BAB 7

84 13 1
                                    

Anne menatap Sabrena dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya sejak tadi. Beberapa kali Anne mencium puncak kepala Gio yang duduk di pangkuannya. Sabrena sudah menceritakan semuanya. Semua tentang masa lalu Nathan. Ya tentang kisah Nathan dan Sera.

"Tapi, untungnya Sera itu orang baik. Dia nggak dendam sama lo. Bahkan, dia ngerelain Nathan sepenuhnya buat lo. Meskipun, Nathan sampai sekarang masih berusaha buat ngejar Sera lagi karna Nathan masih cinta sama Sera dan Nathan  sebenarnya nggak pernah cinta sama lo. Dia terpaksa sayang sama lo karna Gio. Lo bisa bayangin sesakit apa Sera? semua impiannya hancur karna lo yang rebut Nathan di hari pernikahan mereka. Gue nggak nyangka ternyata lo sejahat ini Anne. Lo ngelukain hati sahabat gue." Sabrena mencoba meredam emosinya kuat-kuat dengan mengepalkan kedua tangannya.

Anne menggeleng kuat. Ia tidak tahu kalau selama ini ia berdiri sebagai penghalang di antara Nathan dan Sera. Ia tidak pernah tahu kalau Nathan akan menikah hari itu. Tepat di hari kelahiran Gio. Anne benar-benar tidak tahu kalau ada gadis lain yang terluka karna hubungannya dengan Nathan.

"Gue nggak tahu semua itu, Sab. Gue bener-bener nggak tahu." Ucap Anne dengan suara tercekat. Anne memeluk Gio lebih erat. Ia seperti merasakan sakit yang pernah Sera merasakan. Dan itu rasanya terlalu berat dan sakit.

Sabrena menarik napas panjang. Sebenarnya, ia juga salah karna menyalahkan Anne. Sudah jelas jika Anne sama sekali tidak tahu apa-apa dan Nathan tidak pernah menceritakan masa lalunya pada Anne. Semua ini Nathan yang salah. Nathan yang mencintai Sera dan menduakan Sera.

"Tapi, lo tenang aja. Sera nggak akan ngerebut Nathan dari lo." Sabrena membuka tasnya dan menyerahkan kertas gold berelief cantik yang baru saja di berikan Sera padanya.

"Bulan depan Sera nikah sama Shayne. Tolong kasih tahu Nathan tentang ini. Bilang ke dia untuk lupain semua masa lalunya. Jangan pernah datang ke hidup Sera lagi. Lupain semua hal tentang Sera. Gue nggak mau Sera inget apapun lagi tentang Nathan. Gue udah berusaha mati-matian hilangin semua hal tentang Nathan di hati Sera. Dan gue nggak mau hari bahagia sahabat gue gagal lagi." Lanjut Sabrena.

Sabrena beranjak dari duduknya dan melangkah pergi tanpa pamit pada Anne yang masih menangis karna ceritanya. Sabrena merasa puas sudah menceritakan semuanya pada Anne. Tidak peduli apakah Anne akan percaya atau tidak. Yang penting ia merasa puas.

***

Sera meletakkan tasnya dan tersenyum manis untuk Shayne. Sera begitu sukses menutupi rasa cemasnya terhadap Nathan. Ia duduk di hadapan Shayne dan menatap laki-laki berwajah tampan itu dengan wajah sumringah.

"Maaf ya udah buat kamu nunggu lama. Tadi macet. Jadi, taksinya lama." Ucap Sera dengan nada menyesal.

Shayne mengangguk percaya. "Nggak papa. Lagian juga aku baru aja nyampe."

Sera menghela napas lega melihat Shayne percaya dengannya. "Kenapa minta ketemu hari ini?"

Shayne membuka tasnya dan mengambil sebuah catalog lalu menunjukkannya pada Sera. Shayne meletakkannya dia atas meja dan membuka halaman catalog itu satu persatu. Memperlihatkan beberapa design pada Sera.

"Ini design gaun buat kamu. Aku kumpulin ini dari beberapa designer yang aku kenal. Kamu boleh pilih yang mana aja sesuka kamu." Shayne mendekatkan buku itu pada Sera. Meminta Sera memilih satu gaun di antara beberapa gaun di dalam buku itu.

Melihat rancangan busana pengantin itu membuat kembali terdiam. Lagi-lagi ingatannya dibawa ke masa lalu. Seperti Dejavu, Sera kembali mengingat tentang Nathan yang dulu juga pernah memintanya memilih gaun untuk ia kenakan di hari pernikahan mereka. Sera menatap rancangan gaun itu dengan tatapan nanar.

Flashback on...

"Kamu pilih aja yang mana yang kamu suka." Nathan memperlihatkan beberapa design gaun pengantin yang cantik pada Sera.

Bruiden Die Falen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang