak wati dan memberikan alamat rumah mbak wati. Setelah membayar biaya rumah sakit dan ambulans akupun bergegas menuju kediaman mbak wati yang berada di desa.

Suasana sunyi melingkupi perjalanan kami karena kita sekeluarga merasa sedih di tinggalkan mbak wati. Dan aku juga memikirkan anak semata wayang mbak wati yang aku hanya tahu namanya dari mbak wati yaitu untung ferdinand. Pasti dia merasa sedih karena ibunya menyusul bapaknya meninggal. Dia pasti akan putus asa dan tidak semangat untuk hidup dan yang pasti dia akan putus sekolah, kakeknya yang aku denger dari mbak wati dulu juga sudah tua jadi kemungkinan untuk biayai sekolahnya gak bisa.

Spectrum kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang