🔞
"Tundukkan kepala kamu, Jin!"
Namjoon harus berteriak, menoleh singkat lalu kembali memacu motornya di bawah deras rintik hujan.
"Namjoon...hati-hati" Kedua lengan yang memeluk pinggangnya pun mengerat.
"Jangan ngebut, Nam!""Maaf kamu jadi kehujanan seperti ini" Sang pria melirik kaca spionnya.
"Kita cari tempat berteduh ya..."
"Aku takut kamu sakit"Sebuah anggukan terasa di punggungnya. Namjoon pun terus memacu motornya.
Tubuh basah kuyup bergetar itu didekapnya erat. Keduanya memasuki kamar hotel yang merupakan satu-satunya tempat mereka berteduh di sepanjang perjalanan dengan hujan yang turun semakin deras.
"Namjoon, ayo cepat mandi....baju kamu basah semua" Seokjin segera mengambil handuk dan menyelimuti bahu sang pria yang kemudian tersenyum.
"Sini...." Namjoon menarik lembut jemari kedinginan itu ke dalam kamar mandi.
"Kalau aku mandi duluan, nanti kamu keburu masuk angin" Dibukanya kancing kemeja sang pria yang hanya membulatkan mata menahan nafasnya.
Handuk besar yang semula bertengger di bahunya pun diraih dan diletakkan pada tubuh polos Seokjin.
Namjoon membuka kaos abu-abunya, melucuti satu persatu kain yang masih menempel di tubuhnya kemudian menyalakan air panas pada keran shower kamar mandi.
"Jangan bengong.....sini!"
Tersentak dari pemandangan di hadapannya, Seokjin lalu menurunkan celananya dan berjalan mendekat.
Punggung tegap berwarna kecoklatan itu terguyur air bersama uap hangat yang mengepul di seluruh ruangan.
Manik hazelnya perlahan bergerak turun dan bahunya berjengit kaget saat Namjoon tiba-tiba berbalik.
"Namj....mmpphhh..." Tak sempat meneguk saliva juga menutupi rasa malunya, bibir terbuka itu telah terbungkam oleh pagutan rakus dari sang pria yang menarik pinggangnya.
Terengah, Namjoon menjilat dan menggigit bibir bawahnya setelah tautan itu dilepas. Memindai tiap inci kulit seputih salju itu dengan mata lapar dan nafas memburu.
"Maaf....ngh..."
Ucapannya terputus seiring Seokjin yang kembali menarik tengkuk sang pria dan melumat bibirnya. Melekatkan tubuhnya hingga Namjoon terdorong dan keduanya berada di bawah kucuran air hangat.
"Hhhh...." Kepalanya terangkat saat Namjoon mengecupi leher jenjangnya. Seokjin memejamkan mata dan mencengkram kedua lengan padat di hadapannya.
"Akh!" Dahinya berkerut dengan kelopak mata semakin erat mengatup merasakan satu tangan sang pria meremas bokong sintalnya.
"Namhh....""Jin....nghhh...." Bisik rendah suara berat itu membuat seluruh rambut di tengkuknya meremang.
Uap panas semakin membutakan pandangan mereka. Terengah, melenguh dan mendesah diantara pagutan rakus.
Berulang kali tubuhnya berjengit saat kejantanan mereka bergesekan di bawah sana, Seokjin mengeratkan cengkramanmya dan mengerang keras ketika tangan besar itu mengurut miliknya pelan.
Bibir terbuka dengan kepala menengadah, Seokjin terengah memeluk bahu sang pria menahan gelenyar di bawah perutnya."Nam...j-jangan di leher...hhh...." Kelopak matanya sontak terbuka dan menjauhkan gigitan kecil sang pria.
Tak menjawab, Namjoon kembali melumat bibir penuh itu dan mengangkat tubuh rampingnya hingga kedua kaki sang pria melingkar di pinggang.