Vote jangan lupa :)
Happy Reading ~
___________________________________________
Di sisi lain kota, Felix sedang berjalan di tepi sungai, mencari ketenangan. Namun, insting vampirnya merasakan adanya sesuatu yang berubah di sekitarnya—sebuah kehadiran yang terasa... tidak asing.
Jantung Felix berdetak lebih cepat ketika ia mendongak, dan melihat bayangan seseorang berdiri di kejauhan. Seseorang yang tampak familiar, namun sekaligus asing. Bangchan.
Mereka berdua hanya saling menatap dalam jarak beberapa meter. Felix bisa merasakan haus darahnya kembali menggeliat, namun yang lebih kuat dari itu adalah rasa penasaran yang aneh terhadap werewolf ini.
Sementara itu, Bangchan, yang baru saja menyelesaikan konflik dengan Ryujin, merasakan ada sesuatu yang lebih dalam pada tatapan vampir itu—sesuatu yang tidak pernah dia temukan sebelumnya.
Sebuah tarikan, konflik yang tak bisa dihindari, antara mereka.
Felix menatap bangchan dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Aura kekuatan dari werewolf itu semakin mendekat, membuat insting vampir dalam dirinya bereaksi dengan cepat.
Namun, seiring dengan dorongan naluriah untuk menyerang atau melarikan diri, ada perasaan asing yang membuatnya tetap berdiri di sana, perasaan penasaran yang tak terjelaskan.
Felix meneguk ludah, mencoba mengendalikan haus darahnya yang tiba-tiba meningkat. Matanya menyipit ketika ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Bukan dari bangchan, tapi dari bayangan-bayangan di sekelilingnya. Ia tau dia sedang diawasi, bukan hanya oleh bangchan.
Dari balik kegelapan, terdengar suara langkah kaki yang berat dan berirama, semakin mendekat.
Felix menyadari ada bahaya lain yang sedang menghampirinya. Dia memalingkan wajah, mencari sumber ancaman, dan tiba-tiba, tiga sosok muncul dari balik bayang-bayang gedung.
Mereka bukan manusia biasa--tampak lebih gelap, li4r, dengan mata merah berkilat yang menunjukkan haus darah sama seperti miliknya.
"Felix... ". Salah satu dari mereka mendesis, suaranya terdengar seperti jeritan dari neraka. "Kau terlalu jauh dari sarangmu, vampir".
Felix mengenal mereka, mereka adalah vampir rogue--vampir yang hidup tanpa aturan, bebas menyerang siapapun demi kepuasan haus darah mereka.
Meskipun felix berasal dari klan yang lebih terorganisir, rogue ini tak pernah mengikuti peraturan apapun dan mereka dikenal karena keganasan mereka.
"Kenapa kalian disini?". Felix berusaha menjaga suaranya tetap tenang, meski matanya menyala merah, siap siaga.
Salah satu vampir rogue terkekeh dengan tawa yang menakutkan. "Kami mendengar ada vampir yang mulai lemah, membiarkan werewolf bermain-main di sekitarnya. Kami disini untuk melihat apakah kau masih layak menjadi bagian dari dunia kita... Atau sekedar menjadi mangsa".
Felix merasakan bahaya yang semakin dekat, tetapi dia tetap berdiri dengan tegak. Matanya melirik ke arah bangchan di kejauhan, yang kini mulai menyadari situasi itu.
Namun, felix tau bahwa ini adalah urusannya sendiri. Dia tidak bisa memperlihatkan kelemahan di hadapan bangchan, terutama di depan para rogue ini.
"Aku tidak punya urusan dengan kalian". Felix menegaskan. "Kembali ke tempat kalian sebelum kalian menyesal".
Namun, vampir-vampir rogue itu tidak mendengarkan. Salah satu dari mereka melompat dengan cepat, cakarnya terentang untuk menyerang felix. Seketika, felix berputar, menghindari dengan kecepatan super, namun sebelum dia bisa membalas, dua vampir lainnya ikut menyerbu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Cahaya yang Sama
WerewolfBangchan, pemuda pengusaha elektronik yang sukses, ia adalah sosok werewolf dan seorang alpha. Felix, seorang fotografer. Ia adalah sosok vampir, raut wajahnya yang dingin, dia tidak peka terhadap perasaannya karena telah lama mati. Mereka sepert...