"Ada apa ramai-ramai?"
Namjoon menghampiri ruang pertemuan setelah menerima pesan dari sang pengawas dini hari tadi.
Jungkook dan Hoseok segera mendekat dengan raut wajah khawatir."Kamu gak bertemu siapa-siapa kan tadi malam?" Hoseok memindai tubuh tegap itu dari wajah hingga ujung kakinya.
"Ng.....nggak....kenapa? Namjoon mengalihkan tatapannya pada segelas kopi yang berada di samping coffee maker di atas meja.
"Mingyu bilang pak manager mencurigai ada yang membawa obat terlarang di pulau ini" Jungkook merendahkan kepalanya setengah berbisik.
"Dia bahkan curiga kalau pulau ini digunakan untuk tempat bertransaksi""Oh? Apakah mereka sudah menemukan orangnya?" Kedua manik gelap itu membulat serius.
"Tadinya pak manager curiga orang itu adalah salah satu dari tim produksi film aktor Kim"
"Tapi setelah pihak penyidik melakukan interogasi tertutup, ternyata hasilnya nihil..."
"Mereka bersih" Hoseok menghela nafas lega."Whoa....aku gak tahu disini ada detektif" Namjoon terkekeh pelan.
"Jadi mereka masih menyelidiki?"Jungkook dan Hoseok mengangkat bahu hampir bersamaan kemudian bersiap untuk melakukan tugasnya.
"Jadi bagaimana tadi malam? Apa hantunya muncul?" Jungkook bertanya dengan wajah serius yang dibalas oleh tawa geli sang pria.
"Gak ada yang namanya hantu disini, Kook"
Sesaat tawanya memudar.
"Ternyata benar itu kamu, Jin....." Namjoon tertunduk mengusap tengkuknya seraya mengulum senyum.
"Jangan sendirian kalau kesini....kamu gak takut?" Namjoon merendahkan kepala menoleh pada pria yang duduk santai di sampingnya.
"Takut apa, Nam?"
"Hantu?" Seokjin terkekeh pelan."Managerku bilang kalau disini ada pengedar obat terlarang"
"Bagaimana kalau kamu gak sengaja bertemu lalu......""Hmmmm...." Namjoon memundurkan kepalanya dengan dahi berkerut.
"Hmmm apa?" Seokjin membulatkan matanya bingung.
"Kamu gak bilang dari mana, gak bilang juga tujuan kamu disini apa, dengan siapa.....lalu tiba-tiba pak Min bilang mereka sudah melakukan penyelidikan diam-diam"
"Terus?" Seokjin mengulum senyum memperhatikan pria itu menunjuk dahinya sendiri seperti berpikir.
"Kamu detektif?"
Pertanyaan polos itu sontak membuat Seokjin tergelak kemudian dengan cepat menutup mulutnya.
"Sssttt....." Namjoon ikut merendahkan kepalanya hingga hampir bertabrakan dengan sang pria yang juga merunduk.
"Sebenarnya kita gak boleh ke tempat ini kalau sudah lewat jam tujuh malam"
"Takut jika terperosok atau tersesat karena bukit ini bersebelahan dengan hutan" Pandangannya berkeliling memindai keadaan sekitar.
"Aku tahu...." Sesaat Seokjin menatap wajah serius itu kagum.
Namjoon yang ia kenal saat dirinya mengajar di sekolah dan masih berseragam itu telah berubah menjadi seorang pria dewasa.
Tubuhnya semakin tinggi dengan otot-otot yang tercetak jelas di balik kaos putih berlengan pendek yang biasa ia gunakan saat bertugas.
"Kamu belum pulang sejak tadi?" Seolah tersadar dari bola matanya yang terpaku pada sang pria, Seokjin mengalihkan perhatiannya pada air laut jauh di seberang.