Chapter 8

41 3 0
                                    

Hai guys, aku kembali..

Maaf sempat ngilang, karena sibuk di real life.

Dah ah baca aja. Maaf jika ada typo bertebaran.

Jangan lupa votenya ❤

Happy Reading ~

-----------------------------------------------------------------

Bangchan menjalani hari-harinya seperti biasa, meskipun beberapa kejadian aneh telah melibatkan dirinya dengan Felix, seorang vampir.

Ia kembali ke rutinitasnya di kantor Bang Corp, mengurus berbagai proyek teknologi yang sedang dikembangkan.

Minho, asistennya, selalu ada untuk membantunya, mengatur jadwal, dan memastikan setiap presentasi berjalan lancar.

Di luar itu, Bangchan berusaha untuk tidak terlalu memikirkan pertemuan singkat dengan Felix. Dia menepis segala bayangan atau emosi yang mencoba mendekat. Fokusnya tetap pada pekerjaan.

Hari itu, Bangchan sibuk di ruang rapat bersama Minho dan timnya, membahas persiapan untuk peluncuran produk baru. Ia tampak tenang dan profesional seperti biasanya.

"Pastikan semua prototipe sudah siap untuk demo besok," kata Bangchan dengan nada tegas tapi tetap santai, lalu melirik Minho.

Minho mengangguk, menjawab dengan nada lelucon yang khas. "Sudah disiapkan, hyung. Kau bisa tidur tenang malam ini." Senyumnya lebar, seperti biasa membawa suasana yang lebih ringan di antara ketegangan pekerjaan.

Bangchan tersenyum tipis dan mengangguk. Meskipun begitu, di balik profesionalismenya, ada sedikit rasa yang mengganggunya setiap kali ia mendengar nama Felix atau mengingat pertemuan mereka.

Tapi, dia bukan tipe yang terlalu membiarkan hal-hal pribadi mengganggu pekerjaannya. Baginya, pekerjaan tetap yang utama, dan dia punya tanggung jawab besar untuk memastikan semuanya berjalan dengan sempurna.

Di sisi lain, Felix dan Beomgyu mendapat pekerjaan di luar kota, sebuah pemotretan untuk perusahaan besar yang membutuhkan karya seni fotografi untuk kampanye pemasaran.

Pekerjaan ini memberi mereka kesempatan untuk menghindari hiruk pikuk kota dan juga ketegangan yang sempat terjadi.

“Kita akan pergi selama tiga hari, pastikan kau bawa semua peralatan yang kau butuhkan,” kata Beomgyu saat mereka sedang bersiap untuk perjalanan. "Aku tahu kau tidak suka bepergian jauh, tapi ini peluang besar."

Felix hanya tersenyum tipis, mencoba menutupi kebosanannya. "Aku hanya ingin pekerjaan selesai dengan cepat. Perjalanan jauh bukan favoritku, tapi ini bagian dari pekerjaan."

Beomgyu menatap Felix dengan cermat. "Kau kelihatan agak tegang akhir-akhir ini. Kau yakin semuanya baik-baik saja?"

Felix menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja. Hanya ada sedikit banyak hal di kepalaku belakangan ini."

Beomgyu mengangkat bahu. "Semoga perjalanan ini bisa membantu menenangkan pikiranmu. Jauh dari kota besar dan hiruk-pikuknya mungkin baik untukmu."

Setelah persiapan selesai, mereka berangkat ke lokasi pemotretan. Kota yang lebih kecil, jauh dari keramaian Seoul, memberikan pemandangan yang menenangkan dengan pegunungan yang indah dan udara segar.

Felix merasa sedikit lebih lega berada jauh dari semua drama dan ketegangan yang dirasakannya beberapa waktu belakangan.

Namun, di suatu titik di perjalanan itu, saat matahari mulai terbenam dan mereka mendekati tujuan, Felix merasa perasaan aneh kembali muncul.

Bukan rasa haus seperti sebelumnya, tapi lebih pada dorongan bawah sadar yang membuatnya gelisah. Ia tidak bisa menjelaskan apa yang menyebabkan hal itu—hanya saja, ada sesuatu yang mengganggu dirinya.

Dibawah Cahaya yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang