"Congrats to us!"
Jungkook mengangkat kaleng birnya tinggi setelah bersulang dengan kedua sahabatnya.
"Lulus juga akhirnya" Hoseok terkekeh lalu meneguk minumannya.
"Nam, Jimin liatin kamu terus tuh" Jungkook menyikut lengan sang pria yang masih sibuk dengan ponselnya.
Tak menjawab, Namjoon hanya mengangkat kepalanya mencari sosok yang dimaksud kemudian tersenyum mengangguk dan kembali pada benda pipih dalam genggaman tangannya.
"Papa kamu rewel lagi, Nam?" Hoseok mendekat lalu mengintip layar pesan yang tengah dibaca oleh sang pria seraya meneguk birnya.
"Papa masih maksa aku buat kerja di perusahaannya" Namjoon mendengus tersenyum lalu mematikan layar ponsel dan mengantonginya.
"Terus? Enak dong seharusnya" Jungkook meraup camilan yang diletakkan di atas meja lalu melahapnya banyak-banyak.
"Kamu gak harus susah-susah cari kerja kaya kita nanti. Betul gak, Hob?" Jemarinya menyentak lengan Hoseok yang sontak tergelak."Aku mana betah kerja di belakang meja, Kook, Hob..."
"Terus buat apa aku kuliah jurusan seni?" Namjoon menjalin jemari di belakang kepalanya yang bersandar pada punggung kursi."Um.....tadinya sih....buat ngejar Seokjin kan?"
Ucap polos pria bertattoo itu sontak mengundang lirik cepat mata membola milik Jung Hoseok.
Namjoon tergelak dan kembali meneguk birnya hingga habis.
"Nggak juga-lah.....aku suka seni kok""Puisi, lukisan....makanya aku pingin banget kerja di galeri"
"Siapa tahu.....""Bisa ketemu Jin lagi" Tawanya semakin mengeras.
"Loh? Terus Jimin gimana?" Hoseok dan Jungkook saling bertukar pandang.
"Jimin....." Ucapannya terpotong ketika pria mungil itu menepuk bahunya setelah berlari kecil.
"Hey!""Sini.....aku baru dapat voucher gratis game baru edisi terbatas, Nam" Sepasang mata sayu itu berbinar dengan satu tangan melambai mengajak sang pria mengikutinya sembari tersenyum lebar.
"Woah! Guys....sepertinya aku bakal menghabiskan malam ini bermain game di tempat Jimin" Namjoon tersenyum tak kalah lebarnya.
"Main game aja ya....jangan ngapa-ngapain" Hoseok tergelak menatap Jimin yang mencibir menarik lengan kemeja sang pria menjauh.
Dan senyumnya memudar."Aku gak tahu harus senang atau sedih lihat Namjoon sekarang, Kook"
"Ngerti...." Jungkook menyandarkan tubuhnya dan memperhatikan kedua orang yang bergerak menjauh itu saling mendorong dan tertawa-tawa.
"Namjoon masih berharap sama Seokjin, itu yang aku tahu..."
"Udahlah, Hob....""Yang penting besok kita selancaran lagi!" Ia berdiri lalu meregangkan tubuhnya.
Hoseok ikut tertawa dan membereskan bekas-bekas minuman mereka lalu kembali ke asramanya.
Tungkai jenjang itu melangkah lebar menuruni tangga kapal ferinya.
Lantai kayu pelabuhan kecil berderit menyambutnya ramah sama seperti hampir lima tahun lalu saat ia pertama kali menjejakkan kakinya di pulau pribadi tempat ia dan kedua sahabatnya mengisi waktu.
Atau menyembuhkan sesuatu.Perasaannya.
"Kamu gak apa-apa?" Jimin mengusap pelan punggung sang pria yang masih terdiam meremat tali tas ranselnya erat
Seulas senyum terkembang dengan manik gelap yang bergerak menelusur pemandangan sekitar di balik kacamata hitamnya.
"I will be...." Namjoon menoleh pada pria mungil yang menatap khawatir di samping tubuhnya.
"Kita main game aja selama disini, okay!" Ia berusaha menghilangkan rasa rindunya yang meluap-luap seiring langkahnya melaju perlahan.
Jimin mendengus tersenyum. "Apalah artinya kita ke pantai tapi cuma berdiam diri di hotel dan bermain komputer, Nammm?!"
Namjoon tergelak singkat, mengusap tengkuknya dan tertunduk melanjutkan perjalanan mereka.
"Nam! Balap jetski lagi yuk!" Hoseok melambai-lambaikan tangannya di samping Jungkook yang berlari kecil dengan seorang yang telah lama tak dijumpainya.
Kedua lengan terkuak lebar seiring langkahnya. Senyum tipis menyambutnya ramah.
"Hey...""Mingyu..." Namjoon meraih jabat tangan singkat sang pria dan tertawa mengeratkan rangkulannya.
"How are you, man?" Ditepuk-tepuknya lengan sang pria seraya memandangnya lekat."Aku yang harusnya bertanya seperti itu" Mingyu menggeser bola matanya pada sosok kecil yang tersenyum menatapnya dari kejauhan.
"Senang melihatmu tertawa lagi" Kepalan tangannya menonjok pelan dada bidang sang pria.
"Kukira aku gak akan bertemu lagi denganmu""Aku....." Namjoon mengedarkan pandangannya ke sekitar, kemudian mendengus tersenyum menggeleng.
"Aku akan menikmati liburanku selama disini tanpa memikirkan apa-apa" Terpa angin hangat di wajahnya membawa banyak sekali kenangan indah.Saat dimana ia datang dengan gundah dan amarah. Bagaimana suasana sepi dengan hanya suara debur ombak di tepi laut pada malam hari selalu menenangkannya. Dan sahabat-sahabatnya yang selalu ada untuknya.
Walau semuanya harus berakhir dengan kurang baik. Kembali ke tempat yang sama setelah dua setengah tahun berlalu semakin membuatnya rindu.
Perlahan manik gelapnya melirik ke satu tempat.
"Aku ingin berjalan-jalan sebentar"Telapak sepatunya tiba di ujung sebuah bukit kecil di sisi pantai barat. Sapa hangat sosok kesayangan seolah baru saja ia dengar beberapa saat lalu. Tempat dimana mereka kembali bertemu.
Namjoon duduk melipat lalu memeluk kedua lututnya, memandang biru berkilauan jauh di bawah sana. Sebuah harap muncul menemani kerinduannya."Apa kabarmu, Jin?"
Direbahkannya sisi kepala itu di atas kedua lengan yang bertumpu pada lututnya. Diam sejenak menikmati desir angin diantara panasnya matahari.
Kelopak mata yang baru saja terpejam itu berayun terbuka saat suara gesekan rumput dan alas kaki terdengar di belakang punggungnya.
Namjoon menoleh cepat dan sang pria tersenyum memiringkan kepala.
"Turun yuk..."
"Yang lain udah nunggu buat makan siang" Jimin menatapnya iba.Dengus tawa pelan berhembus disela separuh kekecewaannya.
"Apa yang kamu harapkan huh? Bahwa tiba-tiba Jin menemukan kamu disini sama seperti dulu?"
Namjoon berdiri dan menepuk-nepuk celana pendeknya sebelum berjalan menyusul sang pria yang telah berbalik menuruni bukit.
"Tambah lagi, Nam" Jimin meletakkan potongan ayam ke atas piringnya.
Hoseok dan Jungkook bertukar pandang singkat kemudian kembali menyuap makan siang mereka sambil sesekali melirik pada kedua orang yang tengah seru bercerita disela-sela santapannya.
"Tempat yang sama, pemandangan yang berbeda..." Hoseok menggumam pelan setelah menghabiskan makan siangnya.
"Hob....kalau Jimin bisa bikin Namjoon bahagia dan bisa melupakan Seokjin"
"Kita juga harus ikut berbahagia untuk mereka bukan?" Jungkook kemudian mengalihkan perhatiannya dari dua sosok yang kini saling mengambil makanan dari piringnya masing-masing sambil tertawa-tawa.Tak menjawab, Hoseok hanya mendengus tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Aku tahu kamu bukan orang seperti itu, Nam..."