Helo eperibadi. Aku kembali... Jangan lupa vote-nya...
Happy reading..
___________________________________________
Ketegangan diantara felix dan jisoo semakin memuncak. Felix bisa merasakan intensitas kebencian yang terpancar dari jisoo, meski dia tidak sepenuhnya mengerti mengapa werewolf itu begitu marah padanya.
Namun ada sesuatu yang lebih besar yang tersembunyi di balik tatapan penuh kebencian itu.
Jisoo menahan amarahnya, tatapannya penuh dengan rasa sakit. Dia bukan hanya cemburu—dia merasa dikhianati. Sebagai seorang omega, Jisoo selalu tahu bahwa dirinya adalah mate Bangchan.
Sejak pertama kali dia bertemu Bangchan, insting alamiah seorang werewolf telah memberitahunya hal itu. Namun, ironisnya, Bangchan tak pernah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia merasakan hal yang sama.
Bangchan memperlakukan Jisoo seperti bagian biasa dari kawanan, bahkan terkadang mengabaikannya sepenuhnya.
Selama bertahun-tahun, Jisoo telah menunggu Bangchan menyadari ikatan yang menghubungkan mereka, tapi harapan itu semakin memudar.
Dan sekarang, dengan kehadiran Felix, seorang vampir, Jisoo merasa ikatan itu semakin jauh dari jangkauan.
Bagaimana mungkin seorang alpha seperti Bangchan bisa tertarik pada makhluk yang berlawanan, vampir, yang seharusnya menjadi musvh alami mereka?
"Kau tidak tahu apa-apa," kata Jisoo dengan suara gemetar. "Bangchan… dia milikku. Kami terhubung oleh takdir, sesuatu yang tidak akan pernah bisa kau pahami."
Felix mengangkat alis, tak percaya. "Bangchan milikmu? Jadi ini masalah takdir? Aku tidak peduli tentang urusan kalian. Aku bahkan tidak mengenal dia dengan baik."
Tapi Jisoo tidak mendengarkan. Amarah dan kepedihan membuatnya tak bisa berpikir jernih. "Kau vampir tidak tahu apa artinya menjadi mate. Ikatan ini… bukan sesuatu yang bisa kau lawan atau abaikan. Kau tidak berhak berada di dekatnya!"
Felix, yang biasanya tenang dan dingin, merasa mulai tersulut. Dia tidak suka diancam, terlebih oleh seorang yang bahkan tidak dikenalnya. Namun, insting bertahannya sebagai vampir membuatnya menahan diri.
“Aku tidak peduli tentang takdir kalian atau ikatan itu," Felix menegaskan, suaranya rendah dan tajam. "Aku tidak tertarik pada Bangchan. Aku hanya melakukan pekerjaanku.”
Mata Jisoo menyipit, mencium kebohongan. Meskipun Felix tidak mengakuinya, Jisoo bisa melihat ketertarikan yang perlahan-lahan terbangun antara Bangchan dan Felix. Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Aku akan memastikan kau tidak punya kesempatan untuk mendekati dia," ancam Jisoo, berubah dari omega yang patuh menjadi seseorang yang lebih agresif.
Tapi sebelum dia bisa melancarkan serangan, Felix bergerak dengan kecepatan vampirnya, dalam sekejap berada di belakang Jisoo. Tangan Felix mencengkeram lengan Jisoo, membuat werewolf itu terkejut.
“Jangan coba-coba, atau aku tidak akan segan-segan membalas,” desis Felix.
Jisoo terhuyung, terkejut oleh kecepatan Felix, tapi dia tidak menyerah. Ada kepedihan mendalam yang mendorongnya untuk bertindak.
Jisoo menganggap bahwa Felix adalah ancaman yang harus dihilangkan.
***
Di sisi lain, Bangchan merasa ada sesuatu yang salah malam itu. Di apartemennya, dia mencoba menenangkan pikirannya setelah hari yang panjang di studio. Tapi ada sesuatu yang menggelitik nalurinya sebagai alpha, seperti panggilan bawah sadar yang memaksa dia untuk tetap waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Cahaya yang Sama
WerewolfBangchan, pemuda pengusaha elektronik yang sukses, ia adalah sosok werewolf dan seorang alpha. Felix, seorang fotografer. Ia adalah sosok vampir, raut wajahnya yang dingin, dia tidak peka terhadap perasaannya karena telah lama mati. Mereka sepert...