Sabrena menatap iba pada Nathan yang masih tetap sama. Tidak ada perkembangan berarti. Padahal, Anne sudah memenuhi permintaan dokter untuk meletakkan apapun yang bersangkutan dengan Sera sebagai terapi. Karna, Nathan selalu bergerak setiap ada yang menyebut atau memutar video tentang Sera.
Sabrena menatap Anne dengan tatapan lesu. Ia selalu memikirkan cara agar Sera mau ikut dengannya menemui Nathan disini. Paling tidak sampai keadaan Nathan di nyatakan membaik dan bisa lepas dari fase koma. Tapi, Sera selalu menolak.
"Gimana caranya kita bisa bawa Sera kesini?" Tanya Anne.
Sabrena menggeleng pelan. "Gue udah coba bujuk dia buat Dateng kesini. Tapi, tetap aja Sera nggak mau." Jawab Salsha.
"Dan kayaknya gue harus bujuk Sera lewat Shayne." Lanjutnya.
"Apa lo hakin yang namanya Shayne itu bakal ngizinin Sera jenguk Nathan?" Tanya Anne.
"Kenapa enggak? Shayne itu orangnya baik. Jadi, dia pasti ngizinin Sera buat ketemu sama Nathan apalagi dengan kondisi Nathan yang kayak sekarang." Jawab Sabrena.
Sabrena bisa melihat wajah tak yakin Anne dengan ekspresi polos. Pandangannya kembali jatuh pada Nathan yang masih tetap setia menunggu kedatangan Sera dengan matanya yang terpejam. Sabrena juga sudah melihat kondisi terakhir mobil sedan Nathan yang ringsek parah dan otomatis tak bisa terpakai. Sebuah mukjizat Nathan masih bisa selamat dengan keadaan mobil yang mendekati kata 'hancur'. Meskipun, Nathan harus mengalami masa koma yang sulit.
Sabrena meraih ponselnya. Menyalakan kamera video dan merekam keadaan di dalam ruangan ini. Yah, Anne menghias ruangan ini dengan foto-foto Sera yang sengaja ia cetak. Ini juga termasuk terapi untuk perkembangan keadaan Nathan. Sabrena mematikan kamera videonya.
"Anne, bisa lo nyalain video-nya Sera terus deketin ke Nathan?" Sabrena menatap Anne dan ia segera menyalakan kembali kamera videonya saat Anne mulai memutar video Sera dari ponselnya. Ia akan menunjukkan video ini pada Sera agar Sera tahu bagaimana keadaan Nathan saat ini.
'Kamu sayang nggak sama aku?'
'Enggak.'
'Kenapa sih jawabannya enggak terus? Kamu beneran nggak sayang aku lagi?'
'Aku nggak sayang kamu, Sera. Aku cinta kamu.'
'Ah, serius? Aku nggak percaya!'
'Nggak percaya yaudah. Nggak rugi buat aku.'Sabrena tersenyum miris melihatnya. Video itu diambil saat Sera tengah bersamanya di kantin. Dan jujur, saja Sabrena pun juga merindukan pasangan yang sering mengabadikan moment mereka dengan kamera video.
Sabrena merasa terharu saat melihat Nathan meresponnya dengan menggerakkan kepala secara perlahan kearah ponsel Anne di telinga kanannya. Yah, Sabrena percaya dengan pembuktian yang Nathan lakukan. Nathan memang benar-benar masih sangat mencintai Sera.
"Sab gue bisa kok lepasin Nathan buat Sera. Yang penting Nathan bisa sembuh dan nggak nyakitin dirinya kayak gini." Lirih Anne.
Sabrena menggeleng cepat. "Lo nggak boleh lepasin Nathan, lo nggak boleh egois. Lo harus pikirin Gio, Gio masih butuh Nathan. Lagian bentar lagi Sera nikah. Gue nggak mau Sera gagal lagi kayak dulu." Ucap Sabrena.
"Tapi, gue nggak bisa liat Nathan nyakitin dirinya kayak gini terus, Sab. Nathan nggak cinta sama gue. Dia cinta sama Sera." Anne menatap Nathan dengan tatapan nanar. Rasanya sakit berbicara seperti itu. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Nathan tidak bisa mencintainya, ia hanya mencintai Sera sampai saat ini.
Sabrena menghela napas. Ia tidak tahu harus berbuat seperti apa. Ia tidak ingin Sera dan Shayne gagal. Ia pun tidak ingin melihat Sera mengalami kegagalan seperti satu tahun lalu. Itu sangat menyakitkan.
Sabrena menatap Nathan lagi dan rasa iba itu semakin menjadi-jadi. Rasa ingin menarik paksa Sera kesini semakin melambung tinggi. Tapi, Sabrena tidak mau melakukan itu karna ia tahu, Sera pasti akan datang kesini dengan kemuannya sendiri tanpa paksaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bruiden Die Falen
FanfictionShort Story Just Fanfiction! Ditinggalkan kekasih hati di saat hari pernikahannya membuat Sera Nadira harus menerima kenyataan pahit menanggung malu dan sakit hati yang begitu mendalam. Kekasihnya pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepatah katapu...